Hai, Changemakers!
Belakangan ini kayaknya sering banget ya, kita dengar istilah βFOMOβ? FOMO atau Fear of Missing Out akan membuat seseorang yang mengalaminya ngerasa takut tertinggal dari hal yang lagi populer. Champ kutip dari Halodoc, FOMO ini terjadi karena beberapa hal seperti paparan media sosial atau cerita dari teman-teman yang biasanya akan membuat seseorang merasa tertinggal atau kurang berpartisipasi kalau nggak melakukan hal yang sama.Β
FOMO ini juga rentan banget menimpa generasi muda dalam berbagai konteks, termasuk di dalam politik. Nah, siapa yang kemarin nyoblos cuma karena ikut-ikutan temen tanpa lihat visi misi paslonnya? Hmm, emangnya boleh se-FOMO itu? Yuk, kita bahas bareng temen Champ dari Komisi Pemuda (Komda) Gereja Kristen Sumba (GKS) Jemaat Waibakul di bawah ini. π
Champ: Halo Kak! Boleh perkenalkan diri dan ceritain kesibukannya akhir-akhir ini?
Kak Richy: Hai Champ dan Changemakers! Perkenalkan, nama saya Chornelis Umbu Richy, atau akrab disapa Richy sebagai PIC dari kegiatan ini. Saya jadi perwakilan dari Komda GKS Waibakul yang saat ini bekerja sebagai PNS di Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah. Nah, kalau kesibukannya, selain bekerja, saya juga aktif berkegiatan pada program-program Komda GKS Waibakul yang memang tersedia sepanjang tahun. Salam kenal ya, semuanya! π
Champ: Champ penasaran deh, kira-kira ada program apa aja sih, yang lagi dijalankan oleh Komda GKS Waibakul?
Kak Richy: Kalau untuk saat ini, kami sedang dalam masa pergantian kepengurusan nih, Champ. Jadi beberapa kegiatan masih belum berjalan dan hal itu juga yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanaan amplifikasi. Tapi, program kami bersama Campaign untuk meluncurkan Challenge ini masih akan tetap berjalan. Kami menargetkan akan mencapai jumlah Supporters yang dibutuhkan hingga tanggal 31 Januari 2024.Β
Champ: Wah, semangat ya, Kak! Champ juga mau kepo lagi, nih. Sebagai anak muda, gimana sih Kak Richy melihat anak muda Indonesia saat ini?
Kak Richy: Saya melihat anak muda Indonesia saat ini memiliki kebebasan yang luas untuk pengembangan diri. Tapi, di sisi lain saya melihat rentannya anak muda akan pengaruh buruk yang nggak terkontrol. Untuk itu, anak muda memerlukan pengarahan dan juga memerlukan wadah yang lebih baik untuk pengembangan diri. Pengarahan dan wadah tersebut juga harus dipikirkan mekanismenya. Karena, bisa saja kegiatan tersebut nggak menarik atau bahkan dianggap ketinggalan zaman yang membuat keengganan anak muda untuk ikut serta, gitu Champ.Β
Champ: Champ setuju, anak muda emang perlu pengarahan dan wadah untuk pengembangan diri biar nggak rentan terkena pengaruh buruk apa lagi di tengah huru-hara pemilu gini! π Nah, kalau Kak Richy sendiri, gimana pandangannya melihat proses Pemilu 2024?
Kak Richy: Menurut saya, Pemilu udah berjalan dengan sangat baik. Tapi, sangat rawan akan bentrokan politik dan identitas. Hal ini juga semakin diperparah dengan kondisi sumber daya manusianya yang sangat responsif, tapi kurang kehati-hatian. Nah, hal-hal seperti itulah yang bisa mengakibatkan penyelenggaraan Pemilu 2024 dipenuhi dengan konflik. π’
Champ: Semoga Pemilu 2024 ini nggak ada konflik besar yang memicu perpecahan bangsa, ya. βΉοΈ Oh iya, Kolaborasi Komda GKS Waibakul dan Campaign juga semoga bisa punya dampak baik untuk Pemilu damai ya, kak. Kira-kira dari kalian, apa sih goals yang ingin kalian capai dari Challenge yang udah diluncurkan?
Kak Richy: Dari kolaborasi ini, kami meluncurkan Challenge Lindungi Hak Pilihmu: Pemilih Cerdas, Terpilih Berkualitas, dengan tujuan agar masyarakat Indonesia, terutama para pemuda bisa menyadari akan pentingnya hak pilih yang dimiliki agarΒ pemilih dapat waspada terhadap praktik-praktik ilegal dalam berpolitik seperti salah satu contohnya praktik politik uang.
Champ: Lalu, setelah Challenge tersebut dikonversi menjadi sejumlah donasi, kira-kira akan digunakan untuk apa aja?
Kak Richy: Karena kami punya kekhawatiran terhadap penggunaan hak pilih pemuda yang nggak tepat, atau nggak berdasarkan pertimbangan terhadap kandidat dan program-program yang ditawarkan. Jadi, kami akan menggunakan donasi yang diterima untuk melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih pemula di Kabupaten Sumba Tengah.
Adapun komponen utama pembiayaannya, kami akan gunakan untuk narasumber/ instruktur, perlengkapan pendidikan politik, konsumsi, dan biaya transportasi bagi teman-teman pemuda yang jauh dari tempat pelaksanaan. Begitu, Champ!
Champ: Kalau boleh tau, sebenarnya apa sih, harapan yang ingin kalian lihat dari para pendukung yang mendukung Challenge Lindungi Hak Pilihmu: Pemilih Cerdas, Terpilih Berkualitas?
Kak Richy: Kami berharap para pendukung dapat memahami pentingnya hak pilih mereka, membagikan pengalamannya ke orang-orang terdekat, dan semakin kritis dalam memilih kandidat.
Champ: Pertanyaan terakhir dari Champ, menurut Kak Richy, dunia yang lebih baik itu seperti apa?
Kak Richy: Dunia yang lebih baik ketika semua orang mendapatkan apa yang menjadi haknya, ketika semua orang melakukan kewajibannya dan menghormati hak orang lain, dan ketika orang-orang saling menolong dan memperhatikan kaum-kaum marginal untuk membantu mereka bangkit dan memperbaiki kualitas hidup.
Wah, ternyata Kak Richy juga punya kekhawatiran terhadap pemilih FOMO yang tanpa mempertimbangkan kandidat dan program yang ditawarkannya ya, Changemakers. Kalau gitu, biar kedepannya anak muda nggak lagi cuma FOMO di politik, yuk kita ikutan Challenge Lindungi Hak Pilihmu Pemilih Cerdas Terpilih Berkualitas dari Komda GKS Waibakul. Dengan ikut Challenge tersebut, kamu akan belajar bersama-sama untuk mengetahui cara menggunakan hak suara dengan baik. Yuk, langsung aja ambil aksimu sekarang juga!
Sumber:Β
https://www.halodoc.com/artikel/apa-itu-fomo-ini-pengertian-gejala-dan-dampaknya