#ForABetterWorldID

Merayakan Hari Pendidikan Internasional dengan Penanaman Moral Tanpa Ujaran Kebencian

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers!

Dalam rangka merayakan Hari Pendidikan Internasional, Champ mau ajak kamu ngobrolin seputar pendidikan bareng temen baru Champ, nih. Kita juga akan bahas seputar ujaran kebencian (hate speech) yang belakangan ini terus terjadi dan meningkat di media sosial. Yuk, langsung aja kepoin obrolannya di bawah ini!


Tak kenal maka… kita kenalan!

image

Siapa yang udah nggak sabar kenalan sama temen baru Champ yang satu ini? Nah, kenalin namanya Kak Eva Baanasafittri, atau kamu bisa panggil Kak Eva biar lebih akrab. Kak Eva ini sebagai Wakil Koordinator Akademik bidang pendidikan di Reachout Foundation, yang bertugas untuk membedah kurikulum.

Fyi, Reachout Foundation ini punya empat pilar, yaitu pilar gizi dan kesehatan, pilar bantuan kemanusiaan, pilar pendidikan bagi anak-anak, dan pilar perdamaian dan keharmonisan. Oh iya, Reachout Foundation ini juga berkolaborasi bersama Campaign, loh! Melalui kampanye #BantuSekolahYuk yang diikuti oleh banyak PAUD-PAUD di Indonesia. Kamu juga bisa ikuti semua Challengenya melalui link https://campaign.com/bantusekolahyuk.

Harapan kami yaitu terjadi peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran di PAUD, mendorong inovasi dan kreativitas dalam pendekatan pembelajaran anak usia dini serta memotivasi pendidik dan tenaga pendukung PAUD untuk terus meningkatkan keterampilan dan metode pengajaran mereka dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik dan memotivasi bagi anak-anak. Serta semakin banyak komunitas maupun berbagai pihak terlibat sehingga terjadi kolaborasi antara berbagai pihak seperti sekolah, keluarga, dan pihak terkait lainnya untuk meningkatkan kualitas PAUD.” jelas Kak Eva untuk harapan dari program #BantuSekolahYuk. 


Kepoin Tim Kurikulum yang efektif untuk Sekolah, yuk!

Kurikulum menjadi pedoman dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Makanya, kurikulum ini penting banget untuk disusun dengan baik dan efektif agar kegiatan belajar mengajar di sekolah bisa sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa maupun gurunya. Di sini, Kak Eva akan spill beberapa hal penting terkait tim kurikulum yang efektif untuk sekolah. Simak baik-baik, ya!

- Tim kurikulum yang baik dan efektif dipimpin oleh seseorang dengan visi yang jelas tentang tujuan pendidikan dan cita-cita yang ingin dicapai melalui kurikulum. 

- Punya kemampuan untuk saling bekerjasama, mendengarkan, dan menghargai pendapat satu sama lain untuk mencapai tujuan dalam pengambilan keputusan. 

- Harus paham tentang teori pendidikan, perkembangan anak, prinsip pembelajaran, dan kebutuhan siswa. 

- Bisa menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan dalam kebijakan, tren pendidikan dan kebutuhan siswa, dengan tetap fokus pada tujuan pendidikan utama.

- Terbuka dengan berbagai ide baru dan selalu berinovasi dalam merancang pengalaman pembelajaran yang menarik, relevan, dan menginspirasi bagi siswa. 

- Selalu mengevaluasi kurikulum yang udah dirancang dan memperbaiki berdasarkan hasil evaluasi..


Apa aja sih, tantangan suatu organisasi pendidikan?

Ngomongin soal pendidikan, Kak Eva bilang kalau saat ini, pendidikan di Indonesia udah baik dengan dukungan dari pemerintah. “Pendidikan di Indonesia saat ini, menurut saya sudah baik. Karena adanya dukungan pemerintah bagi sekolah dan guru, baik sarana prasarana maupun kompetensi guru.


image

Terlepas dari itu, Kak Eva sebagai salah satu orang yang bekerja di bidang pendidikan juga pernah mengalami beberapa tantangan, loh. Salah satunya yaitu tantangan mengajak orang tua untuk terlibat dalam mendidik anak-anak di rumah dengan benar. Yap, karena fokus Kak Eva di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), jadi penting banget adanya dukungan dari orang tua siswa. Oleh karena itu, kerjasama antara sekolah dan orang tua untuk memantau pertumbuhan, perkembangan, dan kedisiplinan anak sangat diperlukan. 

