Hai, Changemakers!
Kata orang, tak bertemu dengan orang tersayang walau sedetik, rasanya begitu berat. Ternyata benar. Champ sudah lama nggak ngobrol-ngobrol dengan kolaborator DGFW (Doing Good #ForABetterWorld), akhirnya kangennya bukan main.
Akhirnya Champ kemarin bisa mengobatinya dengan berbincang bersama Epicentrum Unpad. Ada banyak cerita seru dari Epicentrum Unpad. Yuk, ikut Champ ngobrol bersama Kak Rizqi, Kak Sindi, dan Kak Shiva, selaku staff sponsorship Epicentrum Unpad.
Champ: Halo. Champ penasaran. Apa sih, Epicentrum Unpad?
Rizqi: Epicentrum Unpad merupakan event mahasiswa berskala internasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Acaranya bertujuan untuk menggali potensi dan kreativitas mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan pada lingkup nasional, hingga internasional.
Shiva: Epicentrum memiliki 7 mata lomba yang menyesuaikan dengan 7 program studi di Fakultas Ilmu Komunikasi.
Sindi: 7 mata lomba tersebut, antara lain:
1. Commoviecator yang diadakan oleh program studi Televisi dan Film;
2. Ideation yang diadakan oleh program studi Manajemen Komunikasi;
3. Liblicious yang diadakan oleh program studi Perpustakaan dan Sains Informasi;
4. Mediation (Media in Action) yang diadakan oleh program studi Manajemen Produksi Media;
5. Parade Jurnalistik yang diadakan oleh program studi Jurnalistik;
6. Research Mindedness yang diadakan oleh program studi Ilmu Komunikasi;
7. Padjadjaran Public Relations Fair (PPRF) yang diadakan oleh program studi Hubungan Masyarakat.
Champ: Wah keren banget lombanya. Oh, ya. Champ mau tau alasan Epicentrum Unpad mau kolaborasi sama Campaign?
Rizqi: Karena Campaign dan Epicentrum memiliki tujuan yang selaras, yakni sama-sama membuka wawasan banyak pihak tentang berbagai isu yang terjadi dan menjadi agent of change.
Shiva: Sama-sama memiliki tujuan yang selaras, untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Sindi: Karena kami tertarik dengan offer yang diberikan oleh Campaign dan ingin berkontribusi melakukan aksi sosial.
Champ: Berarti kita semua dipersatukan oleh nilai sosial dan harapan dunia yang lebih baik. Champ mau tau dong, dari berbagai Challenge yang sudah diselesaikan, apa yang paling berkesan?
Rizqi: Challenge Literate Young Voters Challenge. Seperti yang kita ketahui, di tahun 2024 merupakan tahun politik, isu-isu politik sedang ramai diperbincangkan di banyak media sosial. Dengan adanya Challenge ini, dapat menjadi wadah bagi saya untuk berkontribusi dalam tahun politik seperti sekarang.
Shiva: Challenge paling membekas bagi aku adalah #JadiPahlawanUntukBangsa Dengan Membantu Edukasi Rumah Singgah, Panti Asuhan dan SD Binaan LBI. Alasannya, aku memandang edukasi menjadi hal yang sangat penting. Dan aku juga merasa senang untuk mengedukasi dan mengenalkan adik-adik dalam hal sejarah dan budaya yang ada di Indonesia.
Sindi: Challenge yang sangat membekas yaitu Kopi Pemilu Ukir Rekor Dunia Minum Kopi Indonesia. Soalnya, di dalam Challenge tersebut melakukan aksi yang bertepatan dengan pemilu, dan menjadi pemilu pertama saya.
Champ: Selama menjalankan DGFW, ada suka dan duka, nggak?
Rizqi: Banyak sukanya. Karena saya sendiri sangat suka apabila dapat bermanfaat dan dapat mengambil peran.
Shiva: Aku merasa nggak ada duka. Soalnya, ikhlas berbuat kebaikan. Sukanya, selama menjalankan Challenge, merasa senang dapat melakukan perbuatan baik dan berdonasi tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.
Sindi: Sukanya ketika saya bisa melakukan kebaikan hanya dengan mengikuti Challenge yang seru di setiap aksinya. Dukanya ketika ingin mengunggah foto, sulit untuk memilih melalui galeri, sehingga harus melalui kamera langsung.
Champ: Semoga terus bermanfaat untuk kebaikan. Ngomongin kebaikan, apa sih isu sosial yang jadi fokus kalian?
Rizqi: Isu kesenjangan sosial. Alasannya, saya merasa prihatin dan ikut andil dalam memberantas kesenjangan sosial, baik dengan pemberdayaan, pemberian bantuan, maupun berbagi pengetahuan pada orang yang membutuhkan.
Shiva: Isu sosial yang menarik fokus aku adalah quality education. Nggak bisa dipungkiri, edukasi adalah hal yang sangat penting untuk masyarakat, dan juga melihat keadaan Indonesia yang kualitas edukasinya masih tidak merata, sehingga sering kali terjadi ketimpangan.
Sindi: Isu yang menjadi fokus aku adalah ketidaksetaraan pendidikan. Pendidikan yang nggak merata dapat memperkuat ketidaksetaraan dalam masyarakat. Dengan memperjuangkan akses pendidikan yang lebih adil, kita dapat membangun dasar yang kuat untuk masa depan yang lebih baik bagi semua orang.
Champ: Keren… Saat ini apa program yang dijalankan oleh Epicentrum Unpad?
Rizqi: Saat ini Epicentrum sedang bersiap-siap melakukan roadshow online yang akan dilaksanakan pada 02 Maret 2024.
Sindi: Tujuan dari roadshow ini adalah untuk memperkenalkan ketujuh mata lomba yang terdapat dalam Epicentrum kepada calon peserta.
Shiva: Sesuai dengan tema Epicentrum tahun ini, yaitu speak for tomorrow’s education. Epicentrum mengajak mahasiswa selaku agent of change untuk merespons isu ini dan memberikan solusi dari sudut pandang pendidikan komunikasi.
Champ: Semoga sukses programnya. Sebagai penutup, Champ mau tau, bagaimana dunia yang lebih baik menurut kalian?
Rizqi: Dunia yang setiap lini masyarakat dapat merasakan kebahagiaan.
Shiva: A better world for me is where there is a world without discrimination, sustainable environment, with peace and prosperity for people and the planet, now and into the future.
Sindi: Dunia yang lebih baik adalah tempat di mana toleransi, keadilan, dan cinta mengalir di antara semua manusia. Di sana, kita saling menghormati, peduli pada lingkungan, dan berusaha membangun masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Ada poin penting yang bisa kita jadikan pelajaran hidup dari obrolan Epicentrum Unpad. Bahwa melakukan kebaikan bisa di mana saja, baik dunia pertama maupun dunia virtual. Yang terpenting, niat dan keinginan memberikan kebaikan.
Kalian bisa mengikuti jejak Epicentrum Unpad dengan menyelesaikan berbagai Challenge di Campaign. Misalnya, Kopi Pemilu Ukir Rekor Dunia Minum Kopi Indonesia. Challenge yang bertujuan untuk memperkenalkan kopi dari Indonesia. Dengan menyelesaikan Challenge ini, kamu akan membuka donasi sebesar Rp24 ribu yang disponsori oleh Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk biaya produksi GKP7plus. Dalam kemasan tersebut ada 8 kopi. Filosofinya adalah 1 kopi untuk sendiri, 7 kopi untuk dinikmati bersama orang lain. Yuk, ikutan sekarang juga!