Changemakers pada tahu nggak kalau ternyata saat mencari kerja itu selain hard-skill, kita juga perrlu menonjolkan soft skill?
Pada tahun 2016, Wonderlic melakukan survey kepada 260 karyawan. Hasil survey tersebut menemukan bahwa 93% karyawan merasa bahwa soft skill merupakan salah satu poin pertimbangan yang “esensial” dan bahkan “sangat penting” dalam perekrutan karyawan sebuah perusahaan.
Nggak hanya itu, berdasarkan penelitian oleh Stanford Research Center, Carniege Foundation, dan Harvard University menemukan bahwa pengembangan soft skill berkontribusi 85% dalam kesuksesan bekerja, dibandingkan hard skill atau technical skill yang hanya berkontribusi sebesar 15%.
Dari data-data tersebut, nggak heran, kan kalau soft skill sangat penting dalam mencari kerja?
Pertama-tama ketahui dulu, yuk, apa sih bedanya soft skill dengan hard skill?
Hard skill adalah skill teknis yang dapat kita pelajari dan dapatkan dengan belajar melalui kursus, pengalaman hidup, berkarir, maupun pengalaman akademik. Hard skill yang kita pelajari bisa disesuaikan dengan posisi pekerjaan yang kita inginkan. Misalkan, untuk seorang IT System atau App developer, maka dibutuhkan hard skill memahami Bahasa pemograman. Untuk seorang akuntan, maka dibutuhkan hard skill berhitung dan cara menggunakan Microsoft Excel.
Sedangkan, soft skills adalah sebuah skill atau kemampuan interpersonal yang bersifat non-technical. Tidak hard-skill, kemampuan ini tidak bisa langsung, tapi melalui indera-indera kita bisa merasakannya lanngsung. Kemampuan ini sebetulnya sudah dimiliki oleh setiap orang, namun butuh untuk dikembangkan sesuai dengan kepribadian setiap individu. Contoh soft-skill adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang dari bebagai background berbeda, bagaimana seseorang menyelesaikan suatu masalah, bagaimana seseorang merumuskan permasalahan dan berpikir secara kritis serta kreatif dalam memformulasikan sebuah solusi. Selain itu soft skill juga bisa dilihat dari bagaimana seseorang bisa bekerja sama dengan orang lain.
Kesenjangan antara soft skill dan hard skill inilah yang dapat menjadi salah satu faktor penghambat perkembangan karir dan mencari pekerjaan bagi beberapa orang. Tak hanya itu, pasalnya angka kelulusan, fresh graduate dengan penerima kerja setiap tahunnya menurun. Ketika banyak perusahaan yang mebutuhkan karyawan yang tak hanya mahir dalam melakukan hal teknis namun juga berkoordinasi dengan sesama tim dan lintas divisi, di sinilah letak yang bisa membuatmu berbeda dan menonjol.
Meskipun system pendidikan di Indonesia telah mewajibkan belajar selama 12 tahun, namun tidak semua individu menyadari pentingnya pengembangan soft-skill.
Maka dari itu penting bagi changemakers untuk mengembangkan skill-skill seperti berkomunikasi, problem solving, dan mengasah critical thinking.
Dalam rangka meningkatkan soft skillmu, Bright Places bersama Yayasan Dunia Lebih Baik melalui Aplikasi Campaign #ABetterWorld menciptakan campaign ”#DaretoShare : Asah Pengalaman & Edukasikan Kisah Belajarmu yang telah dilaksanakan dari 8 Desember 2023 hingga 8 Maret 2024 lalu.
Tapi tentunya program tidak hanya hingga penggalangan donasi dari aksi-aksi yang telah changemakers lakukan, nih. Bright Places akan melaksanakan campaignya segera dan akan mencari volunteer yang ingin melatih soft-skill nya untuk meningkatkan produktivitas UMKM dan sharing pengalamannya kepada teman-teman di Yayasan Yati Piatu.
Harapannya program ini dapat membantu changemakers dalam melatih soft skill. Selain itu, membagikan pengalamanmu kepada anak-anak Yayasan yang nantinya akan terekspos dengan berbagai istilah bisnis dari ceritamu nanti. Seru, kan?
Maka dari itu tetap pantau Instagram @brightplaces.id dan @campaign.com untuk mengikuti perkembangan dan pelaksanaan program #DaretoShare ya, changemakers!
#brightplacesid #daretoshare #mutupendidikan