#ForABetterWorldID

Ikut Champ Kepoin Insight Student ABWA 3.0 Satu Ini Tentang Bijak Bermedia Sosial, Yuk!

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers!

Dalam program ABWA 3.0 alias A Better World Academy kali ini, Champ seneng banget soalnya banyak kenalan dengan  Organizer inspiratif dan semangat mengikuti program inkubasi berbasis kurikulum untuk membantu mereka meningkatkan kapasitas dalam melaksanakan kampanye sosial. Salah satunya adalah Mindframe.id yang bergerak di bidang literasi digital. Sebagai generasi sosmed, kamu kepo nggak sih, tentang apa yang melatarbelakangi mereka buat bergerak di isu ini? Makanya, spesial di edisi bincang-bincang kali ini, Champ udah mendatangkan satu teman kita dari Mindframe.id buat kepoin insight dan upaya mereka untuk dunia yang lebih baik. Penasaran? Kalo gitu, yuk langsung aja simak pembahasan di bawah!

Q: Hai! Bisa perkenalkan diri secara singkat dan ceritain apa visi misi dari Mindframe? 

image

Kak Bima: Halo! Aku Satria Bimantara, bisa dipanggil Bima. Aku mahasiswa Ilmu Sejarah di Universitas Indonesia, salah satu student di ABWA 3.0 dan juga ketua dari Mindframe.id!

Terkait visi dan misi, sejak awal kami mendirikan Mindframe sebagai sebuah organisasi yang bergerak dalam kampanye literasi media digital. Pemikiran kami disatukan dengan tekad untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan individu dalam mengakses, mengevaluasi, serta menggunakan informasi secara bijak dan bertanggung jawab di media digital. Oleh karena itu, fokus-fokus kegiatan dan konten yang dibuat oleh Mindframe sendiri dibuat berdasarkan visi dan misi tersebut. Harapannya satu: kami ingin mewujudkan sebuah komunitas digital yang positif dan jauh dari hal-hal toxic serta konten-konten yang provokatif.

Q: Berkolaborasi bersama Campaign di ABWA 3.0, teman-teman dari Mindframe membuat Challenge Kabarkan Satu Berita Baik bersama Mindframe.id. Gimana sih awal mulanya tercetus Challenge dan kampanye ini?

Kak Bima: Challenge Kabarkan Satu Berita Baik ini sebenarnya lahir dari keresahan kami yang melihat betapa mudah dan masifnya konten-konten negatif untuk tersebar di media sosial. Kita ambil contoh Twitter misalnya, berapa banyak berita-berita negatif baru yang mewarnai timeline kita setiap harinya? Semakin kami melakukan riset, semakin kami melihat bahwa besarnya pengguna internet di Indonesia ternyata tidak berkorelasi dengan kualitas penggunaan internet. Kami menyimpulkan bahwa akar dari masalah ini adalah kurangnya kesadaran warganet kita dalam bermedia sosial dengan “baik.” Walaupun begitu, kami tetap percaya bahwa masih ada ruang perbaikan untuk menyelesaikan masalah ini.

Permasalahan itulah yang kemudian melahirkan Challenge Kabarkan Satu Berita Baik. Melalui Challenge ini, kami mengajak pengguna media sosial untuk setidaknya mulai menyebarkan satu berita baik, kisah inspiratif, prestasi positif, atau aksi sosial yang membangun. Satu berita baik yang dapat menjadi efek domino yang berkelanjutan, satu berita baik yang dapat mengubah narasi negatif menjadi positif, dan satu berita baik yang dapat menciptakan dampak yang jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan.

Q: Bagaimana kalian memandang media sosial saat ini? Karena kan kalian di sini bersuara untuk menghentikan konten-konten negatif di media sosial ya.


image

Kak Bima: Hal yang mungkin mau aku soroti tentang keadaan media sosial adalah, saat ini kita dengan jelas melihat adanya budaya “feeding the fire” atau “fueling the fire”. Seperti yang kita tau bahwa kebanyakan pengguna media sosial ingin selalu mencari validasi atau perhatian dengan cara yang terkadang melibatkan konten negatif, seperti membuat drama, berita palsu, atau komentar yang provokatif. Di sisi lain, hal-hal tersebutlah yang sebenarnya menjadi pemicu terciptanya lingkungan di mana konten negatif dapat dengan mudah menyebar dan mendapatkan perhatian lebih banyak.

Hal inilah yang sebenarnya jadi perhatian khusus sekaligus PR tersendiri buat Mindframe, di mana kita harus memikirkan cara untuk menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung, di mana validasi tidak lagi terkait dengan konten negatif atau drama, melainkan bergantung pada pemahaman, empati, dan sifat-sifat positif lainnya.

Q: Tips dari kalian agar kita bisa memilih berita/konten yang akurat bukan hoax?

Kak Bima: Tips paling mudah untuk menghindari hoax menurut saya adalah banyak membaca dan memperbanyak referensi, karena selain mendapatkan pengetahuan, dengan membaca kita juga dapat menajamkan logika. Hal ini menurut saya cukup membantu karena sebenarnya sebagian besar berita hoax memiliki banyak “lubang” dan “gap” yang aneh dalam narasi-narasinya dan bahkan seringkali tidak logis. Sehingga dengan terbiasa membaca, kemampuan kita dalam memverifikasi sumber dan informasi akan semakin terasah dengan sendirinya.

Q: Di sini kalian tulis donasi yang terkumpul akan digunakan untuk pengadaan fasilitas pendidikan bagi mereka yang membutuhkan. Kira-kira bentuk fasilitas pendidikannya akan seperti apa tuh? Dan target penerima manfaatnya siapa aja?

Kak Bima: Benar, untuk donasi yang terkumpul akan kami salurkan untuk pengadaan fasilitas pendidikan bagi yang membutuhkan. Untuk bentuk fasilitasnya cukup standar seperti buku dan alat tulis, dan peralatan penunjang kegiatan pembelajaran seperti papan tulis dan sebagainya, serta buku-buku bacaan yang kami rasa sangat bermanfaaat. Untuk target kami sudah melakukan beberapa pemetaan tetapi hasil pastinya akan kami umumkan setelah kami menyelesaikan rangkaian pencairan donasi dari Campaign, dan kesepakatan dengan pemilik yayasan.

Q: Bagaimana kalian membuat kampanye ini berkelanjutan?

Kak Bima: Karena fokus kampanye kami memang di media sosial, untuk membuat kampanye ini berkelanjutan, kami berusaha untuk terus membuat konten edukatif, informatif dan kreatif, serta menjadikan media sosial kami sebagai wadah untuk saling berdiskusi dan berbagi insight. Dengan beberapa evaluasi terhadap efektivitas kampanye yang telah kami lakukan sebelumnya, mengukur dampaknya, dan menganalisis apa yang telah berhasil dan apa yang perlu diperbaiki, kami berharap kedepannya dapat terus membuat konten yang bermanfaat.

Q: Dunia yang baik menurut teman-teman Mindframe?

Kak Bima: Dunia yang baik menurut kami adalah adalah tempat di mana kita semua memiliki peluang untuk terus berkembang. Tidak ada lagi pembatasan berdasarkan ras, gender, suku, agama, atau keadaan ekonomi yang menghalangi seseorang untuk mengejar impian mereka. Setiap individu harus diberi kesempatan untuk mencapai potensi mereka sepenuhnya, dan masyarakat secara kolektif juga harus bekerja sama untuk menciptakan peluang yang adil dan inklusif bagi semua orang.

Q: Pesan-pesan untuk Changemakers di luar sana?

Kak Bima: Pesan-pesan untuk Changemakers di luar sana, ayo ciptakan momentum perubahan walau hanya bergerak satu langkah!

Wah, keren ya insight-nya! Sesuai pesan Kak Bima di atas nih, hanya dengan bergerak satu langkah, kamu bisa loh, menciptakan perubahan yang hebat. Meski periode donasi Challenge dari Mindframe.id udah berakhir, kamu tetep bisa kok mendukung isu bijak bermedia sosial dengan ikutan Challenge Bijak bersosial media bijak tanpa oversharing bersama Femalepreneur. Langsung aja klik Challenge di bawah dan jadi agen perubahan sekarang juga!


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone