Halo, Changemakers!
Wah, nggak terasa bulan Maret udah berlalu aja, nih. Itu tandanya, kamu udah satu bulan jadi bagian dari ABWA Cycle 3.0! Gimana nih, pendapat kamu tentang kelas-kelas di ABWA selama sebulan, ini? Pasti bermanfaat banget, kan? Semoga students ABWA bisa jadi mendapatkan hal-hal positifnya dan ikut andil buat menciptakan dunia yang lebih baik lagi!
Nah, di bulan Maret ini, kamu udah ngikutin sesi-sesi yang keren nan kece! Mulai dari tatap muka daring 1 dengan topik “Framework Design Thinking Class”, tatap muka daring 2 dengan topik “Intro Agile vs Waterfall” sampai tatap muka daring 3 dengan topik “Identifikasi Akar Masalah dan Tujuan Kampanye Sosial” Wih, pasti ilmunya udah mendarah daging banget, dong, ya? Nah, kali ini, Champ bakal nge-recap sesi pembelajaran yang sudah diikuti oleh para students ABWA mulai dari sesi 1 sampai 3.
Kira-kira ngapain aja, sih, di sesi ini? Masih inget, nggak? Yuk, Champ ingetin ada kelas apa aja!
Kelas Tatap Muka Daring 1
Di kelas yang pertama ini, ada topik-topik yang kayaknya relate banget sama kehidupan kita, soalnya berhubungan langsung dengan digital dan sosial, yaitu “Into Framework Design Thinking”. Bersama kak Febri yang bawain materi “Design Thinking” ini, kita belajar tentang design thinking mulai dari definisi sampai case study-nya.
Masih ada yang inget nggak, apa definisi design thinking? Nah, menurut Tim Brown IDEO, design thinking adalah suatu inovasi yang berhubungan dengan human atau manusia. Jadi, kita bisa membuat solusi ke user sekaligus bisnis kita sendiri.
Design Thinking ini punya 4 prinsip yang harus terpenuhi nih, ada human atau manusia, re-design, ambiguity, dan tangibility. Selain prinsip, ternyata design thinking ini juga punya pilar inovasi yang nggak kalah penting, kayak desirability, feasibility, dan viability.
Udah belajar tentang pilarnya, sekarang kamu tau nggak benefit dari design thinking itu apa?
Nah, kalau dari materi kak Febri nih, ada 6 keuntungan dari design thinking, yaitu
Create Better Customer Experience
Reduce Inefficiency
Deepend and Widen Customer Relationship
Design News Business Model
Improve Customer Retention
Increase Value Society
Tatap Muka Daring 2
Selain belajar sama kak Febri di kelas Design Thinking, bulan Maret ini, teman-teman juga belajar tentang “Intro Agile vs Waterfal” bersama Pak Roger Setiady.
Nah, di kelas kedua ini, teman-teman dapet materi tentang pros dan cons-nya The Agile dan The Waterfall. Hayo masih ada yang inget dua istilah ini nggak?
Champ jelasin ulas, ya! Jadi, dalam membangun dua produk digital, ada dua metode populer, yaitu agile dan waterfall. Agile ini adalah sebuah metode yang sifatnya bisa fleksibel karena bisa mengikuti perkembangan dalam membuat sebuah produk digital. Beda lagi sama metode waterfall ini lebih searah atau linear.
Biasanya metode agile ini, sering digunakan dalam membuat aplikasi dan lagi populer juga nih, baru-baru ini, sehingga banyak digunakan oleh beberapa start up. Nah, setiap metode kan punya pro dan kontranya, dong.
Nah, dari materi Pak Roger, metode agile ini punya pro atau kelebihan salah satunya punya deadline yang lebih sedikit, bisa satu minggu atau dua minggu. Kontranya bisa ada effort atau pekerjaan yang bisa aja nggak terpakai.
Beda lagi sama metode waterfall yang punya deadline yang lebih banyak, tapi punya rencana yang lebih konkrit dan lebih jelas nih. Biasanya sih, prosesnya ini linear, jadi nggak bisa tuh udah di tengah jalan mau dirombak lagi. Makanya, metode waterfall ini punya satu kekurangan, yaitu bisa sangat lama.
Terus lebih baik agile apa waterfall, ya?
Yang pasti sih, kita harus tetap bijak mau pakai agile atau waterfall, melihat lagi ada peraturan yang ketat nggak nih, kalau semisal kita pakai metode ini. Jangan lupa perhatiin budget yang kita pakai juga, ya.
Tatap Muka Daring 3
Belajar metode agile dan waterfall sama pak Roger udah, nah sekarang kita beranjak ke kelas “Identifikasi Akar Masalah dan Tujuan Kampanye Sosial” yang dibawakan oleh kak R. Nasrullah Nur Nugroho.
Nah, sesuai sama namanya, di kelas ini kamu belajar tentang perencanaan kampanye sosial. Sebelum sampai di sana, penting buat identifikasi permasalahan sosial yang tujuannya biar kita bisa memahami target, tujuan kampanye, kebutuhan, dan permasalahan.
Tentunya, kita juga harus tau tentang proses-prosesnya dong, mulai dari observasi sampai tree analysis. Kalau udah tau kita bisa lebih paham soal bagaimana urgensi permasalahan sosial tersebut di masyarakat dan bagaimana cara agar masalah sosial tersebut dapat diatasi.
Kita perlu melakukan need assessment dan tree analysis sejak awal. Karena, need assessment ini akan memenuhi kebutuhan informasi target kampanye dan tujuan kampanye, beda lagi sama tree analysis yang bakal jawab akar masalah utama. Jadi, dua hal ini saling melengkapi biar bisa dapet step Empathy & Understanding yang tepat.
Hasil dari need assessment dan tree analysis bisa membangkitkan rasa empat. Jadi, Organisasi bisa tau tentang misi sosial apa yang akan diangkat dan dibawakan serta dijadikan kampanye sosial sebagai bentuk solusi masalah sosial dari target kampanye yang sudah ditentukan.
FYI, kampanye sosial ini adalah sebuah aksi yang terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu. Yups, jadi ada tujuan-tujuan lain nih di balik diadakannya kampanye sosial, antara lain:
Menyelesaikan permasalahan baik sosial maupun ruang lingkup lainnya
Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang permasalahan yang mungkin tidak semua tahu “harus bertindak apa”
Menggalang dana sebagai bentuk bantuan
Sebagai branding terhadap suatu organisasi atau komunitas
Bentuk kegiatan untuk menggaet masa terlibat aktif sebagai relawan
Itu dia recap kelas-kelas di ABWA selama bulan Maret kemarin. Gimana pendapatmu tentang program ABWA ini? Tulis di kolom komentar, ya! Sampai ketemu Champ di program ABWA berikutnya!