Hai, Changemakers!
Kalau dipikir-pikir…Rasanya tantangan yang dihadapi Gen Z masa kini nggak ada habisnya, salah satunya yaitu tantangan finansial yang unik dan nggak boleh kita abaikan, yaitu adanya sindrom FOMO (Fear of Missing Out) dan YOLO (You Only Live Once) yang katanya bikin Gen Z susah nabung akibat ngerasa ‘hidup ini cuman sekali’ jadi lebih memilih foya-foya. Eh, emang iya?
Penasaran apa yang sebenarnya di balik sindrom-sindrom ini, dan bagaimana opini Gen Z? Cuss… Simak artikel ini sampai habis, ya!
Penyebab Gen Z Susah Nabung
Nggak bisa dipungkiri bahwa Gen Z saat ini dihadapkan dengan tekanan untuk mengikuti semua tren, mulai dari konser artis ternama, film aktor/aktris favorit, budaya nongkrong, dan beragam aktivitas terbaru lainnya yang membuat mereka merasa cemas jika nggak ikut serta.
“Sejujurnya salah satu weakness aku adalah menabung. Alasannya sederhana saja sih kak, mungkin karena adanya sikap impulsive buying dalam diri aku sendiri, di mana terkadang aku membeli sesuatu bukan karena kebutuhan, tapi karena keinginan sesaat saja,” Kata Aulia
Tapi, nggak semua Gen Z susah nabung, ada juga yang merasa nabung bukanlah hal yang sulit.
“Nggak sih, aku cenderung gampang nabung dari kecil karena emang nggak suka jajan atau jalan-jalan (emang mageran jg kali ya haha),” Kata Jantika
Emang Salah Ya, Menikmati Momen Saat Ini?
YOLO memberi dorongan untuk hidup tanpa penyesalan. Meskipun pada dasarnya memiliki pesan positif tentang menjalani hidup dengan berani dan intens, Gen Z terkadang mengartikannya sebagai hak untuk menghabiskan uang secara nggak bijaksana, karena hidup hanya sekali.
“Aslinya aku sering menabung tapi di lain sisiaku punya kebiasaan impulsif untuk membeli sesuatu yang ngga dibutuhin. Jadi ketika ada sesuatu yang dibutuhin malah nggak kebeli, tapi mulai beberapa bulan kemarin aku mulai naruh di sesuatu yang ngga bisa aku ambil seenaknya (tabungan berjangka, dsb).” Kata Reyhan
Tindakan impulsif dan pembelian barang-barang mewah mungkin terlihat menggoda, tetapi dampaknya dapat menghancurkan kondisi finansial jangka panjang.
“Aku setuju dengan konsep “nikmati hidup sekarang soalnya hidup cuma sekali”. Tetapi, pernyataan tersebut tidak boleh disalahartikan. Menikmati hidup berarti kita melakukan sesuatu yang bisa meningkatkan kesejahteraan kita sebagai manusia, bukan justru membuat kita sengsara di kemudian hari.” Kata Aulia
Dampak pada Finansial Gen Z
FOMO dan YOLO ternyata berdampak signifikan pada stabilitas finansial Gen Z. Perilaku konsumtif dan tindakan impulsif merugikan tabungan mereka. Perasaan "harus memiliki" dan pengeluaran yang nggak terencana merugikan kemampuan mereka untuk menabung dan berinvestasi untuk masa depan. Keinginan untuk menonjolkan gaya hidup di media sosial juga mengarah pada tekanan finansial tambahan.
Strategi Mengatasi Tantangan Finansial Gen Z
Pertama, sadari pengaruh FOMO dan YOLO pada keputusan keuangan. Gen Z perlu memahami bahwa tekanan sosial dan tren terikini yang rasanya selalu ingin untuk diikuti dapat merusak tujuan keuangan jangka panjang.
Kedua, mengembangkan disiplin finansial penting. Membuat anggaran yang realistis dan mematuhi rencana tabungan membantu menahan godaan belanja impulsif. Menilai kembali prioritas dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap pembelian, siapa tahu bisamembantu membatasi efek FOMO dan YOLO.
Ketiga, tingkatkan literasi finansial. Dari memahami pentingnya finansial dari sekarang, kita jadi lebih bisa menakar mana yang kebutuhan dan keinginan, nih. Nggak perlu belajar langsung banyak, kok, pelan-pelan aja, sampai akhirnya kamu mengerti finansial seperti apa yang kamu butuhkan untuk sekarang juga masa depan.
Nah, di atas merupakan gambaran lengkap mulai dari streortype susah menabung yang melekat pada diri Gen Z, opini Gen Z, sampai cara mengatasinya. Pas banget, nih, Champ juga punya rekomendasi cara menghilangkan sifat konsumtif dengan ikutan Challenge Hempas Perilaku Konsumtif Gengsi Semata dengan Literasi Finansial #BijakKelolaUang oleh Smart Money Teen.
Dengan menyelesaikan Challenge ini kamu sudah membuka donasi Rp15 ribu yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik dan Kampus Merdeka. Donasi yang terkumpul akan diberikan kepada UMKM yang membutuhkan dari list yang disediakan oleh pihak Organisasi ‘Human Initiative’ untuk proses pemberian donasinya.
Yuk, jadi Gen Z yang melek literasi finansial! 💙