Sabtu (11/03) lalu ada berita yang kurang menyenangkan dari Yogyakarta, nih. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan kalau telah terjadi 54 kali awan panas guguran di Gunung Merapi. Angka tersebut adalah akumulasi dari tanggal 11 Maret hingga 12 Maret 2023 dan merupakan erupsi terbesar kedua setelah erupsi yang terjadi pada 2021 silam.
Agus Budi Santoso, kepala BPPTKG, menginformasikan kalau hujan abu melanda sampai ke beberapa daerah di Jawa Tengah termasuk Magelang, Boyolali, Temanggung, Wonosobo, dan Banjarnegara. BPPTKG masih mempertahankan status Siaga atau Level III pada Gunung Merapi yang mengalami erupsi efusif sejak Sabtu (11/3) hingga sore ini.
Eitss, tapi apa, sih, status Siaga atau Level III, tuh? Yuk, kita pahami bareng-bareng!
Level Status Gunung Api
Indonesia menerapkan empat level status gunung api mulai dari normal hingga level awas yang dianggap paling berbahaya. Dilansir dari Kominfo, berikut penjelasan lengkapnya.
Level 1 (Aktif Normal) mengindikasikan kalau berdasarkan pengamatan visual dan instrumental, aktivitas gunung api nggak menunjukkan peningkatan signifikan. Pada level normal ini, nggak terlihat perubahan aktivitas secara visual, seismik, dan kejadian vulkanik pada gunung berapi.
Level 2 (Waspada) menunjukkan peningkatan aktivitas seismik dan munculnya tanda-tanda kejadian vulkanik. Pada level waspada, perubahan visual mulai terlihat di sekitar kawah kayak gangguan magmatik, tektonik, atau hidrotermal. Meskipun diperkirakan nggak akan terjadi erupsi dalam waktu dekat.
Level 3 (Siaga) ditandai peningkatan seismik yang didukung oleh pemantauan vulkanik lainnya, serta terlihat perubahan baik secara visual maupun perubahan aktivitas kawah yang signifikan. Jika peningkatan aktivitas gunung api terus berlanjut, kemungkinan besar akan terjadi erupsi besar dalam waktu kurang dari dua pekan.
Level 4 (Awas) kondisi paling berbahaya yang mengindikasikan kemungkinan terjadinya erupsi atau letusan. Status awas merujuk pada letusan utama yang diikuti dengan letusan awal, semburan abu dan uap, dan diakhiri dengan erupsi besar. Kemungkinan erupsi besar akan terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam.
Terus gimana, kondisi dari erupsi Gunung Merapi kali ini?
Potensi Bahaya
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Bebeng, dan Krasak sejauh maksimal 7 kilometer.
Terus, BPPTKG menyebut aktivitas vulkanik Gunung Merapi hingga saat ini terhitung masih tinggi. Meliputi vulkanik dalam (VTA) 77 kejadian/hari; vulkanik dangkal (VTB) 1 kejadian/hari; multifase (MP) 6 kejadian/hari; dan guguran (RF) 44 kejadian/hari.
Namun, Kepala Badan Geologi Sugeng Mujiyanto menambahkan, saat ini upaya evakuasi belum diperlukan mengingat jarak luncur awan panas guguran yang masih belum melebihi rekomendasi daerah potensi bahaya dari BPPTKG. Duh, stay safe, Changemakers!
Yuk, saatnya peduli lingkungan dengan ikutan Challenge Kasih Putih Untuk Bumi oleh futurest2023 yang mengajak kalian memulai kebiasaan sederhana berupa aktivitas sehari-hari yang dapat mengurangi polusi CO2 dan pelepasan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer bumi. Keempat aksi yang kamu lakukan akan membuka donasi sebesar Rp20 ribu yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi tersebut selanjutnya akan digunakan dalam melanjutkan misi untuk bumi di Future Energy Summit 2023. Yuk, perubahan dimulai dari kamu!