Halo, Changemakers!
Sebagai anak muda yang pernah lahir dan atau tinggal di Indonesia, pastinya melihat kondisi laut Indonesia yang semakin tercemar sampah plastik, tentu aja kita nggak bisa hanya diam aja kan? Nah, Kak Dicky adalah salah satu anak muda Indonesia yang tergerak untuk membantu membuat laut Indonesia menjadi lebih bersih. Yeup, di momentum Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober kali ini kita berkesempatan ngobrol bareng dengan Kak Dicky, Co-Founder dan Sustainability Director dari Gajahlah Kebersihan. Kita bakal mengenai lebih jauh tentang Kak Dicky dan juga perjalanannya dalam menyelamatkan lingkungan. Siapa tahu bisa jadi inspirasi kamu untuk turut membuat laut Indonesia menjadi lebih baik.
Champ: Halo Kak Dicky! Senang banget bisa ngobrol bareng lagi. Sebelumnya, biar temen-temen Changemakers bisa semakin kenal, baiknya perkenalan diri dulu ya, kak. Mulai dari nama sampai kesibukan Kak Dicky sekarang ini. Bisa banget diceritakan ya, kak!
Kak Dicky: Halo Champ dan teman-teman Changemakers! Salam kenal saya Dicky dari Lampung, co-founder Gajahlah Kebersihan dan sekarang menjabat sebagai Sustainability Director. Kesibukannya beberapa minggu terakhir banyak kegiatan di lapangan khususnya di pesisir Lampung bareng masyarakat, sekaligus mobile ikut beberapa konferensi lingkungan di daerah dan negara lain 😇
Champ: Kak Dicky kan, dikenal sebagai pegiat di isu lingkungan ya kak. Boleh cerita dong kak, awal mula Kak Dicky menggeluti isu lingkungan! Apakah ada permasalahan yang saat itu membuat Kak Dick tergerak menyelesaikan permasalahan di isu lingkungan?
Kak Dicky: Iyaa, dulu sebenarnya semuanya dari pengalaman pribadi, sih. Karena memang dari kecil suka banget berenang dan main di laut, jadi dulu sempat gabung di klub selam gitu di kampus. Di salah satu agenda selam kita, akhirnya kita ke pulau kecil gitu di Lampung. Pas sampai sana, kaget banget ternyata pantai dan lautnya banyak sampah. Bahkan sampai mengganggu kehidupan masyarakat pesisir di sana yang mayoritas adalah keluarga nelayan yang menggantungkan hidupnya sama sumber daya laut. Misalnya mereka jadi susah cari ikan, air lautnya jadi tercemar limbah, sampai potensi pariwisatanya jadi menurun karena banyak sampah. Dari situ akhirnya terpikir untuk membantu lewat membuat project lingkungan yang fokusnya ke isu sampah pesisir, dan dari situlah Gajahlah Kebersihan lahir.
Champ: Bagaimana cara Kak Dicky mengajak para anak muda lainnya agar turut bergabung dan berkontribusi dalam menyelamatkan lingkungan?
Kak Dicky: Saya percaya kalau setiap orang itu harus berperan menjaga lingkungan dan ini akan berjalan secara berkelanjutan kalau dilakukan dengan rasa suka/happiness. Nah, biasanya setiap anak muda itu pasti punya kesukaannya masing-masing. Mulai dari suka scroll sosmed, nonton film, ingin jalan-jalan atau tinggal di luar negeri, suka berkebun, dll. Makanya kami di Gajahlah biasanya menggabungkan kesukaan anak-anak muda ini dengan isu lingkungan di program kami, jadi bisa lebih relatable ke anak-anak muda.
Champ: Dari seluruh kegiatan yang udah pernah Kak Dicky lakukan, apakah ada kegiatan yang paling berkesan dan membuat Kak Dicky semakin semangat untuk memperjuangkan isu lingkungan ini? Boleh banget diceritain ya, kak!
