Sampurasun, Changemakers!
Gimana? Champ udah cocok belum ngomong Bahasa Sunda? Soalnya Champ bakalan ngobrol bareng salah satu Gen Z Bandung, nih. Siapa lagi kalau bukan, Kak Ridho🎉. Nah, di sini Champ bakalan ngobrolin seputar kesibukannya sampai cara Kak Ridho melestarikan budaya lokal di tengah gempuran budaya global. Yuk, langsung aja disimak obrolannya sampai selesai!
Champ: Halo, Kak Ridho! Boleh dong, perkenalkan diri dulu dan ceritain posisi dan tanggung jawabnya di Campaign #ForABetterWorld?
Kak Ridho: Halo, Champ dan Changemakers! Kenalin, aku Ridho Apriansyah Putra Johani, boleh dipanggil Aa, eh Ridho maksudnya. Saat ini aku masih kuliah di Universitas Padjadjaran, Jurusan Ilmu Pemerintahan. Di Campaign #ForABetterWorld, aku menjadi Program Intern yang bertugas untuk membantu Community Engagement.
Champ: Champ liat, Kak Ridho ini juga aktif di berbagai kegiatan kampus, ya, kak. Apa aja kegiatan yang Kak Ridho ikuti dan apa aja sih manfaat yang didapatkan dari mengikuti kegiatan tersebut?
Kak Ridho: Sebagian besarnya aku aktif di kampus, nih, Champ. Khususnya, di organisasi kemahasiswaan. Nah, tahun 2021 aku aktif di Himpunan Mahasiswa sebagai Presiden, dan di tahun 2022 aku lanjut ikut di BEM FISIP Unpad sebagai Kepala Departemen Sosial Masyarakat. During that time, banyak banget manfaat buat aku selama ikut beberapa kegiatan tersebut. Mulai dari networking yang luas sampai aku bisa belajar banyak hal baru, seperti Project Life Cycle, People Management, Data Entry, dan Advocacy.
Champ: Wah, keren banget! Kalau sekarang, apa kesibukannya selain menjadi Program Intern di Campaign #ForABetterWorld?
Kak Ridho: Kalau sekarang, kesibukanku tidak lain dan tidak bukan itu lagi sibuk skripsian. Tapi, selain itu aku dan temen-temen juga lagi seneng-senengnya berkomunitas, nih, dengan menggarap ‘Semua Berhak Nyaman’.
Champ: Mantap, walaupun sibuk skripsian ternyata juga menggarap komunitas. Ceritain dong, kak apa sebenarnya ‘Semua Berhak Nyaman’ dan kenapa tertarik menggarapnya?
Kak Ridho: Semua Berhak Nyaman ini komunitas yang punya misi untuk berdaya bersama kaum muda di Kota Bandung agar lebih dekat dengan isu-isu pembangunan yang impacting ke kehidupan kaum muda itu sendiri. Mulai dari ekonomi, pendidikan, sampai ke politik! Aku percaya kalau kaum muda mengerti banget sama kebutuhannya, apalagi 1/4 penduduk Kota Bandung itu kaum muda. Jadi, kita perlu buat empowering the youth supaya bisa bermitra dengan orang dewasa buat ngerumusin solusi-solusi konkritnya!
Champ: Sejauh ini, apa aja tantangan yang dialami Semua Berhak Nyaman dan gimana caranya Kak Ridho dan teman-teman menyikapinya?
Kak Ridho: Tantangannya cukup banyak, mulai dari finansial sampai tools untuk kelola teknis programnya. Tapi, aku dan teman-teman yakin kalau kita punya niat baik, rencana yang jelas, dan berani meluangkan waktu untuk berjejaring, kita bakal dapet banyak banget limpahan dukungan yang bisa mengatasi semua itu! Dukungan itu juga yang bikin Semua Berhak Nyaman di Bulan September kemarin berhasil ngadain event #MauNaikApa? yang berkontribusi meningkatkan awareness kaum muda untuk terlibat bermakna dalam kebijakan pembangunan transportasi publik di Kota Bandung.
Champ: Semoga Semua Berhak Nyaman bisa terus berkembang dan menghalau semua tantangannya ya, Kak! Oh iya, Champ liat-liat, Kak Ridho ini selalu bangga dan berupaya untuk menjaga budaya lokal. Padahal, di era modern ini banyak banget anak muda yang lupa dengan budaya daerahnya. Champ jadi penasaran, apa sih alasan Kak Ridho mau melestarikan budaya lokal?
Kak Ridho: Aku percaya kalau kita mau berdampak nyata buat masyarakat dengan bawa ide atau gagasan yang udah mendunia, harus dimulai dengan ikut melestarikan budaya lokal. Dengan menghargai identitas unik mereka, mereka juga bakal menghargai niat baik kita untuk mendekatkan mereka dengan perubahan dan perkembangan terkini. Think globally, act locally!
Champ: Tapi, gimana caranya biar generasi muda nggak melupakan budaya lokal?
Kak Ridho: Kecil-kecilan dulu aja, guys! Misalnya kaya sekarang yang Gen Z lagi menggandrungi hal-hal organic dan retro, kayak "skena banget luuu". Nah, bisa tuh kita ajak temen-temen buat sehari pakai baju khas daerah. Nggak sampai sewa kostum juga sih😂, kita bisa ajak mix and match yang udah kita punya di lemari. Nah, terus, kalo lagi kongkow, pede aja pake bahasa daerah. Pengalamanku, justru itu jadi hal yang menarik buat kenal lebih deket sama temen kita yang beda daerah dan jadi suka kepo buat tau artinya bahkan sampai ngikutin ngomong bahasa daerah lain😂. Intinya awareness, impression, and engagement!
Champ: Keren pisan, Kak! Nah, terakhir, gimana sih dunia yang lebih baik versi Kak Ridho?
Kak Ridho: Bagiku, dunia yang lebih baik adalah dunia dimana semua manusia bisa tercukupi segala kebutuhannya sampai dia bisa leluasa mengaktualisasi dirinya. Dunia lebih baik bukan lagi bicara aku, bukan lagi bicara kamu. Tapi bicara tentang kita semua yang terus memupuk rasa saling percaya, melestarikan norma sosial, dan mengembangkan jaringan.
Wah, Kak Ridho ini emang keren banget, ya! Champ juga setuju banget tentang dunia lebih baik menurut Kak Ridho. Yap, dunia yang lebih baik itu adalah ketika semua manusia bisa tercukupi segala kebutuhannya. Tapi, kamu sedih nggak sih, melihat banyaknya kasus anak putus sekolah di Indonesia yang salah satu faktornya karena belum cukupnya kebutuhan mereka untuk melanjutkan pendidikan.
Nah, biar semua bisa merasakan pendidikan yang layak, yuk kita ikut Challenge Ketika Pendidikan Masih Berarti dari Janji Baik. Aksi yang kamu lakukan akan dikonversi menjadi donasi sebesar Rp12,5 ribu yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik untuk bantu memfasilitasi pendidikan dan pembuatan akta kelahiran anak-anak di Indonesia. Yuk, langsung ambil aksimu sekarang juga!