Hai, Changemakers!
Siapa yang di sini punya cita-cita jadi pengusaha? Dan mulai bisnis kecil-kecilan dari sekarang? Apa pun ide bisnismu, Champ selalu doakan yang terbaik, ya semoga lancar. Soalnya menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) ada 129.137 unit usaha perdagangan menengah dan besar di Indonesia pada 2020.
Dari jumlah itu, mayoritasnya atau sekitar 39% pemilik usaha merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sementara itu, pemilik usaha perdagangan yang memiliki tingkat pendidikan terakhir Diploma IV/S1 sebanyak 28%. Di satu sisi pemerintah ingin mengoptimalkan anak muda untuk bisa membangun bisnis.
Iya juga, sih. Kalau tak lihat-lihat, anak fresh graduate yang lulus kuliah lebih suka melamar kerja daripada membuka bisnis. Kok gitu, ya? Kalau dari media SKATA yang Champ baca, ada banyak faktor yang membuat anak muda enggan berbisnis. Salah satunya adalah ragu dengan potensi diri sendiri.
Duh… masak anak muda minder sama potensinya sendiri? Nggak bahaya, ta?
Beruntungnya, ada Trinity Academia yang bisa merangkul anak muda. Program kerja Trinity Academia saat ini fokus melatih mahasiswa/mahasiswi, pelaku UKM, dan pemuda desa untuk berbisnis.
Sebenarnya banyak hal yang Champ obrolin bareng Alit Astuti selaku Conceptor & Executor program NTT For SDGs 2030 Trinity Academia. “Emangnya bahas apa,, Champ?”
Sini ikut Champ…
Champ: Sebelum ngomongin panjang lebar, nih. Champ penasaran. Gimana latar belakang Trinity Academia bisa berdiri?
Trinity Academia: Trinity Academia berdiri ketika founder melihat akan kebutuhan sebuah wadah di Kota Kupang untuk tempat belajar merintis bisnis. Kebetulan di tahun 2020 ada beberapa teman yang diberhentikan akibat COVID-19.
Saat ini Trinity Academia menjalankan program NTT For SDGs 2030 yang berorientasi pada anak muda di Kupang agar berkontribusi untuk daerahnya. Kemudian, juga menjadi gerbang awal untuk mengembangkan startup sosial berbasis digital.
Champ: Di balik berdirinya Trinity Academia, apa aja tantangan yang dihadapi?
Trinity Academia: Banyak tantangan yang kami hadapi sejak pembentukan Trinity Academia, baik masalah internal maupun eksternal. Namun, visi yang kami miliki, membuatnya menguatkan dan mendorong kami untuk terus bergerak maju membentuk dan menggerakkan ekosistem wirausaha di NTT.
Champ: Semoga makin solid dan visinya tercapai, Kak. Menurut kakak, anak muda Indonesia saat ini gimana?
Trinity Academia: Anak muda Indonesia sebenarnya punya kreativitas dan cepat dalam mempelajari sesuatu. Bukan hanya itu, anak muda juga punya rasa ingin tau yang tinggi. Makanya, anak muda Indonesia butuh program-program yang dapat membangun kreasi dan kreativitasnya.
Champ: Sebelum ngomongin panjang lebar, nih. Champ penasaran. Gimana latar belakang Trinity Academia bisa berdiri?
Trinity Academia: Trinity Academia berdiri ketika founder melihat akan kebutuhan sebuah wadah di Kota Kupang untuk tempat belajar merintis bisnis. Kebetulan di tahun 2020 ada beberapa teman yang diberhentikan akibat COVID-19.
Saat ini Trinity Academia menjalankan program NTT For SDGs 2030 yang berorientasi pada anak muda di Kupang agar berkontribusi untuk daerahnya. Kemudian, juga menjadi gerbang awal untuk mengembangkan startup sosial berbasis digital.
Champ: Di balik berdirinya Trinity Academia, apa aja tantangan yang dihadapi?
Trinity Academia: Banyak tantangan yang kami hadapi sejak pembentukan Trinity Academia, baik masalah internal maupun eksternal. Namun, visi yang kami miliki, membuatnya menguatkan dan mendorong kami untuk terus bergerak maju membentuk dan menggerakkan ekosistem wirausaha di NTT.
Champ: Semoga makin solid dan visinya tercapai, Kak. Menurut kakak, anak muda Indonesia saat ini gimana?
Trinity Academia: Anak muda Indonesia sebenarnya punya kreativitas dan cepat dalam mempelajari sesuatu. Bukan hanya itu, anak muda juga punya rasa ingin tau yang tinggi. Makanya, anak muda Indonesia butuh program-program yang dapat membangun kreasi dan kreativitasnya.
Champ: Sepakat! Champ juga setuju kalau anak muda butuh wadah untuk membangun kreativitasnya. Ngomong-ngomong, Trinity Academia sedang meluncurkan Challenge di Campaign. Bisa ceritakan tujuannya, Kak.
Trinity Academia: Jadi, Challenge kami adalah NTT For SDGs 2030 Wujudkan Demokrasi Yang Inklusif. Dengan Challenge itu, Trinity Academia ingin mendengar berbagai persoalan yang dihadapi oleh anak muda, terutama di NTT. Bukan hanya itu, kami juga ingin mendengar persoalan apa yang ingin diselesaikan oleh anak muda. Dan Challenge itu harapannya bisa membantu program pemberdayaan dan pengembangan kapasitas kaum muda yang kami lakukan.
