Halo, Changemakers!
Buat kamu pecinta kuliner, pasti udah nggak asing sama ayam goreng legendaris yang satu ini, apalagi cabangnya banyak tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Mulai dari Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Bali, hingga Surabaya.
Meski sekilas terlihat sama, nggak banyak yang tahu nih, kalau ternyata Ayam Goreng Ny. Suharti dan Ayam Goreng Suharti merupakan hasil dari pecah kongsi akibat konflik masa lalu yang menyebabkan keduanya berdiri secara independen, dan memiliki ciri khas berupa logo yang berbeda.
Fenomena ini sempat menjadi trending topic di Twitter, diawali dengan tweet salah satu akun centang biru yang membahas sejarah hingga penyebab pecah kongsi brand ayam goreng lokal legendaris ini. Tweet itu kemudian ramai direspon oleh netizen hingga mendapatkan jutaan viewers dan puluhan ribu like selama beberapa hari.
Berikut sejarah singkatnya:
Bisnis Ayam Goreng Cukup Menjanjikan Kala Itu
Usaha ini berawal pada tahun 1962, ketika Nyonya Suharti dan suami yang kala itu melihat potensi bisnis ayam goreng yang cukup menjanjikan di Yogyakarta, inspirasi ini didapat melalui saudara Nyonya Suharti yang telah lebih dulu memulai usahanya yang bernama ‘Ayam Goreng Mbok Berek’.
Selama 10 tahun pertama, Nyonya Suharti dan suami mengikuti jejak saudara mereka dengan menggunakan nama ‘Ayam Goreng Mbok Berek’. Ketika mereka merasa sudah mampu menguasai seluk beluk perbisnisan ayam goreng ini, barulah mereka memberanikan diri untuk berganti nama menjadi ‘Ayam Goreng Ny. Suharti’.
Laku Keras hingga Berhasil Membuka Beberapa Cabang
Kombinasi antara kerja keras dan resep khas yang lezat membuat Ayam Goreng Ny. Suharti mengalami perkembangan yang pesat, hingga dapat membuka cabang di berbagai kota besar di Indonesia.
Meski telah mencapai kesuksesan yang besar selama puluhan tahun, bisnis ini pun tak luput dari pertikaian akibat konflik internal di dalamnya yang berakibat terjadinya pecah kongsi.
Awal Mula Pecah Kongsi
Nyonya Suharti dan suami terbukti sukses saat menjalankan usaha bersama, namun nggak dalam hubungan pernikahannya. Ternyata pada tahun 1990, suaminya berselingkuh yang kemudian menjadi penyebab retaknya rumah tangga mereka.
Nggak berhenti sampai di situ aja, selain selingkuh, sang suami juga mengakuisisi semua lini bisnis yang sudah dibangun bersama Nyonya Suharti selama ini.
Bangkitnya Nyonya Suharti
Untungnya nih, saat pernikahannya masih baik-baik saja, Nyonya Suharti ikut aktif berpartisipasi dalam mengelola usaha yang dibangun bersama suami. Maka nggak heran, kalau beliau juga paham betul bagaimana cara menjalankan bisnis dengan benar.
Sehingga setahun kemudian, Nyonya Suharti mampu bangkit dan membuka bisnis sendiri. Ia paham betul bahwa nama ‘Ayam Goreng Ny. Suharti’ sudah melekat di hati masyarakat.
Oleh sebab itu ia hanya melakukan sedikit perubahan nama menjadi ‘Ayam Goreng Suharti’ dan menggunakan foto dirinya supaya nggak bisa ditiru sama brand lain.
Tanggapan Netizen
Tampaknya kerja keras Nyonya Suharti membangun kembali bisnisnya sendiri berbuah manis, sebab sebagian netizen mengaku lebih menyukasi cita rasa Ayam Goreng Suharti yang dituangkan melalui tweet dan hasil vote ini.
Selain itu, ada juga netizen yang mendukung Nyonya Suharti karena salut akan keberaniannya untuk bangkit dan membangun bisnis kembali dan berhasil mengembangkannya hingga berjaya selama puluhan tahun.
Hmmm, kalau tanggapan kamu gimana, Changemakers? Mana ayam goreng favoritmu?
Nyonya Suharti bisa jadi entrepreneur panutan perempuan Indonesia. Kesuksesannya tentu karena sejak awal ia turut aktif berkontribusi dalam pelaksanaan usahanya meski kala itu ia membangun bersama sang suami.
Tentunya kisah ini menginspirasi kita semua untuk mendukung para entrepreneur perempuan Indonesia untuk terus maju dan mengembangkan usahanya. Nah, untuk mendukung gerakan ini, kamu bisa mulai dari ikut dan selesaikan Challenge Bangun ekonomi Indonesia tangguh bersama #EcoEntreprenHer! Oleh Pratisara Bumi Foundation. Melalui aksi ini, kamu bisa buka donasi sebesar Rp25.000 yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi yang berhasil terkumpul nantinya akan disalurkan kepada 11 wirausahawan perempuan lestari di daerah dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur. Yuk, turut berpartisipasi memberdayakan perempuan Indonesia!
Location
