#ForABetterWorldID

Agama dan Keyakinan Menjadi Penawar dari Kerusakan Lingkungan

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers!

Apa masih ada sudut bumi yang nggak mengalami kerusakan? Rasa-rasanya nggak ada, ya. Dari laut, darat, udara sudah mengalami kerusakan.

Dengan kerusakan yang terjadi, individu atau komunitas sosial yang tergerak untuk menjaga lingkungan, melakukan berbagai upaya untuk menyembuhkan bumi dari sakitnya. Seperti yang dilakukan Kak Adora Beata Bethari atau akrab disapa Kak Bea yang sekarang melakukan kampanye sosial untuk menjaga lingkungan dengan menggunakan pendekatan agama dan keyakinan.

Perempuan asal Bandung ini menceritakan panjang lebar ke Champ tentang pandangannya perihal lingkungan dan kampanye sosialnya.

Penasaran sama idenya yang cemerlang untuk menyelamatkan lingkungan? Simak obrolan Champ sama Kak Bea sampai tuntas, ya.😊

Champ: Boleh ceritakan apa kesibukan Kak Bea sekarang?

Kak Bea: Saat ini aku bekerja di Dinas Lingkungan Hidup di Bandung dan mengelola usaha sosial serta komunitas bernama Plastavfall Solution.

Champ: Boleh ceritakan tentang Plastavfall Solution?

Kak Bea: Plastavfall Solution merupakan komunitas yang fokusnya untuk mengolah sampah. Plastavfall Solution didirikan oleh dua orang, aku sendiri dan Reza. Plastavfall Solution didirikan di tahun 2016. Berdirinya Plastavfall Solution berawal dari tragedi lingkungan yang menimpa diriku di tahun 2005. Di tahun 2005, Bandung terjadi leuwigajah, peristiwa β€œbanjirnya” sampah yang mengepung Bandung. Peristiwa leuwigajah membuat kehidupan nggak nyaman, yang membuat aku harus tutup hidung pas keluar.

Kemudian, di tahun 2015 atau 2016 aku pergi ke Bali untuk snorkeling. Yang aku lihat bukan keindahan laut, melainkan sampah. Di sisi lain, aku juga suka baca jurnal tentang mikroplastik. Nah, sederet faktor itu yang akhirnya membuat aku dan Reza mendirikan Plastavfall Solution.


image

Champ: Keren. Semoga bisa berdampak baik untuk lingkungan. Ngomongin lingkungan, Champ kepo sama Challenge PilahSampahDamai Ciptakan Lingkungan Hidup yang Merangkul Semua Agama dan Keyakinan yang diluncurkan oleh Kak Bea. Kenapa meluncurkan Challenge itu?

Kak Bea: Jadi di tahun kemarin, aku mendapatkan fellowship content creator yang di dalamnya juga ada Campaign, USAID, Indika Foundation, Search for Common Ground. Di acara itu, aku mendapatkan insight bahwa setiap agama dan keyakinan, sebenarnya punya ajaran untuk menjaga lingkungan.

Indonesia sendiri memiliki beragam agama dan keyakinan. Daripada mencari perbedaannya, aku memilih untuk menemukan kesamaannya. Akhirnya, aku memutuskan mencari kesamaan dengan berfokus pada masalah lingkungan.

Champ: Kalau tujuan Challenge-nya apa?

Kak Bea: Ingin menyadarkan bahwa setiap orang punya hak atas pedoman hidupnya berdasarkan agama dan keyakinannya masing-masing. Dan sebagai manusia, kita punya tugas yang sama untuk menjaga lingkungan karena rumah kita sama, yakni bumi.

Champ: Di Challenge mengajak menjaga lingkungan dengan menggunakan pendekatan agama dan kepercayaan. Apa alasannya?

Kak Bea: Agama dan kepercayaan dekat dengan kehidupan manusia. Kedekatannya dengan manusia, membuat agama dan kepercayaan lebih memiliki validasi untuk menjadi pedoman hidup manusia untuk menjaga lingkungan.

Champ: Ngomongin tentang kesadaran lingkungan, menurut Kak Bea, apakah masyarakat Indonesia punya kesadaran terhadap lingkungan?

Kak Bea: Menurut pandanganku, di tahun 2016, masyarakat masih kurang peduli dengan lingkungan. Kalau sekarang, yang aku lihat, masyarakat udah mulai memiliki kepedulian pada lingkungan. Kepedulian masyarakat disebabkan oleh pengaruh media sosial dan sederet kasus lingkungan yang terjadi.




image

Champ: Semoga kesadaran masyarakat terhadap lingkungan bisa semakin meningkat. Kembali lagi ke Challenge, nih. Di penggunaan donasi, nantinya akan dipakai untuk edukasi pengelolaan sampah di Desa Cipanjalu. Kenapa memilih Desa Cipanjalu?

Kak Bea: Desa Cipanjalu sudah menjadi perhatian Plastavfall Solution sejak 2022. Yang harus diketahui, di Desa Cipanjalu kondisinya memprihatinkan. Di sana nggak ada TPS dan petugas yang mengambil sampah. Sedangkan masyarakat kesulitan mengeluarkan uang buat membayar orang untuk mengambil sampah. Akhirnya, masyarakat lebih memilih membuang sampah ke lembah atau membakarnya karena lebih murah.

Alasan lain memilih Desa Cipanjalu karena lokasinya yang berdekatan dengan Plastavfall Solution, sehingga lebih mudah untuk dilakukan monitor.




image

Champ: Kalau bentuk edukasinya ke masyarakat seperti apa nantinya?

Kak Bea: Mengajarkan tentang bank sampah, cara mengolah sampah organik, dan cara memilah sampah. Dalam pelaksanaannya, Plastavfall Solution akan berkolaborasi dengan komunitas lain untuk sosialisasi pengetahuan ke masyarakat.

Champ: Keren. Semoga bisa berdampak positif bagi masyarakat. Menurut Kak Bea, bagaimana dunia yang lebih baik?

Kak Bea: Dunia yang bisa berkompromi. Kita bisa saling menurunkan ego. Agar tercipta keadilan sesama manusia, tumbuhan, dan hewan.

Kak Bea juga mengucapkan terimakasih pada Supporter yang sudah memberikan effort mengambil Challenge PilahSampahDamai Ciptakan Lingkungan Hidup yang Merangkul Semua Agama dan Keyakinan. Semoga bisa mempraktikkan pedoman agama dan keyakinan secara nyata di kehidupan. Serta menerapkan gaya hidup berkelanjutan dan peduli pada orang lain.

Buat kamu yang belum ambil Challenge PilahSampahDamai Ciptakan Lingkungan Hidup yang Merangkul Semua Agama dan Keyakinan, yuk segera ambil dan selesaikan Challenge-nya. Soalnya, donasi yang selesai akan dikonversi menjadi donasi sebesar Rp20 ribu yang disponsori Search for Common Ground, Indika Foundation, dan Yayasan Dunia Lebih Baik. Nantinya, donasi akan digunakan untuk edukasi pengelolaan sampah terpadu di Desa Cipanjalu. Yuk, segera ambil dan selesaikan Challenge yang diluncurkan oleh Kak Bea!



heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone