Hai, Changemakers!
Di luar sana, banyak berseliweran penilaian tentang anak teknik yang dikenal sebagai orang yang garang dan serius.
Hhmm… tapi sebenarnya, nggak juga, sih. Gini, pas Champ ngobrol bareng Kak Abyan, Backend Developer tim Campaign, ternyata belum tentu anak teknik itu orangnya serius dan nggak bisa diajak bercanda. Kemarin, pas ngobrol bareng Kak Abyan, beberapa kali Champ dibuat ketawa. Bahkan, pas ada sesi Zoom tim Campaign, celetukan Kak Abyan di komentar sering bikin ketawa.
Usut punya usut, pria asal Tangerang Selatan ini bergabung sama komunitas stand up comedy. Kak Abyan gabung dengan komunitas stand up comedy sejak awal tahun 2023. Alasannya, awalnya merasa stuck di fotografi. Karenanya ingin belajar story telling dan penulisan, agar fotografinya semakin berkembang. Namun, lama kelamaan jadi ketagihan dan semakin penasaran. Dirinya juga sudah dua kali mengikuti lomba stand up comedy di Tangerang Selatan.
Lika-liku Melakukan Stand up Comedy
Untuk menjadi komika, susah-susah gampang. Menurut Kak Abyan, kalau mau jadi komika, selain punya kemampuan di atas panggung, juga harus banyak membaca. Dengan banyak membaca, akan meningkatkan kosa kata. Kosa kata penting untuk merangkai kalimat agar lebih kaya diksi, sehingga lebih menarik waktu diucapkan di atas panggung.
Bukan hanya banyak membaca, komika juga harus memiliki kemampuan menulis.
“Emang apa hubungan komedi sama menulis?” tanya Champ keheranan.
Ternyata setelah mendengar penjelasan Kak Abyan, kemampuan menulis, bisa berguna saat penulisan materi. Sehingga, penulisannya semakin rapi dan tertata baik.
Seorang komika juga harus pandai memainkan premis dan punchline. Premis adalah suatu keresahan untuk menggiring cerita. Sedangkan, punchline adalah respons dari premis tadi. Misalnya:
”Gue sering melihat emak-emak sein kiri, tapi beloknya kanan. Kemarin, gue ketemu emak-emak sein kiri, akhirnya gue mutusin buat nyalip lewat kiri. Eh, pas nyalip kiri, ternyata emak-emaknya beneran belok kiri. Akhirnya tubrukan, dong.”
Meskipun nggak selamanya premis dan punchline yang diucapkan berbuah lucu. Kak Abyan sendiri pernah mengalaminya. “Tapi, kejadian nggak lucu di atas panggung yang harusnya direspons untuk membenahi diri,” ucap Kak Abyan.
Melawan Tantangan yang Ada
Bukan hanya nggak lucu di atas panggung yang harus dihadapi oleh komika. Kak Abyan bercerita kalau sering merasa gugup sebelum naik di atas panggung. Dan itu wajar. Komika yang punya nama besar saja masih sering gugup pas sebelum naik panggung. “Tapi, gugup harus dinikmati. Kalau aku banyak minum dan ngebadanin depan kaca,” ucapnya.
Penyakit lain yang sering menghantui saat tampil ialah ngeblank. Banyak faktor yang membuat ngeblank. Salah satunya kurang latihan. Kurang latihan bisa membuat lupa materi.
Mendengar cerita Kak Abyan tentang stand up comedy, buat Champ sadar ternyata banyak lika-liku yang harus dihadapi oleh komika.
Oh ya, di awal, Kak Abyan menjelaskan kalau ikut stand up comedy karena merasa stuck sama hasil jepretannya. Ternyata, Kak Abyan juga mendalami dunia fotografer, loh.
Awal suka memotret tahun 2013 karena senang. Akhirnya coba-coba kamera ayah. Setiap liburan, selalu menawarkan diri menjadi orang yang memotret. Baru menjadi fotografer profesional saat mau lulus, tepatnya 2019. Di tahun 2019, buka jasa prewedding.
Menghasilkan Foto yang Baik dan Menarik
Untuk menjadi seorang fotografer, yang susah bukan pada teknik pengambilannya, tapi bagaimana menjadikan sebuah foto menjadi hidup. Foto yang hidup, ada unsur bercerita di dalamnya. Jika ingin menjadikan foto sebagai nilai sosial, fotonya harus bisa memberikan dampak. Sehingga, hasil fotonya bisa menggiring orang untuk bergerak, apalagi edukatif dan informatif.
Bagi Kak Abyan, seorang fotografer harus riset dahulu. Riset konteks dari objek fotonya apa? Sehingga, biar bisa membangun perasaan waktu mengambil gambar. Seorang fotografer juga harus peka dengan kondisi lingkungan di tempatnya memotret, agar hasil fotonya lebih punya makna mendalam.
Agar Bisa Menjadi Cuan
Lebih lanjut, Kak Abyan memberi tips bagi yang mau jadi fotografer bisa menghasilkan cuan. Pertama, promosikan hasil karyanya melalui media sosial, terutama reels. Kedua, bagi yang mau jadi fotografer prewedding harus membangun relasi sosial dengan pemilik gedung atau pemilik WO (Wedding Organizer).
Artinya, untuk menjadi seorang fotografer yang profesional, mau nggak mau, diri kita sendiri yang aktif membangun branding dan relasi sosial.
Ngomongin tentang diri sendiri, Champ teringat sama pesan Kak Abyan tentang dunia yang lebih baik. “Dunia yang lebih baik ketika kita mampu mengubah diri sendiri menjadi lebih baik. Sadar akan kekurangan di dalam diri, sehingga terus berusaha untuk bergerak menjadi lebih baik lagi.”
Champ juga sepakat! Mari ciptakan dunia yang lebih baik dari diri kita sendiri dengan terus update diri. Selama melakukan update diri tentu banyak kisah-kisah yang di alami.
Nah, kisah-kisah tersebut bisa juga kamu ceritakan dengan mengikuti Challenge Bagikan Perjalanan Mimpimu untuk Menginspirasi Mereka. Yuk, ikutan dan selesaikan Challenge-nya. Bukan hanya bisa berbagi cerita perjalananmu, tapi dengan menyelesaikan Challenge, juga bisa membuka donasi sebesar Rp24 ribu yang disponsori Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi dialokasikan untuk Youth Mentoring Program di Panti Asuhan KH Mas Mansur, Malang.