Hai, Changemakers!
Ayoo ngaku, siapa yang udah nungguin konten Interview Tim Campaign? Tenang, kamu nggak akan dibikin penasaran lebih lama lagi karena Champ bakalan berbagi cerita dari Kak Laras Sekar Ayu yang udah cukup lama berkecimpung di dunia e-sport. Nah, buat kamu yang punya hobi main game dan jiwa kompetitif yang tinggi, wajib banget buat baca hasil ngobrol-ngobrol Champ sama Kak Laras di bawah ini. Yuk, langsung aja kepoin!
Mengenal Lebih Dekat Sosok Kak Laras
Buat yang belum tahu, Kak Laras adalah mahasiswi tingkat akhir program studi S1 filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM). Di tengah kesibukannya menyusun skripsi, Kak Laras bergabung di Campaign sebagai outreach intern.
Oiya, pada masa perkuliahannya, Kak Laras tergabung di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) e-sport yang sebelumnya bernama komunitas e-sport. Tahun pertama di sana dia habiskan sebagai anggota. Lalu, di tahun kedua, kesempatan baru datang menghampiri Kak Laras. Dia diajak menjadi Ketua Bidang Valorant dan merangkap sebagai manajer di salah satu tim valorant-nya UGM. Eits, nggak berhenti di situ, di tahun ketiganya, Kak Laras diamanahi buat menjadi Ketua UKM e-sport. Champ makin kagum banget sama Kak Laras yang selalu upgrade diri 😍.
Saking tertariknya, Kak Laras sampai membuat skripsi yang berhubungan dengan e-sport, loh. Dia membahas tentang bagaimana cara individu mendapatkan pengalaman dari bermain game atau e-sport.
Iseng-Iseng Berhadiah
Semua ini berawal dari Kak Laras yang ikut ibunya ke kantor saat bekerja. Katanya, dia disuruh sama ibunya buat main komputer tabung yang ada di sana. Ibunya berpikiran kalau Kak Laras nggak bakal ngerusuhin kerjaannya kalau ada kegiatan hehe. Namanya aja anak kecil ya, otomatis dia nggak seberapa mengerti soal komputer. Akhirnya, Kak Laras coba buat mengulik di dalam komputer itu ada apa aja. Eh, nyeletuklah ibunya Kak Laras katanya mendingan coba main game aja.
“Aku nggak paham, kak, main game itu gimana. Terus yaudah aku cobain dari situ. Terus pada akhirnya ketagihan aja gitu kak, main game terus,” kata Kak Laras.
Nah, dia mulai main Dota 2 pas SMP karena udah punya device sendiri. Dia juga baru tahu e-sport kurang lebih waktu SMA. Wah, Champ nggak nyangka loh, ternyata perkenalannya Kak Laras dengan game serandom itu.
Merambah ke Perlombaan
Dengan keinginannya untuk tetap terus berkontribusi di e-sport, Kak Laras memutuskan untuk mengikuti lomba essay e-sport. Pada 2023, Kak Laras berhasil menyabet juara 3 kategori essay e-sport di kejuaraan Indonesian e-Sport Championship.
“Aku mencoba menuliskan tentang bagaimana kita bisa mendapatkan pengetahuan dari e-sport,” kata Kak Laras.
Sebenarnya, setahun sebelumnya Kak Laras pernah mengikuti kejuaraan serta kategori yang sama dan meraih juara 1. Hal yang dibahas adalah moralitas di e-sport. Menurutnya, ada banyak sekali faktor di balik orang-orang yang berbicara jelek dan kasar saat bermain e-sport.
“Kita berada di dua dunia yang berbeda. Dan dunia kita yang sekarang itu adalah diri kita sendiri. Kita manusia. Dan diri kita di saat kita bermain game itu adalah kita yang anonymous, gitu. Jadi kepribadian kita tuh, mungkin bisa berbanding terbalik di situ,” ujar Kak Laras.
Momen Nggak Terlupakan Kak Laras: Ikut Turnamen Sampai Tengah Malam
Kamu penasaran sama momen nggak terlupakan milik Kak Laras? Dia bilang saat menjabat sebagai manajer di salah satu tim valorant-nya UGM, dia dan teman-temannya mengikuti sebuah turnamen offline. Awalnya mereka nggak pede karena harus melawan tim-tim yang lumayan besar. Tapi, mereka berjuang sampai akhir dengan berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik.
“Pada akhirnya aku dan timku ngebuka diskusi lah, gitu. Kenapa kita kayak gini? Kenapa kita bisa ngerasa ciut? Padahal kita udah sampai sejauh ini dan segala macam kita omongin di situ. Terus itu ronde terakhirnya di tengah malam. Di jam 12 malam. Terus itu kita udah capek banget itu (turnamen offline-nya) dari pagi. Dan pada akhirnya kita kalah, sih. Tapi kita dapet di juara 2. Dan itu momennya gak terlupakan banget,” imbuhnya.
Hambatan yang Datangnya dari Luar
Namanya juga hidup, pasti nggak selalu berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Nah, Kak Laras juga mengalami hambatan saat berkegiatan di e-sport, loh. Tapi, kali ini bedanya hambatan tersebut datangnya dari luar.
“Orang tuaku itu sangat mendukung aku di manapun kegiatanku. Lingkungan e-sport dan perkuliahanku juga terbuka. Jadi mungkin kalau misalnya eksternal itu ada sih waro-waro dari orang-orang yang bukan orang dekatlah. Misalnya ngapain fokus-fokus di e-sport, gitu. Nggak dapat apa-apanya. Dan cuma main game doang emang bisa dapat apa,” ujar Kak Laras.
Omongan-omongan itu nggak diindahkan oleh Kak Laras karena dia hanya fokus pada dukungan orang-orang terdekatnya. Perlu ditiru nih, cara Kak Laras dalam menghadapi masalah.
Tips dan Trik Kalau Ingin Terjun ke Dunia e-Sport
Selain bercerita soal berbagai pengalamannya di dunia e-sport, Kak Laras juga berbagi tips dan trik buat kamu yang ingin mencoba e-sport. “Jadi mungkin kalau misalnya mau menekuni e-sport, gitu, emang harus set priority dulu. Karena waktu yang kita curahkan untuk game itu nggak sebentar. Jadi kita nggak bisa berubah fokusnya secara langsung,” kata Kak Laras.
“Dan menurutku kalau misalnya mau menekuni e-sport, itu gampang banget, ya. Maksudnya kayak e-sport itu sangat terbuka untuk siapapun. Mau dari anak SMP sampai orang dewasa pun menurutku pasarnya selalu ada,” tambahnya.
Dunia yang Lebih Baik Menurut Kak Laras
Menurut Kak Laras, dunia yang lebih baik itu ketika seseorang bisa menjadi dirinya sendiri. Orang-orang di sekitar kamu kadang memang suka berbicara hal yang nggak enak, hingga menjadi penghalang bagi dirimu.
“Dan misalnya kayak kita ngambil contohnya dari e-sport ini. Banyak banget orang-orang di luar sana yang hobinya mungkin nggak didukung sama orang tua mereka. Dan padahal itu ya melekat di diri mereka, gitu, kak. Terus itu mereka terpaksa harus mengikuti mau orang-orang lain dan mereka nggak bisa jadi diri mereka sendiri,” kata Kak Laras.
Champ setuju banget sama pendapat Kak Laras. Soalnya saat seseorang bisa menjadi dirinya sendiri, ada keistimewaan yang didapat. Kamu bisa bebas mengembangkan potensi diri dan menekuni hal-hal yang disukai.
Nah, buat mewujudkan mimpi-mimpi tentunya membutuhkan mental yang sehat. Pas banget nih, kamu bisa ikutan Challenge SelfAwareness ForChange Ubah Pandangan Kamu Tentang Kesehatan Mental. Aksi kamu nantinya akan dikonversi menjadi donasi sebesar Rp45 ribu yang disponsori oleh Chandler Institute for Governance dan Yayasan Dunia Lebih Baik untuk edukasi pentingnya kesehatan mental. Yuk, selesaikan Challenge-nya!