#HarimauAdalahMinang

Silek Minang, Sistem Pertahanan Nagari. Wujud Pembelajaran Dari Alam

profile

sumatrawildadventure

Update

Silek, atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Silat, merupakan seni bela diri tradisional khas beberapa etnis di Indonesia. Khususnya yang serumpun. Seperti Melayu dan Minangkabau. Seni bela diri Silek sendiri diyakini berasal-usul dari wilayah Sumatera Barat. Yang menjadi rumah bagi etnis Minangkabau. Sementara kata “Silat” diyakini berasal dari kata “Silek” dalam bahasa Minang, yang berarti “Si Liek”. Yang merujuk pada hebatnya si Pesilat dalam berkelit, serta licin seperti belut. 

Pada dasarnya, silek menggunakan teknik pertahanan dan penyerangan. Baik menggunakan senjata, maupun tanpa senjata. “Alam Takambang Jadi Guru”, konsep universal masyarakat Minang dalam menjalankan kehidupan, juga menjadi konsep dasar dari Silek. Kata “alam” diyakini berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya sama dengan lingkungan kehidupan atau daerah. Konsep ini kemudian diterjemahkan oleh para pendiri Silek pada masa dahulunya, menjadi gerakan-gerakan silat. Maka dari itu, antara Silek dan produk budaya lain di Minangkabau, merupakan satu kesatuan filosofis. Untuk menerangkan silat, pepatah-pepatah yang biasa diucapkan dalam upacara adat, bisa digunakan.

Di Minangkabau, setiap nagari (sebutan untuk desa di Sumatera Barat) mesti memiliki “Sasaran Silek” (tempat berlatih silat). Ini adalah suatu keharusan. Ibarat sebuah negara yang harus memiliki angkatan perang. Karena konsep nagari di Minangkabau sama dengan konsep sebuah negara. Sementara, hubungan antar nagari sama halnya dengan hubungan antar negara. Alam Minangkabau merupakan kesatuan pengikat antar nagari-nagari, bahwa mereka merupakan satu konsep budaya.

Secara asasnya, silek berfungsi sebagai antisipasi pertahanan diri masyarakat Minangkabau, untuk menjaga “Nagari Bangso” (tanah Sumatera Barat) dari ancaman musuh yang bisa datang sewaktu-waktu. Karena wilayah Minangkabau di bagian tengah Sumatera, sebagaimana daerah-daerah di kawasan Nusantara lainnya, adalah daerah yang subur dan kaya. Yang menjadi produsen rempah-rempah penting sejak abad pertama Masehi.  Tentu ancaman-ancaman keamanan bisa saja datang dari pihak pendatang ke kawasan Minangkabau, yang juga bagian dari luasnya Nusantara ini. 

Secara fungsinya, Silek di Minangkabau dapat dibedakan menjadi dua. Yakni:
1. Panjago Diri (Pembelaan diri dari serangan musuh)
2. Parik Paga Dalam Nagari (Sistem pertahanan negeri)
Untuk dua alasan ini, maka masyarakat Minangkabau pada masa lampau perlu memiliki sistem pertahanan yang baik untuk mempertahankan diri dan negerinya, dari ancaman musuh kapan saja. 

Sama halnya menjaga budaya dan tradisi Silek, agar tak punah dimakan jaman dan kemajuan. Seperti itu pula halnya dalam melestarikan Harimau Sumatera. Satwa kunci penghuni hutan-hutan di Sumatera Barat, dari ancaman kepunahan. Pasalnya, harimau adalah satwa yang sangat dihormati oleh para Pandeka (sebutan untuk Pesilat di Minangkabau). Karena salah satu gerakan silek yang paling disegani di Minangkabau, terinspirasi dari gerakan dan filosofi hidup harimau. Yaitu “Silek Harimau”. Maka, ayo dukung upaya pelestarian harimau Sumatera di Sumatera Barat, lewat pendekatan budaya. Caranya adalah dengan mengikuti aksi pada kampanye #HarimauAdalahMinang melalui aplikasi Campaign. Cukup dengan memposting foto berbeda setiap harinya, yang menunjukkan kalian telah belajar sesuatu tentang Harimau Sumatera, selama 7 hari berturut-turut. Kemudian beri caption: “Harimau Adalah Minang”.
heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone