Penulis: Rani Ramdhani Rahim
Instagram: rani.ramdhanii
Username Campaign: huppy.dwr.1661658772941
Tahun ini Indonesia telah memasuki usia kemerdekaan ke-77 tahun yang berarti Indonesia telah merdeka selama 77 tahun, tapi tidak dengan Pendidikan di Indonesia yang masih jauh dari kata merdeka. Di mana kesenjangan Pendidikan masih terlihat jelas. Bahkan pada tahun 2021 Indonesia menduduki posisi ke-54 dari total 78 negara di dunia tentang sistem pendidikan dan untuk bagian Asia Tenggara Indonesia menduduki posisi ke-4 menurut word population review.
Permasalahan pendidikan di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tidak meratanya tingkat pendidikan di Indonesia, tingkat pemerataan guru yang masih rendah, serta akses Pendidikan yang sulit dan lain sebagainya. Tingkat pemerataan pendidikan yang masih rendah disebabkan banyaknya sekolah-sekolah yang masih sulit untuk di jangkau oleh kendaraan umum dan menyebabkan akses guru untuk mengajar menjadi sulit.
Sumber: Okezone Edukasi
Banyak hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam menyelesaikan pendidikan di negara ini mulai dari bantuan biaya pendidikan sampai munculnya program-program kampus mengajar yang dibuat oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Tapi sayangnya program tersebut masih dinilai kurang menyelesaikan semua permasalahan pendidikan saat ini.
Apa yang bisa kita lakukan?
Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di Indonesia bukan hanya menjadi milik pemerintah saja. Banyak kaum muda bangsa ini yang mulai terjun langsung dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan. Seperti para pemuda yang menamai diri mereka sikola cendekia pesisir. Mereka adalah para pemuda dari kepulauan Sulawesi selatan yang berusaha menyelesaikan sedikit permasalahan tingkat Pendidikan yang rendah di daerah pesisir kepulauan makassar dan pangkep. Seperti pada tahun 2019 dimana tingkat keberlanjutan Pendidikan anak-anak di pulau bonetambu sangat rendah dari 20 siswa hanya ada 10 siswa yang melanjutkan pendidikannya di tingkat Sekolah Menegah Atas (SMA), sangat jauh berbeda dari tahun 2020 dimana tingkat keberlanjutan Pendidikan mengalami peningkatan dari 21 siswa 18 diantaranya melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menegah Atas. Adapun 3 siswa yang tidak melanjutkan Pendidikan dikarenakan memilih untuk menikah di usia muda.
Sumber: Minews ID
Berbeda lagi dengan para pemuda yang tetap memilih untuk menyelesaikan persoalan Pendidikan di daerah perkotaan. Di mana tingkat putus sekolah anak-anak di daerah perkotaan juga sangat tinggi. Pada tahun 2021 Badan Pusat Statistik menuliskan bahwa ada 5,29% anak-anak tingkat sekolah menengah pertama tidak melanjutkan pendidikannya. Hal ini menjadi perhatian para pemuda yang tergerak hatinya untuk memberikan dorongan kepada anak-anak untuk melanjutkan Pendidikan mereka. Para pemuda tersebut tidak hanya memberikan dorongan tapi mereka juga berusaha untuk memberikan Pendidikan nonformal untuk anak-anak. Bahkan ada di antara mereka yang membantu anak-anak yang ingin mengambil paket ujian C.
Itu cara mereka untuk membawa perubahan untuk pendidikan Indonesia. Walaupun tidak terlalu terekspos tapi mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik seperti sebuah kalimat yang mengatakan “sebuah akar pohon yang tertanam di bawah tanah dapat membuat pohonnya tetap berdiri walaupun mereka tidak terlihat”. Bukan hanya para pemuda yang hanya bisa mengkritik pemerintah atau mereka yang ingin ikut dalam tren kekinian saat ini.
Kita juga bisa mengikuti jejak baik mereka, dengan melakukan aksi baik untuk pendidikan yang kamu bisa lakukan di sekitar. Dari mulai aktif bersuara membangun pendidikan di Indonesia, mengajar di pelosok, atau sesederhana melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah untuk adik. Itu juga pasti seru, kok! Jadi, apa yang ingin kamu lakukan?
Ingin membantu anak-anak di Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak? Champ tau caranya🤗 Nah, kamu bisa ikutan Challenge bersama Jalin Mimpi. Challenge ini disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik dan nantinya donasi yang terkumpul akan digunakan untuk penyelesaian pembangunan struktur perpustakaan dan pembiayaan operasional serta peralatan kegiatan belajar mengajar di Perpustakaan Jalin Mimpi.