Hai, Changemakers!
Masih inget, nggak? Minggu lalu kita merayakan Hari Pendidikan Internasional. Tahun ini, temanya adalah "Berinvestasi Pada Manusia, Memprioritaskan Pendidikan". Yang berarti kita harus mengupayakan pendidikan yang merata untuk semua orang demi kemajuan bersama dan juga untuk pembangunan yang berkelanjutan. Kira-kira gimana, ya, upaya kita untuk mencapai tujuan tersebut? Eittss… tenang kamu nggak bingung sendiri kok, soalnya hari ini kita bakal ngobrol-ngobrol bareng Kak Aghnia Dima yang biasa dipanggil Kak Aghni seputar pendidikan di Indonesia dan yang bisa kita upayakan untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
Sekilas Tentang Kak Aghni dan Pandangannya Terhadap Pendidikan
Sebelum ke pembahasan, kenalan dulu, yuk, sama Kak Aghni. Kak Aghni adalah seorang founder Indonesia Climate and Health Association dari Jakarta. Dia juga pernah bekerja di UNDP (United Nations Development Programme), loh. Meski bekerja di bidang kesehatan dan lingkungan, kak Aghni aware banget sama isu pendidikan. Dia sering mengadakan sesi mentoring dengan berbagai mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Menurutnya, pendidikan adalah akar solusi dari setiap masalah struktural di Indonesia. Pas banget, ya, dengan tema Hari Pendidikan Internasional tahun ini. Bahwa manusia harus menginvestasikan diri mereka pada pendidikan untuk menggali solusi dari semua permasalahan yang ada.
Foto: instagram @aghniadima
Sebagai seorang pemuda yang peduli dengan pendidikan, Kak Aghni bercita-cita sekolah ilmu Kebijakan Publik di suatu kampus luar negeri untuk belajar lebih dalam tentang contoh kebijakan publik yang baik. Tentunya biar bisa berdedikasi lebih lagi untuk pendidikan di Indonesia. Kita doakan semoga segera tercapai, ya, Changemakers.
Apa, ya, yang Harus Dibenahi dari Pendidikan di Indonesia?
Foto: duniadosen.com
Menurut Kak Aghni, pemerintah perlu menyetarakan kualitas pendidikan di tiap daerah dengan membangun sarana dan prasarana pendidikan yang layak, meningkatkan pemerataan distribusi guru di tiap provinsi, meningkatkan kualitas hidup guru dengan memberikan upah dan sistem kontrak yang layak, diiringi dengan pengembangan kompetensi guru. Seperti yang kita tahu, banyak sekali daerah yang minim akses pendidikan, minim fasilitas ajar, dan minim tenaga pengajar. Salah satu yang menyebabkan minimnya teanga pengajar adalah karena upah yang belum layak. Hal-hal mendasar seperti ini bagi Kak Aghni sangat perlu mendapatkan perhatian.
Foto: www.edupost.id
Selain itu, desentralisasi sistem kurikulum di Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap provinsi juga menjadi satu harapan dari kak Aghni untuk dipertimbangkan oleh Dinas Pendidikan terkait. Terakhir, kak Aghni berharap semoga kualitas pendidikan Indonesia makin meningkat, terutama untuk menyongsong revolusi industri dan persaingan global.
Nah, itu dia obrolan singkat kita bersama Kak Aghni seputar pendidikan. Kamu setuju, nggak, sama Kak Aghni? Kamu juga bisa, loh, membantu pendidikan di Indonesia dengan cara ikutan Challenge Dukung Kampanye #GembiraBangunSekolah agar Sekolah di NTT dapat Dibangun Kembali yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik. Di Challenge ini, kamu berkesempatan membuka donasi sebesar Rp50 ribu yang akan digunakan untuk membantu pembangunan dan rekonstruksi kembali sekolah di NTT yang rusak menjadi sekolah yang lebih layak. Yuk, take action sekarang, karena membantu memajukan pendidikan di Indonesia adalah tanggung jawab kita semua. 💙