#SuarakanCintamu

ODHA dan ADHA juga Punya Hak yang Setara

profile

campaign

Update

Ditulis oleh: SCORA CIMSA


World AIDS Day adalah kampanye kesehatan yang diperingati seluruh dunia pada tanggal 1 Desember tiap tahunnya. Hingga saat ini, kasus HIV di dunia terus meningkat pada semua kelompok usia. Upaya global untuk mengakhiri HIV/AIDS, khususnya pada anak-anak dan remaja terus tertinggal. Data tahun 2020 menunjukkan bahwa terdapat 1,8 juta anak berusia kurang dari 15 tahun yang hidup dengan HIV. Selain itu, pelayanan kesehatan yang tersedia di Indonesia masih belum maksimal akibat stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS yang tidak kunjung usai. Oleh karena itu, untuk merayakan World AIDS Day tahun ini, Standing Committee on Sexual & Reproductive Health and Rights including HIV & AIDS (SCORA) kembali mengadakan kampanye dengan serangkaian kegiatan yang akan berfokus pada topik ADHIV (Anak dengan HIV/AIDS) dan pelayanan kesehatan yang aman serta layak bagi penderita HIV/AIDS.


HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Apabila HIV tidak diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), di mana tubuh sudah tidak mampu melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Prevalensi kasus HIV tertinggi berasal dari kelompok usia dewasa, yakni sebesar 35,1 juta kasus HIV. Namun, HIV/AIDS juga dapat menyerang anak-anak. Terdapat 1,8 juta anak berusia kurang dari 15 tahun yang hidup dengan HIV.


Anak dengan HIV/AIDS (ADHA) termasuk penderita penyakit kronis dan akhir kehidupan (chronic illness/end-of-life). Beberapa studi menunjukkan cara transmisi utama infeksi HIV pada anak adalah transmisi infeksi vertikal atau Mother-To-Child-Transmission (MTCT) yang meliputi transmisi ibu ke anak saat kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Transmisi vertikal ini diperkirakan mencakup 15%-45% dari penyebab HIV/AIDS pada anak-anak dan ARV dapat menekan sebesar 2% dari penularan tersebut. 


Pengidap HIV memerlukan pengobatan dengan antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan pengidap AIDS memerlukan pengobatan dengan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya. ARV umumnya dikonsumsi sekali sehari. 


Dengan mengkonsumsi ARV, penularan HIV/AIDS dapat dicegah. Pasien dengan BPJS akan mendapatkan pengobatan HIV/AIDS yang biaya pengobatannya terjamin sesuai dengan ketentuan berlaku. Namun, kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan komplikasi lanjutan bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) dan ADHIV tidak termasuk dalam jaminan BPJS. Hal ini kembali menjadi pusat perhatian kualitas hidup ODHIV dan ADHIV, terutama pada ADHIV karena anak yang rentan terkena penyakit atau memiliki masalah imunitas tentunya tidak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal.


SCORA CIMSA mengajak seluruh lapisan masyarakat meliputi untuk menumbuhkan kesadaran serta pengetahuan terkait HIV dan AIDS, terutama kasus HIV pada anak, dengan harapan dapat berkontribusi aktif dalam mencapai Three Zeroes (Zero infeksi baru HIV//AIDS, Zero kematian akibat HIV/AIDS, Zero stigma HIV/AIDS) pada 2030 yang merupakan target global.


Mari turut berkontribusi dengan ikut berpartisipasi dalam Challenge #Bantu Anak dengan HIVAIDS ADHA Meraih Mimpi Bersama SCORA CIMSA untuk berdonasi sebesar 28.000. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk kegiatan ground campaign SCORA CIMSA dan donasi kepada Lembaga Swadaya Masyarakat Anak dengan HIV/AIDS di Yayasan Vina Smart Era Jakarta.

heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone