Akhir-akhir ini terdengar pemberitaan yang cukup mengejutkan, yaitu mengenai 414 mahasiswa di Bandung positif mengidap penyakit HIV. Selain itu, terjadi kenaikan penderita HIV di berbagai wilayah. Kenapa bisa begitu?
Sebelum masuk ke penyebab, mari kita lihat data orang dengan penyakit HIV atau biasa disebut ODHA di Indonesia. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2021 terdapat sekitar 543.100 orang. Ada Lima provinsi yang paling banyak memiliki orang dengan HIV, yaitu DKI Jakarta 71.473 orang, Jawa Timur 65.274 orang, Jawa Barat 46.996 orang, Jawa Tengah 39.978 orang, dan Papua 39.419 orang.


Presentasi tertinggi orang yang terkena HIV memiliki rentang umur 25-49 tahun sebanyak 70,7%, umur 20-24 tahun sebanyak 15,7% dan di atas umur 50 tahun sebanyak 7,1%. Populasi terbanyak orang yang mengidap HIV, yaitu laki-laki sebesar 62% sedangkan pada perempuan sebesar 38%.

Data di atas itu baru yang terdeteksi, dikatakan bahwa kemungkinan masih banyak yang belum terdeteksi di luar sana, karena pemahaman penyakit HIV yang masih dianggap tabu bagi sebagian orang. Sehingga kesadaran masyarakat untuk melakukan cek HIV masih rendah.
Penularan HIV sendiri tidaklah mudah dan hanya bisa terjadi jika orang normal kontak fisik dengan ODHA (Orang dengan HIV/A. Kontak fisiknya juga bukan sentuhan kulit ke kulit, melainkan melalui hubungan seks, transfusi darah, penggunaan jarum suntik bersamaan, dan luka atau liur ODHA yang mengenai luka terbuka milik orang normal. Lalu, mengapa di Indonesia bisa memiliki pengidap HIV yang bisa dikatakan lumayan banyak?
Berdasarkan data transmisi penularan yang terjadi, pada heteroseksual sebesar 30%, homoseksual 17,5% dan jarum suntik 4,1%. Berarti penularan terbesar terjadi diakibatkan oleh adanya seks bebas, baik secara heteroseksual maupun homoseksual. Padahal Indonesia termasuk negara yang melarang adanya seks bebas dan sangat tidak wajar. Tetapi, kenyataannya seks bebas banyak dilakukan oleh pemuda pemudi atau bahkan umur setengah baya.
Bahayanya jika hal ini dibiarkan terjadi orang yang sering melakukan seks bebas, bisa tidak menyadari bahwa ia telah terkena HIV dan bahkan dia pun bisa menjadi penyebar HIV karena tidak tahu. Lebih bahaya jika ternyata orang tersebut memiliki pasangan tetap dan berakhir juga menginveksi pasangannya sendiri. Sangat amat merugikan untuk diri sendiri dan orang lain.

Untuk itulah pentingnya menjaga kesetiaan dan tidak melakukan seks bebas. Selain itu juga, harap cek HIV secara berkala, jika memang dirinya sering melakukan gonta ganti pasangan. Tidak usah malu dan berusah menutupi aib sendiri. Karena, jika HIV terlambat dideteksi kerugiannya sangat besar dan berimbas ke mana-mana.
HIV memang belum bisa diobati 100%, namun saat ini bisa dikendalikan dengan obat bernama ARV. Jadi, dengan obat tersebut memungkinkan pengidap HIV untuk hidup normal dan mencegah lanjut ke AIDS.