Hai, Changemakers!
Kamu masih nonton film bajakan? Kalau Champ boleh tau, alasannya apa, sih? Karena gratis? Tapi, emang kamu beneran yakin nonton film ilegal itu beneran gratis? Padahal, nggak, loh. Tanpa kamu sadari, ternyata ada sejumlah bayaran yang harus kamu tebus dari film bajakan yang udah kamu tonton. Film karya anak bangsa juga udah banyak yang mendapat penghargaan internasional, dan tanpa disadari dengan menonton bajakan, kita nggak menghargai karya buatan teman-teman di dunia perfilman tanah air, coba kita kulik.
Emang Boleh, Film Lokal se-Mendunia ini? 😳
1. Yuni (2021)
Sumber: Wikipedia Indonesia
Film ini membahas tentang isu perempuan, khususnya budaya patriarki yang selama ini masih melekat di kehidupan banyak orang. Walaupun terkesan berat, Film Yuni mengemasnya dengan ciamik yang menceritakan kegalauan seorang gadis SMA antara lanjut kuliah untuk menggapai mimpinya atau langsung menikah.
Film yang ditulis dan disutradarai oleh Kamina Andini ini berhasil mendapatkan penghargaan Young Cineastes Award di Palm Springs International Film Festival. Nggak cuma itu, film Yuni juga ditayangkan di Toronto International Film Festival dan menjadi perwakilan Indonesia untuk seleksi Oscar tahun 2022, loh!
2. Penyalin Cahaya (2021)
Film ini menceritakan tentang mahasiswi yang harus kehilangan beasiswanya karena foto unggahan ketika dirinya sedang mabuk diketahui oleh pihak kampus. Dalam film ini juga menceritakan gimana susahnya berjuang untuk mendapatkan keadilan atas kasus kekerasan seksual yang menimpa dirinya.
Film yang ditulis dan disutradarai oleh Wregas Bhanuteja ini udah tayang terlebih dahulu di Busan International Film Festival (BIFF) sebelum tayang di Indonesia, loh. Nggak cuma itu, film ini juga berkompetisi dalam beberapa nominasi keren yaitu New Current Award, New Currents Audience Award, NETPAC Award, dan FIPRESCI Award.
Udah Susah Payah Bikin Film Keren, Masa Kamu Masih Nonton Bajakannya?
Di Gathering & Masterclass “Creator Space: This Youth Can!” tanggal 17 dan 18 Februari lalu, Wregas Bhanuteja, salah satu penulis dan sutradara hebat yang filmnya udah Champ spill di atas nyeritain proses kreatif dari pembuatan film yang nggak instan.
Kak Wregas bilang, untuk bikin alur film biar penonton greget, harus dimulai dari membuat karakter ketergantungan yang diberikan arah tujuan untuk melepas atau mencapai ketergantungannya tersebut biar film nggak terkesan flat dan boring. Abis itu, karakter juga harus dibumbui dengan hambatan dan usaha untuk mencapai klimaks cerita, dan yang terakhir itu ending sebagai akhir dari penyelesaian konflik.
Gimana? Prosesnya panjang, kan. Itu baru proses untuk bikin karakter dan alur film aja, loh. Belum lagi proses shooting, dan editing yang nggak gampang. Kak Ahmad Yuniardi, Film Editor Budi Pekerti dan Penyalin Cahaya, bilang proses editing film ini penting banget agar film bisa menciptakan pesta sinematik yang nggak terlupakan bagi penonton. Tahapannya mulai dari organize, rough cut, fine cut, add effects and graphics, sound, color, review and revise, dan export.
Panjang banget ya, proses bikin film itu. Kalau kita nonton sih, satu atau dua jam juga selesai. Tapi, bagi mereka yang memproduksinya, bisa ngabisin beberapa bulan. Kebayang kan, berapa banyak energi dan waktu yang mereka kasih untuk bisa memberikan film keren yang bisa nemenin dan menghibur kamu. Tapi balesan kamu, apa? Malah nonton film bajakan! Ini sih, namanya air susu di balas air tuba, huhu. 😭
Padahal, Nonton Film Bajakan itu Nggak 100% Gratis, ada Bayarannya!
Champ nggak lagi nakut-nakutin, tapi emang nonton film secara ilegal itu beneran bikin takut. Kalau nggak percaya, coba aja baca penjelasan di bawah ini. 👇
- Bikin industri film rugi: Di saat kamu ngerasa untung karena bisa nonton film bajakan secara gratis, industri film justru jadi rugi bandar bahkan bisa mengancam eksistensi mereka.
- Pekerja film terancam kehilangan pekerjaan: Tanpa kamu sadari, film bajakan yang kamu tonton itu bisa mengurangi pendapatan para pekerja film dan kalau hal ini dibiarin gitu aja, bisa-bisa mereka kehilangan pekerjaannya. Kalau udah gini, siapa yang mau bikin film buat menghibur kita?
- Ancaman virus dan malware berbahaya: Mengakses film ilegal itu beresiko banget loh, untuk keamanan perangkat pribadi kamu.
- Didenda dan masuk penjara: Ini bayaran yang harus kamu tebus karena udah melanggar hak cipta dan melakukan perbuatan ilegal. Nonton film bajakan = mencuri. Kamu mau disamakan dengan pencuri? 😖
Udahan Yuk, Jadi Maling Filmnya!
Setiap tanggal 30 Maret, Indonesia merayakan Hari Film Nasional. Di tahun ini, slogannya “Beragam Filmnya, Ramai Penontonnya”. Sebagai pencinta film, kita ikut rayakan hari spesial ini, yuk. Eits, tapi penonton film bajakan nggak diajak. Kecuali, kalau mulai sekarang kamu mau tobat, dan berhenti nonton film secara ilegal. Setuju? 🤝
Saat ini, film Indonesia udah jauh berkembang sangat pesat. Biar makin maju, kita harus dukung dan apresiasi semua film Indonesia ya, Changemakers! Jangan lupa say good bye dulu buat film-film bajakan, kita hargai karya film dengan menontonnya secara legal!
Selamat Hari Film Nasional 📽️🖤