Walaupun pendidikan di Indonesia udah baik, menurut Kak Eva ada beberapa faktor yang bisa membuat pendidikan jadi lebih baik lagi. Pertama, kualitas kompetensi guru yang harus terus ditingkatkan dengan cara selalu memberikan guru pelatihan dan pendampingan sesuai kebutuhan. Kedua, tercukupinya anggaran pendidikan yang diterima dari pemerintah untuk pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung untuk meningkatkan daya tarik dan pola pikir kritis siswa. Terakhir, kurikulum yang sesuai untuk dipakai di setiap sekolah. 


Merayakan Hari Pendidikan Internasional, gimana peran pendidikan dan guru?

Kamu ngerasa nggak sih, kalau ujaran kebencian (hate speech) itu masih banyak terjadi di sekitar kita? Bahkan, UNESCO bilang fenomena hate speech ini terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu tempat yang banyak terdapat hate speech adalah media sosial. Kolom komentar dipenuhi dengan berbagai kalimat jahat yang mengandung ujaran kebencian. Sedih banget ya, Changemengers. 😢

Menyikapi fenomena menyedihkan ini, UNESCO mendedikasikan Hari Pendidikan Internasional yang diperingati pada tanggal 24 Januari 2024 lalu, untuk meningkatkan peran pendidikan dan guru dalam melawan ujaran kebencian. Nah, berhubung kali ini kita lagi ngobrol sama Kak Eva, kita tanya yuk, pendapatnya tentang peran guru dan pendidikan melawan ujaran kebencian!


image

Menurut saya, peran pendidikan dan guru sangat penting. Dimana, pendidikan dan guru adalah kunci utama dalam menanamkan nilai budi pekerti (moral) dalam menghargai perbedaan pada sesama. Hal itu ditunjang oleh peran guru yang menjadi fasilitator dan teladan bagi siswa di sekolah.” Jawab Kak Eva. 

Menurut Kak Eva, ada 6 hal yang bisa dilakukan oleh sekolah maupun guru, diantaranya:

1. Merancang kurikulum yang memberikan pendidikan karakter dengan materi pembelajaran yang membahas secara eksplisit nilai-nilai toleransi, empati, kerjasama, dan saling menghargai perbedaan.

2. Menyusun materi anti kebencian yang spesifik membahas isu-isu ujaran kebencian dan diskriminasi dengan pendekatan interdisipliner untuk pendekatan isu dari berbagai sudut pandang.

3. Mendorong kebijakan dan praktik pendidikan inklusif yang mengakui dan menghargai keberagaman dan memastikan semua siswa merasa diterima dan dihormati di lingkungan sekolah.

4. Guru dapat menjadi contoh positif dengan sikap saling menghormati untuk membuat suasana kelas yang aman dan inklusif.

5. Guru harus selalu mengevaluasi dan melakukan pemantauan berkelanjutan terkait program pendidikan karakter pada siswa dan dampaknya di lingkungan sekolah.

6. Guru membuat program dan kegiatan yang melibatkan orang tua untuk berpartisipasi dalam pendidikan karakter dan nilai budi pekerti di rumah.


Harapan untuk Pendidikan dan Dunia yang lebih baik

Kak Eva punya harapan besar untuk pendidikan Indonesia terus maju mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman. Selain itu, Kak Eva juga berharap, seluruh siswa di Indonesia bisa terus menanamkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Sebagai penutup, Kak Eva juga memberikan pandangannya tentang dunia yang lebih baik. Menurut Kak Eva, dunia akan lebih baik jika setiap kita memiliki rasa toleransi dan rasa peduli, yang diwujudkan dalam aksi nyata yang berdampak untuk kemajuan dunia dalam berbagai aspek. 


Wah, Champ setuju! Dunia akan lebih baik kalau diwujudkan dengan aksi nyata yang berdampak baik. Nah, salah satu aksi nyata yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengambil aksi di Challenge Optimalkan Stimulus di Masa Golden Age dengan Pendidikan Anak Usia Dini dari PAUD Ceria. Aksi kamu akan dikonversi menjadi donasi sebesar Rp50 ribu yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar di PAUD Ceria. Yuk, rayakan Hari Pendidikan Internasional dengan berikan aksi nyata sekarang juga!


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone