Hai, Changemakers!
Siapa yang udah nonton film Budi Pekerti? Film yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja ini banyak sekali mendapat penilaian positif dari penonton, sampai meraih 17 nominasi Piala Citra dalam ajang penghargaan bergengsi Festival Film Indonesia (FFI) 2023. Budi Pekerti menjadi film yang meraih nominasi terbanyak pada FFI 2023. Keren banget, ya!
Sebenernya film Budi Pekerti tentang apa, sih? Dan apa yang bisa kita pelajari dari film ini?
Foto: Kompas.com
Film Budi Pekerti bercerita tentang perjalanan seorang guru Bimbingan Konseling (BK) bernama Bu Prani yang diperankan oleh Ine Febriyanti yang nggak sengaja terlibat perselisihan dengan salah satu pengunjung pasar, sialnya kejadian tersebut direkam dan menjadi viral di media sosial.
Nggak sampai di sana, setelah video itu viral, keluarga Bu Prani mendapat tekanan dari publik. Dari karir Bu Prani yang terancam sampai keluarga Bu Prani menjadi incaran kesalahan dan kecaman di media sosial. Keluarga Bu Prani termasuk suaminya, Pak Didit, dan kedua anaknya, Tita dan Muklas, mencoba mencari jalan keluar dari permasalahan yang sedang mereka hadapi, dengan tetap menjaga rahasia dari sang ayah yang sedang mengalami depresi.
Film ini secara keseluruhan bercerita mengenai bahaya cyberbullying dan dampak terhadap korban, dari pengguna media sosial yang nggak bertanggung jawab. Tapi apa ada pesan yang bisa kita pelajari lagi di film Budi Pekerti?
Lihat permasalahan atau sesuatu yang viral secara objektif ketahui penjelasan secara utuh
Di salah suatu adegan, salah satu murid Bu Prani, Gora, memberikan testimoni mengenai metode hukuman yang diubah menjadi metode refleksi untuk mendisiplinkan anak murid. Gora mengaku teknik pendisiplinan yang dilakukan Bu Prani membuatnya menjadi sosok yang lebih baik.
Sayangnya, warga internet justru terprovokasi pada penilaian pengamat yang tak terlibat langsung dalam kejadian tersebut. Banyak orang menghubungkan kondisi mental Gora terganggu akibat metode pendisiplinan Bu Prani yang tak lazim, akibatnya Bu Prani kembali dirundung dan nama Gora ikut terseret.
Jalan keluar yang ditempuh Bu Prani dalam usaha menyelesaikan masalahnya terus menghadapi kebuntuan. Saat hendak memperbaiki citranya sebagai guru, konten lain justru viral dan memunculkan anggapan bahwa metode pembelajaran Bu Prani dianggap tak mendidik serta keliru, padahal kenyataan membuktikan sebaliknya.
Hindari untuk menghakimi suatu peristiwa tanpa mengetahui kebenarannya. Seringkali manusia menghubungkan suatu sebab-akibat yang tak saling berkaitan hanya untuk memuaskan diri. Padahal, sebagai pihak yang tak terlibat dalam suatu kejadian, kita tak punya kapabilitas untuk memperkeruh suasana .
Jangan menyebarkan konten provokasi tanpa tahu kebenaran yang pasti
Media sosial menjadi tempat yang bebas bagi seseorang untuk memproduksi suatu konten. Sayangnya, kebebasan ini bisa menggiring opini demi kepentingan pribadi, seperti yang dipaparkan dalam film garapan Wregas Bhanuteja.
Bijak bermedia sosial disikapi dengan selektif dalam menciptakan konten dan menyebarkannya. Produk media sosial, seperti foto, video, atau tulisan hendaknya bermuatan hiburan atau edukasi. Sikap objektif dalam membuat suatu tayangan juga harus dikedepankan agar tak menimbulkan kegaduhan.
Menggunakan media sosial dengan bijak dengan nggak mudah terhasut orang lain
Di media sosial, semua orang bebas memberikan pendapat, berkomentar, bahkan merundung orang lain. Tanpa sadar, pandangan negatif seseorang mengenai suatu peristiwa, dapat memprovokasi banyak orang untuk menyakiti salah satu pihak.
Sebagaimana yang dialami Bu Prani dalam film berdurasi 111 menit ini. Guru BK yang berusaha menegur pengunjung pasar karena antriannya diselak ini, mendadak viral karena emosinya dalam video itu dinilai meledak-ledak dan menggunakan umpatan.
Padahal, video tersebut hanya potongan pendek dari seluruh kejadian. Namun, akibat provokasi yang tak bertanggung jawab, Bu Prani dan keluarganya harus menghadapi perundungan.
Sebaiknya, pengguna media sosial tidak reaktif dalam melihat suatu konten. Lakukan pengecekan ulang mengenai informasi yang diterima agar ekosistem media sosial menjadi lebih sehat.
Nah, itu beberapa pesan yang bisa pelajari bersama dari film Budi Pekerti. Buat kamu yang udah nonton ada pesan apa lagi yang kamu dapati dari film ini? Tulis di kolom komentar!
Referensi: