Hai, Changemakers!
Enak banget ya, dunia udah serba digital gini! Semuanya jadi serba simpel, informasi tentang bagaimana cara membuat ikan bakar spesial ala Chef Juna nggak perlu lagi kita tanya langsung ke kokinya, tinggal search lewat smartphone kesayangan, langsung muncul deh jawabannya. Bener, nggak?
Nah, tapi di dunia digital yang serba cepat ini, kamu harus hati-hati, loh! Salah langkah bisa salah arah. Coba perhatiin berita-berita masa kini, problem yang disebabkan karena dunia digital udah nggak asing lagi, kan? Dimulai dari keributan yang bermula karena hoax, sampai bertaruh nyawa demi konten di medsos. Oleh karena itu, Champ udah datengin tamu spesial yaitu Kak Siti dari ReadVolution buat sharing-sharing pentingnya literasi digital. Kak Siti juga bakal bocorin cara menyelamatkan diri dari dunia digital, loh! Waduh, penasaran banget, kan? Langsung kepoin aja obrolannya di bawah, yuk!
Champ: Hai Kak Siti! Senang bertemu dengan Kakak! Pertama-tama, perkenalkan diri kakak ke Changemakers terlebih dahulu dan apa kesibukan kakak belakangan ini?
Kak Siti: Halo Changemakers! Perkenalkan aku Siti Kusnul Khotimah, aku seorang PIC di ReadVolution. Kesibukanku belakangan ini adalah menulis. Biasanya aku menulis artikel di beberapa website, tapi untuk sekarang aku lagi sibuk menulis buku keduaku. Fyi nih Changemakers, buku pertamaku yang berjudul A Good Change udah terbit tahun lalu, yaitu tahun 2023. Buku itu adalah buku pengembangan diri yang didasari oleh penerapan filosofi kaizen. Untuk buku yang kedua, judulnya belum fix karena masih dalam proses penulisan dan diskusi bersama editor. Tapi untuk topik besarnya adalah mengenai self-love, yaitu cara memahami makna mencintai diri sendiri.
Champ: Keren banget, Kak Siti! Wah, rekomendasi bacaan bagus nih buat para Changemakers yang mau berkembang menjadi lebih baik lagi. Selanjutnya, program apa sih yang udah dibuat oleh ReadVolution?
Kak Siti: Untuk program, ReadVolution sendiri baru lahir di tahun 2023 tepatnya di bulan Juli. Jadi, program bersama Campaign adalah program pertama kami. Alhamdulillah, kami didukung oleh sejumlah komunitas yang merupakan tim dari ReadVolution itu sendiri sehingga kami bisa berkolaborasi bersama Campaign dalam program #SuarakanCintamu. Kemudian untuk program ke depannya, kami akan mengadakan acara puncak sekitar bulan Mei tahun 2024 sebagai alokasi donasi yang kami dapatkan dari Campaign. Mohon dukungannya ya, Changemakers!
Champ: Pasti berkolaborasi bersama Campaign akan menjadi program pertama ReadVolution yang paling bermakna, deh! Xixixixi 🤭. Nah, Kalau menurutmu Kak Siti, anak muda sekarang dan proses Pemilu 2024 tuh bagaimana, sih?
Kak Siti: Anak muda sekarang itu tugasnya luas, ya. Karena kehidupan sekarang itu mencangkup dua hal, yaitu kehidupan media sosial dan kehidupan nyata (real life). Kita juga tau bahwa kita diapit oleh generasi di atas kita misalnya orang tua kita dan juga diapit generasi di bawah kita misalnya anak-anak sekolah. Nah, tugas anak muda adalah menghubungkan keduanya baik di kehidupan media sosial maupun di kehidupan nyata melalui sarana literasi digital.
Proses Pemilu 2024 ini sangat dipermudah menurutku, apalagi dalam mencari informasi. Kita diberi kesempatan untuk memilih pemimpin 5 tahun ke depan. Tentunya ini jadi ajang yang menggairahkan. Di sini, anak muda dibebaskan untuk mencari tau mengenai paslon mana yang memiliki data dan rekam jejak yang komplit dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan Indonesia. Saya harap di momen Pemilu ini, teman-teman bisa memanfaatkan situasi politik dengan penguatan literasi digital.
Mangkanya, ReadVolution mengarahkan anak muda untuk menguatkan literasi digital mereka. Salah satu caranya dengan mengikuti Challenge yang kami luncurkan di Campaign yaitu Challenge Baca Bareng Kawan: Tingkatkan Budaya Literasi Bersama.
Champ: Champ setuju! Di zaman yang serba digital ini, pengetahuan mengenai literasi digital emang 100% penting banget! Kira-kira goals apa yang ingin ReadVolution capai dari Challenge Baca Bareng Kawan: Tingkatkan Budaya Literasi Bersama ini, Kak?
Kak Siti: ReadVolution ingin memberikan kesan kepada para Changemakers bahwa perubahan bisa dimulai dari diri sendiri. Apalagi segala informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan udah sedekat kita dengan media sosial. Ilmu-ilmu bisa diakses di mana aja dan kapan aja, yang membatasinya adalah mau atau nggak untuk menjadi lebih baik. Sehingga goals ke depannya adalah para Changemakers bisa mulai terbuka wawasannya untuk menyadari perlunya membekali diri dengan pengetahuan literasi digital.
Champ: Mau ilmu apapun, sekarang tinggal cari informasinya di media sosial ya, Kak! Simpel dan ringkas banget, deh! Nah, dari Challenge ini nantinya akan dikonversi menjadi sejumlah donasi. Bisa dijelaskan penggunaan donasinya untuk apa aja?
Kak Siti: Untuk donasi akan kami gunakan untuk acara puncak pada bulan Mei tahun 2024 ini, yang bertepatan dengan hari pendidikan nasional. Kemudian alokasi lainnya akan kami gunakan untuk membeli buku bacaan terutama untuk generasi muda dan juga anak-anak. ReadVolution itu terdiri dari beberapa komunitas yang berbeda, ada Komunitas Rumah Visioner yang bergerak di isu anak putus sekolah, Komunitas Kanaditya yang bergerak di bidang literasi anak-anak, dan Komunitas Bookish Hangout yang bergerak di tingkat literasi generasi muda. Harapannya dana yang kami dapatkan dari Challenge Baca Bareng Kawan: Tingkatkan Budaya Literasi Bersama bisa digunakan untuk pembelian buku bacaan yang kemudian kami salurkan ke komunitas-komunitas tersebut.
Champ: Mantul! Mantap betul! Changemakers pasti langsung buru-buru menyelesaikan Challengenya, deh! Soalnya manfaatnya sesempurna itu untuk mencerdaskan anak bangsa. Terus, apa pesan Kak Siti untuk generasi muda dan dunia yang lebih baik menurut Kakak itu gimana?
Kak Siti: Dunia itu udah makin deket sama kita, bahkan dalam genggaman sendiri. Jadi aku harap, generasi muda bisa lebih terbuka wawasannya untuk menghadapi hal-hal baru, hal-hal yang menantang yang akan datang di masa depan. Kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, salah satu upayanya yaitu dengan penguatan litrasi digital. Aku juga berharap, generasi muda bisa lebih bijak memberikan informasi yang diterima di media sosial. Jadi tahapnya dalam menelaah informasi tuh gini; baca, saring, kalau layak bisa dibagikan, kalau nggak layak simpan untuk diri sendiri.
Dunia yang lebih baik menurutku adalah ketika generasi muda bisa mengakses informasi secara terbuka dan transparan, bisa mengemukakan pendapat dan opininya dalam forum publik maupun media sosial. Teknologi udah semakin maju, fasilitas udah banyak yang layak dan memadai. Jadi, buatlah dunia yang lebih baik dengan lebih mengenal diri sendiri sehingga kita bisa mengembangkan bakat yang sesuai dengan kemampuan kita.
Champ: Wah, Champ 100% sepakat! Dunia udah semakin maju, jadi siapapun yang tinggal di dalamnya harus bisa memanfaatkannya sebaik mungkin ya, Kak! Makasih banyak nih, atas kesempatan waktunya dan obrolan yang seru dan inspiratif ini. Sukses terus untuk Kak Siti dan ReadVolution!
Aduh, nggak kerasa obrolannya udah selesai aja, padahal lagi seru-serunya! Eh, tapi gimana menurut Changemakers? Apa literasi digital sepenting itu di dunia yang serba digital ini? Kalau menurut Champ sih, penting pake banget. Soalnya kalau kita nggak belajar literasi digital, kita bisa terjerumus ke dalam hal yang kita nggak mau, kemakan berita hoax misalnya. Serem, kan? Coba dong Share pendapatmu di komen!
Karena kamu udah tau nih pentingnya literasi digital, Champ mau ajak kamu untuk menerapkan budaya membaca dengan menyelesaikan Challenge Aksi Membaca Buku Cetak itu Menyenangkan. Dengan menyelesaikan Challenge ini, kamu udah membuka donasi sebesar Rp20 ribu yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk membeli buku cerita anak yang kemudian dialokasikan ke sekolah-sekolah mitra Perpustakaan Rumah di Jawa Timur. Yuk, tuntaskan Challenge untuk tanamkan budaya literasi kepada anak sekolah!