Hai Changemakers!
Emangnya kalau kebanyakan makan telur jadi bisulan? Kalau cuci telur sampai bersih, kuman-kumannya beneran hilang?
Hayo siapa yang sering dengar cerita-cerita tadi? Ternyata sampai saat ini cerita tentang telur masih sering berseliweran terdengar dari mulut orang-orang. Hal ini menyebabkan kita ragu saat hendak mengonsumsi telur, apalagi kalau dikonsumsi setiap hari.
Tapi tahukah kalian, kalau cerita-cerita tadi ternyata hanya mitos loh! Yuk kita kupas tuntas tuntas mitos telur di bawah ini!
1. Mitos: Telur memicu bisul
Fakta:
Tidak ada bukti ilmiah bahwa telur dapat memicu bisul. Bisul disebabkan infeksi bakteri Staphylococcus aureus masuk ke dalam folikel rambut atau kelenjar minyak pada kulit, yang kemudian menyebabkan peradangan dan pembentukan benjolan merah yang terasa nyeri. Biasanya bisul terjadi karena kondisi kulit yang memiliki kelembaban berlebihan, kurang bersih, atau kerusakan kulit yang memudahkan bakteri masuk ke kulit.
2. Mitos: Kuning telur meningkatkan risiko penyakit jantung
Fakta:
Kuning telur justru melindungi kesehatan jantung, perkembangan otak, dan sistem saraf karena mengandung kolin. Kolin berfungsi untuk mengontrol dan menahan kadar homosistein agar risiko penyakit jantung tidak muncul.
3. Mitos: Telur harus dicuci bersih
Fakta:
Mencuci telur tidak dianjurkan karena akan membuka pori-pori pada cangkang sebagai pintu masuk bakteri salmonella. Pada dasarnya telur memiliki lapisan pelindung alami yang disebut cuticle yang berfungsi untuk melindungi telur dari kontaminasi bakteri serta menjaga kesegarannya.
4. Mitos: Telur mentah lebih kaya protein
Fakta:
Telur mentah mengandung bakteri salmonella yang mengakibatkan diare, mual, muntah, kejang, hingga kematian. Pada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, infeksi bakteri salmonella menyebabkan komplikasi serius.
5. Mitos: Warna cangkang telur menentukan kandungan gizi
Fakta:
Perbedaan anatomi ayam betina menghasilkan warna cangkang telur berbeda-beda sehingga tidak mempengaruhi kandungan gizi di dalam telur. Kandungan gizi dalam telur ditentukan oleh faktor-faktor berupa jenis pakan yang diberikan untuk ayam, kondisi kesehatan ayam, lingkungan tempat telur diproduksi, dan cara penyimpanan telur.
Sekarang sudah tahu kan mitos-mitos telur yang beredar tidak benar? Meskipun begitu, kita tetap harus memilih telur yang berkualitas baik agar tubuh kita sehat.
Berbicara tentang sehat, yuk dukung anak-anak terindikasi stunting agar tumbuh sehat bersama #ZeroStunting ! Jangan lupa ajak teman-temanmu untuk berkontribusi menurunkan angka stunting untuk ciptakan masa depan anak-anak yang cerah.