Kak Dicky: Wah banyak banget pasti! Tapi kegiatan kami di lapangan khususnya ketika ketemu masyarakat pesisir seringkali jadi yang paling berkesan. Soalnya kami sering banget dapat cerita dan ucapan terima kasih dari masyarakat karena udah buat program pengelolaan sampah di pesisir. Salah satunya ketika masyarakat cerita kalau dulu tiap air laut pasang, sampah juga jadi ikut berserakan disana. Ternyata setelah sampahnya kami kelola, sudah tidak ada lagi sampah yang berserakan tiap kali pasang terjadi. Hal-hal kecil semacam ini yang jadi energi untuk kami agar bisa terus berinovasi dan memberi dampak untuk lingkungan dan masyarakat.
Champ: Setiap kegiatan yang udah dilakukan, apa suka dan duka yang Kak Dicky rasakan saat memperjuangkan isu lingkungan?
Kak Dicky: Dukanya dulu, yah. Karena kegiatannya banyak di pesisir, jadi lebih sering ngerasain panas aja, sih. Apalagi karena dampak krisis iklim yang akhir-akhir ini terjadi, itu buat daerah pesisir yang udah panas jadi makin panas lagi 😁
Kalo sukanya ya, tentu karena banyak ketemu masyarakat pesisir, aku jadi bisa belajar sama mereka tentang kehidupan. Misalnya jadi tahu untuk sepiring ikan goreng itu bisa sampai di meja kita, ternyata banyak perjuangan dan pengorbanan masyarakat pesisir disana. Dari sini aku jadi lebih bisa menghargai dan mengapresiasi apa yang aku punya.
Champ: Setiap orang pasti punya mimpi. Cerita dong Kak, apa mimpi yang ingin Kak Dicky capai?
Kak Dicky: Mimpi aku sebenernya sederhana tapi mungkin sulit dicapai haha. Aku harap akan ada suatu masa di mana laut-laut kita bisa bersih kembali seperti saat dulu kita masih kecil, dan akhirnya bisa membuat masyarakat pesisir sejahtera dengan tetap menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Lewat Gajahlah Kebersihan-lah aku berharap bisa mencapai mimpi ini. Tapi kalo secara individu, aku pribadi mau selalu buat dampak untuk masyarakat dan lingkungan, lewat karir yang aku jalani, pengetahuan yang aku punya, maupun lewat aksi-aksi kecil yang dilakukan oleh kita semua.
Champ: Untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda, menurut kamu anak muda inspiratif itu yang seperti apa?
Kak Dicky: Buatku ada dua hal yang membuat seorang pemuda menjadi inspiratif, yaitu bisa memberi kebermanfaatan untuk masyarakat maupun lingkungan, sekaligus bisa menyebarkan semangat berdampak itu kepada sekitarnya.
Champ: Boleh kasih tips dan pesan dong kak buat para anak muda di luar sana yang masih ragu untuk memulai aksi di isu lingkungan!
Kak Dicky: Punya aksi di isu lingkungan tidak serta merta bentuknya bersih-bersih pantai, tanam pohon, ataupun patroli hutan, kok. Isu lingkungan yang multisektor ini membuat kita jadi bisa lebih kreatif untuk ikut kontribusi. Jadi bisa mulai dari sesuatu yang kita suka dan jadikan itu sesuatu yang ramah lingkungan.
Champ: Menurut Kak Dicky, dunia yang lebih baik itu yang seperti apa?
Kak Dicky: Dunia lebih baik itu dunia dimana manusia dan alam hidup dalam harmoni: saling melengkapi, saling mendukung, dan saling menjaga.
Melalui aksi-aksi yang udah dilakukan oleh Kak Dicky dengan teman-teman Gajahlah Kebersihan ternyata menuai respon yang positif dari masyarakat pesisir. Selain itu, ada juga makna yang didapatkan Kak Dicky saat memperjuangkan isu lingkungan. Kamu bisa banget, nih mengambil hal-hal positif dari pengalaman Kak Dicky!
Yuk, mulai hal-hal kecil untuk bantu lingkungan Indonesia semakin lebih baik💙