Hi, Changemakers!
Selamat Hari Laut Sedunia!
Ngomong-ngomong soal hari laut, nih…kamu sering nggak sih, denger berita tentang berbagai fasilitas tempat wisata bahari yang kotor dan mengalami kerusakan pasca libur panjang? Sampah berserakan, kumpulan terumbu karang yang rusak bahkan rumah-rumah penduduk lokal juga terkena dampaknya.
Apalagi habis pandemi COVID-19, jumlah wisatawan langsung membludak setelah dua tahun karantina. Iya sih, wisatawan mendatangkan rezeki bagi negara maupun penduduk lokal, tapi kalau nggak diimbangi dengan pengetahuan untuk menjaga lingkungan tempat wisata, bakal banyak tempat wisata khususnya pantai atau laut yang jadi tercemar karena tangan-tangan wisatawan yang nggak bertanggung jawab. Nah, daripada galau sendiri, yuk, sama-sama kita cari tahu seputar responsible tourism di bawah ini.
Apa itu responsible tourism
(Sumber: iNews)
Responsible tourism atau pariwisata bertanggung jawab didefinisikan sebagai semua bentuk pariwisata yang menghormati lingkungan alami, bangunan, budaya tuan rumah dan kepentingan semua pihak yang terkait. Semua pihak mulai dari wisatawan, warga lokal, dan pihak swasta harus bekerja sama untuk mewujudkan pariwisata yang bertanggung jawab dan aman bagi lingkungan. “Gimana, sih Champ caranya?” Cuss langsung baca aja dibawah
Responsible diving
(Sumber: The Jakarta Post)
Salah satu contoh pariwisata bertanggung jawab adalah responsible diving alias penyelaman bertanggung jawab. Wisatawan nakal sering kali memetik terumbu karang untuk dijadikan cindera mata. Nggak cuma mengambil terumbu karang, hal lainnya yang menimbulkan kerusakan besar pada terumbu karang yakni ketika wisatawan kurang menguasai teknik menyelam sehingga menyenggol dan merusak terumbu karang secara nggak sengaja. Ada satu hal lainnya, nih yang nggak disadari oleh kebanyakan orang. Ternyata sunscreen dan beberapa skincare dengan kandungan oxybenzone juga bisa menimbulkan kerusakan pada terumbu karang muda. Jadi pastikan nggak ada kandungan oxybenzone di dalam skincare atau sunscreen-mu.
Komunitas lokal
(Sumber: Grid Kids)
Seperti yang sudah disebutkan diatas, warga lokal juga memiliki tanggung jawab agar responsible tourism bisa terwujud. Salah satunya warga lokal harus teredukasi dengan cara penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan pengolahan limbah rumah tangga yang benar agar nggak merusak berbagai biota laut yang ada di lingkungan sekitar.
Pihak swasta
(Sumber: IDN Times)
Sebagai pihak yang mengadakan sarana dan prasarana untuk wisatawan, pihak swasta juga memiliki peran besar dalam menjaga kelestarian laut. Menyediakan resort dengan bangunan ramah lingkungan, menggunakan bahan baku lokal dan nggak membuat fondasi dengan beton yang berpotensi menimbulkan kerusakan jangka panjang.
Ya, intinya sebagai turis kamu harus turut serta dalam menjaga lingkungan dan menghormati penduduk lokal. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung!
Kalau kamu mau jalan ke pantai mana, nih? Komen dong, di bawah!
Referensi:
https://www.kompasiana.com/amala45918/5be67a81c112fe58681b28da/ecotourism-untuk-surga-bawah-laut-raja-ampat?page=2
https://www.papuaparadise.com/news/why-sustainable-tourism-is-so-important-in-raja-ampat/
https://rajaampatbiodiversity.com/snorkel-experiences