Hai, Changemakers!
Seperti yang kita tahu, kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan. Bahkan, kanker juga menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian terbesar di dunia setelah penyakit jantung koroner. Berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2022, angka penderita kanker di Indonesia sendiri mencapai sebesar 136 per 100.000 orang. Di samping belum ditemukan obat yang terbukti ampuh menghilangkan penyakit ini, banyak masyarakat masih abai dengan berbagai faktor yang mampu meningkatkan risiko kanker, salah satunya gaya hidup nggak sehat.
Makanya, di kesempatan ngobrol-ngobrol bareng Kak Dita dari Anticancer Research Community kali ini, Champ mau ngasih tau kalian betapa pentingnya gaya hidup sehat dalam mencegah risiko kanker. Yuk, simak obrolan kita sampai tuntas!
Q: Halo, teman-teman Anticancer Research Community! Seneng banget nih, bisa ngobrol-ngobrol bareng kalian. Boleh perkenalkan diri dan ceritakan kesibukan akhir-akhir ini?
Kak Dita: Terima kasih untuk kesempatannya! Pertama, aku ucapkan terima kasih kepada tim Campaign yang sudah memberikan kesempatan ke Anticancer Research Community untuk mendapatkan pendanaan ini. Hai, aku Dita, salah satu researcher di Anticancer Research Community Universitas Muhammadiyah Yogyakarta! Untuk kesibukan, kami selalu melakukan research di setiap periode. Saat ini, kami masih dalam proses menyusun proposal dan juga menyusun persiapan untuk penelitian yang nantinya akan menjadi output dari pendanaan tim Campaign bersama sponsor Sukhavita.
Q: Dalam kampanye anti kanker ini, kalian mengangkat isu pentingnya gaya hidup sehat. Menurut kalian, seberapa berpengaruh sih, kualitas gaya hidup terhadap risiko terkena kanker?
Kak Dita: Yup! Pada kampanye kali ini, bersama tim Campaign dan Sukhavita, kami mengangkat tema pola gaya hidup sehat dan bugar untuk mencegah kanker sejak dini. Seberapa besar sih, pengaruhnya? Seperti yang kita tau, pola gaya hidup sehat selalu menjadi salah satu kunci, nggak hanya untuk mencegah kanker aja, melainkan juga berbagai penyakit lainnya seperti penyakit degeneratif. Karena, dengan kita melakukan gaya hidup sehat seperti melakukan aktivitas fisik, berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, nggak merokok, nggak minum alkohol, itu dapat berpengaruh signifikan dalam menurunkan risiko kita terkena kanker.
Lewat gaya hidup sehat, kita membatasi makan dengan nggak mengonsumsi junk food secara berlebihan sehingga bisa menjaga berat badan tubuh yang sangat berpengaruh terhadap risiko obesitas, diabetes, dan juga kanker. Kegiatan kurang sehat seperti merokok dan enggan beraktivitas fisik juga bisa meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru, kanker payudara, dan sebagainya. Jadi, kenapa sih, kita mengangkat tema gaya hidup sehat? Soalnya, itu jadi salah satu kunci utama yang secara signifikan dapat mencegah dan menurunkan risiko kanker.
Q: Bagaimana cara meningkatkan awareness masyarakat umum mengenai pentingnya gaya hidup sehat untuk mencegah ancaman kanker?
Kak Dita: Sebagai generasi muda yang hidup di era digital, tentu kita memanfaatkan kecanggihan teknologi. Kita bisa melakukan kegiatan sosialisasi atau pengenalan secara masif menggunakan media sosial di berbagai platform, seperti di Instagram, blog, Tik Tok, dan WhatsApp Group. Kita bisa meningkatkan awareness masyarakat melalui konten-konten terkait pentingnya upaya menjaga kesehatan tubuh melalui gerakan masif di sosial media. Itu yang paling mudah dan bisa dilakukan dengan jangkauan yang lebih luas. Selain itu, kita sebagai mahasiswa juga bisa melakukan pemberdayaan masyarakat dengan sosialisasi secara offline. Kita turun ke masyarakat dan melakukan penyuluhan terkait HBS, pentingnya menjaga pola makan, dan sebagainya. Jadi, kita bisa memanfaatkan metode daring dan luring.
Q: Sekarang Anticancer Research Community dan Campaign sedang berkolaborasi dalam kampanye #WellnessForAll. Apa yang akan kalian lakukan supaya kampanye ini berkelanjutan?
Kak Dita: Terkait kampanye #WellnessForAll, sedari awal kami memang fokus melakukan riset pencegahan kanker dengan menggunakan bahan alami alias back to nature. Jadi, selain kampanye gaya hidup sehat dan pola makan, mengonsumsi obat herbal juga jadi poin penting visi misi kita di Anticancer Research Community.
Nah, untuk kelanjutannya, gimana sih, biar kampanye ini bisa berkelanjutan? Jadi, kampanye kita ini ada periodenya, di mana ada periode dua bulan bagi kita untuk melakukan kampanye. Kemarin, kami udah berupaya melakukan sosialisasi dan branding melalui media sosial mengenai kolaborasi campaign ini. Lalu, kita udah diinfokan kalau kita mendapat kesempatan buat memperpanjang masa kampanye. Kalau memang benar, kita akan lebih mengoptimalkan branding di sosial media agar mampu menjangkau masyarakat seluruh masyarakat secara global untuk mengikuti kampanye ini sehingga bisa diikuti dan didukung seluruh masyarakat.
Q: Rencananya, donasi yang terkumpul akan dipakai buat penelitian antikanker. Penelitian seperti apa yang hendak dilakukan?
Kak Dita: Visi misi Anticancer Research Community memang berbasis penelitian. Jadi, nantinya pendanaan donasi akan kami gunakan untuk penelitian. Dalam kolaborasi ini, kami akan melakukan riset mengenai obat kemoterapi atau obat antikanker untuk penyakit kanker payudara. Nah, obat ini kami buat dengan memanfaatkan tanaman herbal yang banyak tumbuh di Indonesia sebagai negara tropis, salah satunya adalah tanaman cakar ayam. Rencananya, kami akan melakukan sosialisasi mengenai tanaman ini di Instagram terkait manfaatnya sebagai obat antikanker atau agen kemopreventif dan membantu pengobatan kemoterapi. Kami juga melakukan pengujian efektivitas tanaman tersebut terhadap sel kanker payudara. Nah, hasil penelitian ini yang nantinya akan dipublikasikan dan menjadi output. Publikasi ini akan menjadi literatur bagi masyarakat luas agar mereka tau kalau bahan alam bisa dipakai untuk mencegah kanker payudara.
Selain penelitian tanaman cakar ayam, kita juga melakukan inovasi dengan memanfaatkan teknologi nano. Jadi, tanaman ini akan kita buat menjadi obat dalam bentuk nano, dan rencananya kita akan melakukan nanosuspensi dan nanoemulsi sehingga obat ini lebih efektif dikonsumsi masyarakat dan sampai ke target yang dituju.
Q: Menurut kalian, ‘Dunia yang Lebih Baik’ itu seperti apa?
Kak Dita: Menurut kami, Dunia Lebih Baik adalah dimulai dari diri kita sendiri. Apalagi kita sebagai anak muda merupakan agent of change alias kunci perubahan lebih baik. Sebagai agent of change, kita bisa melakukan perubahan, salah satunya di bidang kesehatan dengan menjalankan pola hidup sehat. Nah, hal ini udah menjadi kunci untuk perubahan dunia yang lebih baik. Jadi, kuncinya ada pada diri kita sendiri.
Q: Pesan-pesan untuk Changemakers di luar sana?
Kak Dita: Pesan dari kami, ayo Changemakers di Indonesia, kita lebih aware dan peduli terhadap kondisi di sekitar kita! Dengan begitu, kita bisa melakukan partisipasi atau upaya untuk mendukung apa yang kita lakukan, yaitu mencegah kanker sejak dini. Jadi, yuk rapatkan barisan! Kita lakukan gaya hidup sehat, ikuti Challenge #WellnessForAll - Cegah Kanker Sejak Dini untuk Hidup Sehat dan Bugar Nanti di aplikasi Campaign #ForABetterWorld. Kita sama-sama menyebarluaskan pentingnya pola gaya hidup sehat untuk mencegah berbagai penyakit, terutama kanker. Jadi, ayo saling support dengan cara mengikuti aksi kita!
Keren banget ya, ngobrol-ngobrol kita kali ini bareng tim Anticancer Research Community. Nah, tanpa perlu nunggu lama lagi, yuk langsung aja ambil aksimu di Challenge #WellnessForAll - Cegah Kanker Sejak Dini untuk Hidup Sehat dan Bugar Nanti! Selain mengajak masyarakat luas untuk menerapkan gaya hidup sehat, kamu juga bisa membuka donasi sebesar Rp20 ribu hanya dengan menjalankan tiga aksi! Ditunggu aksimu, ya!