Harapan kami pada supporter yang menyelesaikan Challenge, menjadi makin sadar bahwa daerahnya membutuhkan kontribusi dari anak muda. Kontribusi yang dihasilkan melalui inovasi dan kreativitas.
Champ: Nantinya akan ada donasi yang disalurkan, Kak. Alokasi dananya buat apa nanti?
Trinity Academia: Donasi dari Campaign membantu operasional program NTT For SDGs 2030 yang terus berjalan sampai September 2024.
Champ: Champ kagum dengerin tujuan, harapan, dan pengalokasian dana dari Trinity Academia. Champ juga mau tau pandangan kakak tentang pemilu 2024 ini.
Trinity Academia: Kalau melihat komentar di media sosial yang sebagian besar dari anak muda, bisa dipastikan anak muda ingin pemimpin yang dapat membawa perubahan secara baik. Tapi, ada yang perlu disayangkan. Pemilu sekarang masih belum ramah lingkungan. Soalnya, banyak baliho dan spanduk yang digunakan. Baliho dan spanduk nantinya akan menjadi sampah.
Champ: Sepakat! Champ juga setuju kalau anak muda butuh wadah untuk membangun kreativitasnya. Ngomong-ngomong, Trinity Academia sedang meluncurkan Challenge di Campaign. Bisa ceritakan tujuannya, Kak.
Trinity Academia: Jadi, Challenge kami adalah NTT For SDGs 2030 Wujudkan Demokrasi Yang Inklusif. Dengan Challenge itu, Trinity Academia ingin mendengar berbagai persoalan yang dihadapi oleh anak muda, terutama di NTT. Bukan hanya itu, kami juga ingin mendengar persoalan apa yang ingin diselesaikan oleh anak muda. Dan Challenge itu harapannya bisa membantu program pemberdayaan dan pengembangan kapasitas kaum muda yang kami lakukan.
Harapan kami pada supporter yang menyelesaikan Challenge, menjadi makin sadar bahwa daerahnya membutuhkan kontribusi dari anak muda. Kontribusi yang dihasilkan melalui inovasi dan kreativitas.
Champ: Nantinya akan ada donasi yang disalurkan, Kak. Alokasi dananya buat apa nanti?
Trinity Academia: Donasi dari Campaign membantu operasional program NTT For SDGs 2030 yang terus berjalan sampai September 2024.
Champ: Champ kagum dengerin tujuan, harapan, dan pengalokasian dana dari Trinity Academia. Champ juga mau tau pandangan kakak tentang pemilu 2024 ini.
Trinity Academia: Kalau melihat komentar di media sosial yang sebagian besar dari anak muda, bisa dipastikan anak muda ingin pemimpin yang dapat membawa perubahan secara baik. Tapi, ada yang perlu disayangkan. Pemilu sekarang masih belum ramah lingkungan. Soalnya, banyak baliho dan spanduk yang digunakan. Baliho dan spanduk nantinya akan menjadi sampah.
Champ: Betul banget. Semoga pemilu selanjutnya ada kebijakan baru untuk alat kampanye agar lebih baik. Ngomongin hal baik, menurut kakak gimana dunia yang lebih baik?
Trinity Academia: Dunia yang baik adalah dunia yang damai. Masing-masing individu saling berkolaborasi untuk menciptakan dunia yang lebih layak.
Champ nyimak ide-ide Trinity Academia sampai nggak kedip dari saking keren dan positifnya. Buat Changemakers, ayo jangan ragu untuk ikut mendukung kebaikan Trinity Academia. Caranya gampang banget… nget… Tinggal ikutan Challenge NTT For SDGs 2030 Wujudkan Demokrasi Yang Inklusif dan selesaikan 3 aksinya, deh.
3 aksi yang sudah diselesaikan, akan dikonversi menjadi donasi sebesar Rp28 ribu yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk membantu program NTT for SDGs 2030. Yuk, jadi bagian kebaikan sekarang juga!
Champ: Betul banget. Semoga pemilu selanjutnya ada kebijakan baru untuk alat kampanye agar lebih baik. Ngomongin hal baik, menurut kakak gimana dunia yang lebih baik?
Trinity Academia: Dunia yang baik adalah dunia yang damai. Masing-masing individu saling berkolaborasi untuk menciptakan dunia yang lebih layak.
Champ nyimak ide-ide Trinity Academia sampai nggak kedip dari saking keren dan positifnya. Buat Changemakers, ayo jangan ragu untuk ikut mendukung kebaikan Trinity Academia. Caranya gampang banget… nget… Tinggal ikutan Challenge NTT For SDGs 2030 Wujudkan Demokrasi Yang Inklusif dan selesaikan 3 aksinya, deh.
3 aksi yang sudah diselesaikan, akan dikonversi menjadi donasi sebesar Rp28 ribu yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk membantu program NTT for SDGs 2030. Yuk, jadi bagian kebaikan sekarang juga!
Referensi:
https://skata.info/article/detail/740/alasan-mengapa-generasi-muda-ragu-mulai-berwirausaha