Hai, Changemakers!
Kamu masih ingat nggak kenangan masa-masa sekolah? Dari membuat prakarya, kerja kelompok, sampai mungkin telat datang sekolah dan dihukum berdiri depan kelas. Semua kenangan di sekolah dari belajar maupun pengalaman sehari-hari bisa jadi sebuah pembelajaran. Tapi sayangnya di luar sana masih ada anak-anak yang belum bisa merasakan pendidikan di sekolah karena faktor biaya. Bukan hanya biaya, tapi juga terhambat oleh persoalan administrasi. Karena masih ada keluarga yang nggak memiliki KK dan KTP.
Begitu memilukan. Sekolah yang harusnya menjadi ruang untuk pengembangan potensi diri, justru belum bisa dirasakan oleh semua anak Indonesia.
Di Balik Sekolah Gratis PAUD Bintang Ungu
Faktor itu yang membuat PAUD Bintang Ungu menginisiasi sekolah gratis untuk anak pra sejahtera di Jakarta. Ibu Madya, selaku kepala sekolah mengungkapkan, ”PAUD Bintang Ungu merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan buat anak pra sejahtera tanpa biaya.”
Bukan hanya menggratiskan biaya sekolah, para bunda di PAUD Bintang Ungu juga membantu keluarga yang belum memiliki kelengkapan administrasi untuk persyaratan masuk sekolah. Yang terpenting, anaknya masuk sekolah dulu. Nantinya akan dibantu untuk mengurus administrasi.
PAUD Bintang Ungu ingin setiap anak bisa mendapatkan haknya untuk belajar. Karena bunda-bunda di PAUD Bintang Ungu ingin anak pra sejahtera juga berani bermimpi.
PAUD Bintang Ungu sendiri sudah berdiri sejak tahun 2020. Untuk saat ini, PAUD Bintang Ungu memiliki 26 murid. Nggak ada diskriminasi suku dalam penerimaan murid. Sebagaimana yang diceritakan oleh Ibu Madya bahwa di PAUD Bintang Ungu juga ada orang Madura yang memang berasal dari keluarga pra sejahtera.
Perjuangan Mewujudkan Pendidikan untuk Anak Pra Sejahtera
Ibu Madya menuturkan bahwa mendidik anak pra sejahtera bukan perkara mudah. Selain harus memotivasi anaknya, bunda-bunda PAUD Bintang Ungu juga harus meyakinkan orang tuanya.
Selain harus memberikan semangat pada anak dan orang tuanya tentang pentingnya bersekolah, bunda-bunda juga harus mendidik pola perilaku hidup sehat. “Terkadang, ada anak yang datang ke sekolah belum mandi,” kata Ibu Madya.
Dalam proses pembelajarannya, PAUD Bintang Ungu belum memiliki bangunan sendiri. “Kami (Red, PAUD Bintang Ungu) masih numpang di TK Widya Parawira,” curahan Ibu Madya.
Ini dilakukan karena masih belum mampu untuk mendirikan bangunan sendiri. Sehingga, proses pembelajaran anak-anak PAUD Bintang Ungu berlangsung dari pukul sebelas sampai setengah satu. Sebab, dilakukan setelah pembelajaran TK Widya Parawira selesai.
Saat Champ tanya, “Apakah PAUD Bintang Ungu memiliki Alat Permainan Edukatif (APE)? Ibu Madya menjawab, “Ada. Tapi, masih sederhana.”
Buat Changemakers yang ingin membantu perjuangan PAUD Bintang Ungu, bisa banget selesaikan Challenge Melangkah Bersama Menggapai Cita. Challenge dari PAUD Bintang Ungu ini disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik. Setiap menyelesaikan Challenge akan membuka donasi sebesar Rp50 ribu. Tunggu apalagi, yuk buka aplikasi Campaign #ForABetterWorld dan selesaikan Challenge dari PAUD Bintang Ungu.
Secercah Harapan untuk Dunia yang Lebih Baik
Nantinya, donasi yang terkumpul akan dimanfaatkan oleh PAUD Bintang Ungu untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui peningkatan kualitas pendidikan, Ibu Madya berharap bisa membuat rasa nyaman bagi anak-anak saat belajar di sekolah. Bahkan, punya mimpi bisa membuat sekolah elite di tengah perkampungan kumuh.
Champ tentu berharap PAUD Bintang Ungu terus berdiri. Panjang umur orang-orang yang berjuang untuk kebaikan!
Yuk, Changemakers kita berjuang untuk kebaikan. Dari Ibu Madya, Champ belajar untuk melakukan kebaikan merupakan hal yang mudah. Kita hanya perlu memupuk sikap menyayangi, saling peduli, dan peka terhadap sesama. Dan semuanya harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Jika mampu membangun sikap ketiganya, kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik.
Kalau menurut Changemakers, apa sikap mendasar untuk menciptakan dunia yang lebih baik? Coba spill di kolom komentar.