Hai, Changemakers!
Kita semua pasti udah tau kalo Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman, termasuk dalam hal agama dan keyakinan yang dianut para warganya. Sayangnya, fenomena perbedaan agama di negara kita masih sering diwarnai oleh isu intoleransi yang nggak hanya ditemui di dunia nyata, melainkan juga dunia maya. Padahal, memeluk kepercayaan tertentu udah seharusnya menjadi hak setiap manusia.
Melihat isu tersebut, ‘Creator Space: This Youth Can’ edisi Bandung Raya hadir sebagai solusi dengan menjadi wadah untuk belajar dan berdiskusi mengenai isu toleransi dan KBB (Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan). Tim Campaign #ForABetterWorld diwakili oleh Kak Anindhita dan Kak Nabila Aulia hadir membawakan dua materi, yaitu “Memitigasi Risiko dalam Isu KBB” dan “Berpikir Kritis dalam Merespon Pesan Intoleran di Media Sosial”. Mau intip lebih lanjut keseruannya? Yuk, simak artikel ini sampai tuntas!
Partisipan dari Beragam Latar Belakang
Pada acara ‘Creator Space: This Youth Can’ yang digelar di Bandung untuk khayalak umum, kebanyakan peserta merupakan pemeluk agama Islam. Meski begitu, mereka datang dari berbagai latar belakang, mulai dari food blogger, musisi, penyuka anime dan budaya Jepang, dan sebagainya.
Mitigasi Risiko dalam Isu KBB bagi Content Creator Media Sosial
Content creator yang berkecimpung di isu sensitif seperti Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan rentan banget buat menerima harassment atau hate speech di media sosial. Makanya, buat mengurangi risiko terjadinya hal tersebut, mitigasi risiko penting banget buat dilakukan. Emang apa, sih artinya? Nah, mitigasi risiko sendiri adalah suatu proses evaluasi, identifikasi, dan pengurangan risiko yang bisa mempengaruhi kesuksesan suatu proyek atau organisasi.
Di samping menaikkan efisiensi dan produktivitas serta menarik mitra atau klien, mitigasi risiko bermanfaat banget buat mengurangi risiko hukum, melindungi reputasi, menjaga keamanan data, serta mencegah risiko konflik dan kontroversi para creators.
Terus, apa aja sih, yang harus dilakukan kalau kita menerima harassment atau hate speech di internet? Pertama, tetap tenang dan jangan bereaksi secara emosional. Lalu, kamu bisa menghapus komentar atau memblokir akun penyebar ujaran kebencian tersebut. Pokoknya, jangan beri toleransi buat hate speech di platform kamu!
Kalau dirasa komentarnya udah menyalahi aturan, kamu bisa memanfaatkan fitur di platform media sosial seperti tombol report, melaporkannya ke pihak berwajib, serta mencari dukungan ke komunitas sejawat. Terus, jangan lupa buat selalu menjadi teladan dengan membalas komentar buruk secara profesional jika perlu dan tetap menghasilkan konten yang positif.
Berpikir Kritis dalam Menghadapi Ujaran Intoleransi
Apa sih, critical thinking itu? Singkatnya, critical thinking atau berpikir kritis merupakan kemampuan buat secara objektif menganalisis, mengevaluasi, serta memahami informasi dan situasi secara mendalam. Hal ini bisa diperoleh melalui serangkaian proses, yaitu: melakukan identifikasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, mengembangkan kesimpulan atau pendapat, serta mengkomunikasikan temuan dan pendapat.
Dua Model Cara Berpikir
Ngomongin cara berpikir, ada dua model berpikir yang harus kamu tahu: berpikir linear dan lateral. Dalam berpikir linear, kamu fokus terhadap apa yang tampak dan kemungkinan yang terbatas, sementara dalam berpikir lateral, kamu berfokus pada gambaran besar dan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Dalam menanggapi suatu isu KBB, kamu bisa menggabungkannya dengan konsep manifest (hal yang diharapkan untuk terjadi) dan latent (hal yang nggak diharapkan untuk terjadi).
Emangnya kenapa sih, kita harus menguasai hal ini sebagai creator? Nah, pastinya kamu mau dong, menghasilkan konten berkualitas dan berkesempatan buat kerjasama dengan pihak lain. Kedua hal itu bisa kamu peroleh dengan menguasai cara berpikir kritis, Changemakers! Selain itu, dengan critical thinking, kamu juga bisa menjadi konten kreator yang open minded dan punya kemampuan mumpuni dalam mengkomunikasikan ide secara sistematis dan informatif.
Jadi, itu dia insight dan keseruan sesi ‘Creator Space: This Youth Can’ edisi Bandung Raya yang digelar pada 22 sampai 24 Agustus kemarin, Changemakers! Gimana, ada dari kamu yang ikutan nggak? Kalo iya, boleh banget nih, share pendapatmu lewat kolom komentar di bawah!