Hai, Changemakers!
Selamat hari Rabu! Semoga harimu menyenangkan. Balik lagi bareng Champ di Issue Talk.
Kamu pasti udah denger kan, berita Kaesang Pangarep, putra dari Presiden RI kita yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan dengan Erina Gudono. Akun Instagram @kaesangp juga mengunggah beberapa foto pre wedding mereka, salah satu foto yang menuai banyak pro kontra adalah foto menggunakan pakaian adat Papua.
Sumber: Instagram.com
Kritikan yang cukup disorot adalah kritikan dari aktivis Papua dan pejuang HAM, Veronica Koman. Hal ini bisa kita lihat dari akun Twitter @VeronicaKoman yang mengomentari salah satu tweet dari @ArnoldBelau .
Sumber: Twitter.com
Dalam tweet tersebut, Veronica menuding Kaesang nggak paham soal adat Papua, termasuk perihal apropriasi budaya. Eh, emang kenapa dan apa itu apropriasi budaya?
Mengenal apropriasi budaya dan apresiasi budaya
Mungkin banyak di antara kita yang senang menggunakan atribut kebudayaan. Misal datang ke daerah yang baru dikunjungi memakai baju adat setempat, atau pergi ke suatu pesta dengan mengangkat budaya suatu daerah atau negara tertentu.
Dikutip dari Cambridge Dictionary, apropriasi budaya diartikan sebagai perbuatan mengambil atau menggunakan budaya orang lain tanpa memahami atau menghormati budaya tersebut. Tapi, apropriasi budaya seringkali disalahartikan sebagai apresiasi budaya. Nah, untuk membedakan kedua ini, sejarawan George Lipsitz, pernah bilang apresiasi bisa berubah menjadi apropriasi ketika elemen dari budaya kelompok marjinal atau minoritas diambil dengan tujuan dieksploitasi demi keuntungan sosial atau ekonomi, tanpa adanya pemahaman atau rasa hormat terhadap makna dari budayanya itu sendiri.
Artinya kita bisa aja terjebak dalam apropriasi, kalau menggunakan budaya kelompok minoritas tertentu dengan keliru tanpa ada rasa sensitivitas. Dampaknya nggak main-main loh, dengan menyuburkan praktik apropriasi budaya, otomatis kita melanggengkan budaya streotip untuk kelompok tertentu.
Pro kontra netizen foto pre wedding Kaesang - Erina
Tanggapan dari akun @ArnoldBleau yang diretweet oleh @VeronicaKowan menyebut bahwa pakaian yang dipakai Kaesang - Erina adalah Noken khas Wamena, dan menganggap bahwa Kaesang seharusnya menggunakan koteka, bukan kain Sali, bikin geger dunia maya.
Wah, ada pro kontra juga dari netizen jika dilihat dari kolom komentar.
Sumber: Twitter.com
Akun Twitter @aryanegoro sedikit nggak setuju dengan kritik dari Veronica, bahkan dia saja mengatakan, “Ya kali anak presiden pose pake koteka? Doi bukan budayawan. Dan ini bukan ajang formal, dia prewedding dan pribadi.”
Sumber: Twitter.com
@_nauval__ juga kontra dengan Veronica karena dengan seringnya muncul kritikan seperti ini, bikin orang jadi malas buat memberikan apresiasi budaya karena takut dapat kritikan. Padahal niatnya emang mau mengapresiasi budaya, suku, dan ras aja. Salah dikit, bisa dianggap culture appropriate.
Sumber: Twitter.com
Berbeda dengan komentar sebelumnya, akun Twitter @memoirofyours mengganggap bahwa Kaesang melakukan culture appropriation dan harus memperluas pengetahuannya lagi tentang budaya.
Wah, jadi banyak yang pro dan kontra foto pre wedding Kaesang, ya. Bahkan sampai dapat kritik dari aktivis Papua, Veronica Koman. Kalau menurut Changemakers, ini termasuk culture appropriation atau culture appreciation? Komen, di bawah ya!
Oh ya, jangan lupa juga buat aksi baik kamu hari ini dengan ikut Challenge Bersatu untuk Perempuan dan Anak-Anak. Yuk, selesaikan aksinya dan kamu sudah bisa berdonasi sebesar Rp10 ribu. Satu aksimu akan menjadi pesan kolektif dan edukatif untuk menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Indonesia.
Referensi:
https://www.cxomedia.id/art-and-culture/20220302112515-24-173964/apropriasi-budaya-masih-terjadi-apa-yang-harus-kita-pahami
https://makassar.tribunnews.com/2022/12/06/siapa-veronica-koman-aktivis-berani-kritik-foto-preweding-kaesang-erina-pakai-baju-adat-papua