Hai, Changamakers!
Apakah kalian pernah mengalami kebingungan saat membaca tujuan sebuah Challenge yang ada di aplikasi Campaign? Atau pernah kebingungan tentang perintah aksi yang harus kamu lakukan dalam sebuah Challenge?
Tenang, kadang ini nggak cuma dirasakan oleh kamu, tapi juga beberapa Changemakers lainnya. Nah, kebingungan yang terjadi bisa disebabkan oleh kekeliruan Organizer waktu menuliskan keterangan. Sehingga, terjadi kekaburan, ambigu, dan kurang jelas. Padahal, dalam dunia kepenulisan, tulisan yang baik adalah tulisan yang mudah dipahami oleh orang lain.
Untuk meminimalisir kondisi tersebut, spesial kali ini Champ bakal menjelaskan bagaimana menuliskan keterangan Challenge dan aksi yang baik. Sehingga, bisa menjadi pembelajaran bagi Organizer yang akan meluncurkan Challenge.
Agar mendapatkan pengetahuan yang baik, Champ udah interview Anindhita Resyahanifa Putri, selaku Outreach Officer Campaign.
Menulis Keterangan Challenge yang Nggak Bikin Bingung
Menurut Kak Anindhita, keterangan Challenge yang baik harus bisa menggambarkan isu yang diangkat, apa urgensinya, menambahkan data pendukung, dan output-nya. Di dalam penulisan keterangan Challenge, juga harus diperjelas perihal penggunaan donasi. Tujuannya, agar Supporter semakin memahami dampak baik yang akan diciptakan dari Challenge yang diikutinya nanti.
Champ kemudian bertanya, “Apakah ada batas maksimal kata dalam menuliskan keterangan Challenge?”
Kak Anindhita menjelaskan jika di dalam penulisan keterangan Challenge, nggak ada batasan maksimal kata. Hanya saja, Campaign menyarankan dengan format penulisan 4 paragraf.
4 paragraf terdiri dari alasan tentang kenapa Challenge ini penting dan perlu dukungan dari Suporter, rencana pemakaian donasi, dan jika ada, juga ditambahkan tentang insentif yang akan didapatkan Supporter.
Kalau dari tadi membahas tentang keterangan Challenge yang baik, Kak Anindhita kemudian menjelaskan hal yang harus dihindari waktu menulis keterangan Challenge. Menurutnya, jangan menuliskan dengan paragraf yang terlalu singkat, sehingga nggak memberikan gambaran jelas dari Challenge. Organizer juga harus menghindari penulisan rencana penggunaan donasi dengan konsep bullet points, disarankan untuk menulis rencana penggunaan donasi dalam bentuk narasi agar tersampaikan pesan dan latar belakang penggunaan donasi.
Perintah Aksi Challenge yang Nggak Jelas, Bisa Bikin Gagal Verifikasi
Nah, berbanding terbalik dengan penulisan keterangan aksi. Kalau keterangan Challenge harus menghindari penulisan yang terlalu singkat, justru di penulisan keterangan aksi, lebih baik ditulis singkat. “Tujuannya agar Supporter lebih mudah memahami instruksi dan tidak ada celah ambigu,” tegas Kak Anindhita.
Selain menghindari penulisan yang bertele-tele, juga hindari penggunaan istilah yang sulit untuk dipahami. Pastikan juga bahwa instruksi aksi, mudah buat dilakukan oleh Supporters. Tujuannya untuk mencegah adanya aksi yang nggak terverifikasi.
Walaupun singkat tapi juga harus jelas ya, agar pesan aksi tidak ambigu dan menimbulkan makna lain. Usahakan juga kamu membuat aksi yang mudah diikuti oleh semua orang.
Misalnya:
Don’t: Foto kamu dan foto ketiga paslon capres
Do: Foto diri dengan foto ketiga paslon capres (Boleh ambil dari internet)
Kan, sayang banget kalau aksi dari Supporter nggak terverifikasi. Kalau nggak lolos verifikasi, maka nggak bisa dikonversi menjadi donasi. Jangan sampai kejadian begitu, ya!
Yuk, buat para Organizer yang akan meluncurkan Challenge, lebih diperhatikan lagi dari teknik penulisannya. Jangan sampai membuat Supporter kebingungan. Bisa jadi, yang awalnya mau ikutan Challenge, terus keterangan Challenge dan aksinya nggak jelas, malah mengurungkan niat buat ikutan.
Semoga dengan adanya informasi ini, bisa membantu kalian, ya.
Sebelum menutup tulisan ini, Champ juga mau ngajak kalian ikutan Challenge PilahSampahDamai Ciptakan Lingkungan Hidup yang Merangkul Semua Agama dan Keyakinan. Challenge ini bertujuan untuk mengajak Changemakers menjaga lingkungan dengan pendekatan beragama dan berkeyakinan yang dianut masing-masing individu.
Challenge yang selesai akan dikonversi menjadi donasi sebesar Rp20 ribu yang disponsori Search for Common Ground, Indika Foundation, dan Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi yang terkumpul akan digunakan untuk edukasi pengelolaan sampah terpadu di Desa Cipanjalu, Kabupaten Bandung. Yuk, ikutan!