Hai, Changemakers!
Pasti sudah pada tahu kan, belakangan ini Konflik Israel kembali memanas. Kelompok militan Hamas melakukan serangan terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi, Akibatnya, korban jiwa terus nambah, sudah mencapai 250 orang, dan banyak lagi yang luka-luka. Tapi, nih, ada apa sih, yang bikin konflik ini kembali memanas? Apa tanggapan dari tokoh-tokoh dunia, ya? Coba kita bahas satu-satu di bawah.
Alasan di Balik Serangan Hamas ke Israel
Serangan Hamas ke Israel pada awal Oktober 2023 menandai eskalasi kedua antara keduanya sejak perang 11 hari pada tahun 2021. Hamas mengklaim telah meluncurkan 5.000 roket, sementara Israel mengatakan pesawat tempur Hamas telah melintasi wilayahnya.
Juru Bicara Hamas, Khaled Qadomi, mengatakan bahwa serangan mereka merupakan respons atas kekejaman yang dialami oleh rakyat Palestina dalam beberapa tahun terakhir. Mereka ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman yang terjadi di Gaza dan terhadap situs-situs suci seperti Al-Aqsa.
Sementara itu, Komandan Militer Hamas, Mohammed Deif, mengatakan bahwa serangan ke Israel adalah respons atas blokade Gaza yang telah berlangsung selama 16 tahun. Ia juga mengecam serangan Israel terhadap kota-kota di Tepi Barat selama setahun terakhir, termasuk kekerasan di Al-Aqsa. Deif menyebut serangan ini sebagai "Operasi Badai Al-Aqsa" dan mengajak warga Palestina untuk bergabung dalam perlawanan ini.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 232 warga Palestina tewas gara-gara serangan udara Israel di Gaza pada Sabtu (7/10/2023). Angka ini naik dari 198 kematian sebelumnya. Luka-luka juga berjatuhan karena serangan tersebut.
Respon dari Negara Lain
Nah, dari konflik Hamas kemarin beberapa tanggapan dari negara lain mulai bermunculan. Terus gimana ya, kira-kira tanggapan mereka atas kasus ini?
Tanggapan Indonesia
Pemerintah kita, lewat Kementerian Luar Negeri, bilang mereka prihatin banget sama eskalasi konflik di Jalur Gaza. Mereka desak supaya konflik ini segera dihentikan biar nggak ada lagi korban yang berjatuhan. Kementerian Luar Negeri juga ingetin pentingnya menyelesaikan akar masalah, yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel, yang udah disetujui sama PBB.
Tanggapan dari Timur Tengah
Konflik selama 11 hari itu menyebabkan sekitar 243 warga Palestina di Gaza dan 12 orang di Israel tewas. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa konflik ini telah merusak Hamas dengan sedikit korban di Israel. Namun, Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina, Riad Al-Malki, menganggap gencatan senjata tidak cukup. Dia menekankan bahwa masalah inti yang memicu kekerasan, seperti penodaan terhadap Masjid Al-Aqsa dan pengusiran warga Palestina dari rumah mereka, harus diatasi.
Tanggapan dari Rusia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, bilang gencatan senjata itu langkah penting, tapi masih butuh usaha internasional dan regional buat memulai kembali negosiasi politik langsung antara Israel dan Palestina.
Tanggapan dari Amerika Serikat (AS)
Nah, dari Amerika Serikat, Presiden Joe Biden bilang warga Palestina maupun Israel berhak hidup aman dan terjamin. Dia janji bakal lanjutin diplomasi biar bisa nyari solusi yang damai. Dia bilang ada peluang nyata buat kemajuan dan akan berkomitmen berkerja keras untuk perdamaian ini.
Harapan untuk Perdamaian
Konflik Israel-Palestina udah berlangsung lama banget dan bikin banyak korban jiwa, dari anak-anak sampe orang dewasa. Semoga ke depannya, konflik ini bisa diselesaikan secara damai, tanpa nambah lagi korban. Kita bisa berdoa bersama untuk keselamatan orang-orang di sana dan semoga kedepannya bisa terciptanyaperdamaian antara kedua negara ini.
Nah, setelah mengetahui konflik Israel dengan militan Hamas, kira-kira gimana nih, pendapat kamu? Bisa tulis di kolom komentar, ya! Bersama-sama, kita bisa bantu dorong perdamaian dan penyelesaian konflik ini.