Hai, Changemakers!
Siapa yang sering ikutan sedih kalau liat balita yang lagi sakit? Kamu pasti setuju deh, kalau gizi buruk bukan sahabat si kecil. Tapi, sayangnya, masalah gizi Balita di Indonesia masih cukup tinggi π. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi balita wasting mencapai sebesar 7,7% dan balita stunting 21,6%. Nah, imbasnya adalah angka stunting yang juga ikut tinggi di Indonesia.
Kabar baiknya angka stunting di Indonesia sebenarnya sudah menurun setiap tahunnya. Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022, mengalami penurunan sebanyak 2,8 persen dibanding tahun lalu, yaitu 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.Β
Apa kita bisa tenang dari pencapaian ini? Eits, tapi jangan lega dulu. Ternyata angka ini masih jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), loh! WHO yang menetapkan indeks keparahan stunting ini masih mengatakan kalau krisis stunting terjadi jika angkanya lebih atau sama dengan 15 persen. Dengan kata lain, angka stunting Indonesia masih berada di level yang tinggi.
Wah, Champ jadi makin penasaran sebenarnya gimana sih fenomena stunting di Indonesia. Kira-kira ada yang bisa menurunkan angka stunting yang tinggi ini nggak, ya? Daripada cuma nebak-nebak, yuk simak penjelasan selengkapnya di bawah π
Apa itu Stunting, Penyebab hingga Dampaknya?

Sumber: Halodoc
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. Stunting bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil, atau anak pada masa pertumbuhannya. Pertanda paling umum dari kasus stunting ditandai dengan tinggi anak yang lebih pendek daripada standar usianya.
Nah, penyebab utama stunting sendiri adalah malnutrisi dalam jangka panjang (kronis). Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan anak kekurangan nutrisi adalah:
Ibu mengalami malnutrisi atau terserang infeksi selama hamil
Anak tidak mendapatkan ASI eksklusif
Kualitas gizi MPASI yang kurang
Anak menderita penyakit yang menghalangi penyerapan nutrisi, seperti alergi susu sapi atau sindrom malabsorbsi
Anak menderita infeksi kronis, seperti tuberkulosis atau cacingan
Anak memiliki penyakit bawaan, seperti penyakit jantung bawaan atau thalasemia
Di samping itu, selain gizi anak yang kurang, kamu juga perlu tahu nih ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko anak mengalami stunting, antara lain:
Terlahir prematur
Terlahir dengan berat badan rendah
Mengalami intrauterine growth restriction (IUGR)
Tidak mendapatkan vaksin yang lengkap
Hidup di tengah kemiskinan
Tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk dan tidak mendapatkan akses untuk air bersih
Dengan beberapa efek jangka pendek dan jangka panjang yang ditimbulkan, stunting harusnya jadi masalah serius yang diperhatikan. Masalah yang muncul akibat stunting, antara lain:
Perkembangan yang terhambat
Sistem imun yang rendah dan mengakibatkan anak mudah sakit
Gangguan sistem metabolisme
Penurunan fungsi kognitif
Penyakit hipertensi
Penyakit jantung koroner
Program Penurunan Stunting, Apa Susahnya?
Melihat dampaknya yang mengerikan, stunting udah pasti jadi momok di dunia kesehatan. Maka dari itu, ada beberapa tips nih buat mencegah atau bahkan menurunkan angka stunting bagi anak Indonesia:Β

Perbaikan Sanitasi dan Kebersihan: Lingkungan yang bersih dan akses ke air bersih sangat penting buat mencegah infeksi yang bisa memperburuk kondisi gizi anak. Praktik sanitasi yang baik, sesederhana mencuci tangan dengan sabun, ternyata sangat dapat mengurangi risiko penyakit infeksi, loh.Β
Perawatan Kesehatan yang Baik: Akses ke pelayanan kesehatan yang memadai untuk ibu hamil dan anak-anak, termasuk imunisasi rutin, pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan infeksi secara cepat, sangat penting dalam mencegah stunting.
Dukungan dan Kebijakan Pemerintah: Tentunya, nggak lengkap kalau upaya penurunan stunting belum melibatkan kolaborasi semua pihak. Dalam masalah ini, pemerintah perlu menyediakan kebijakan dan program yang mendukung peningkatan gizi anak-anak, seperti program bantuan pangan, suplementasi vitamin dan mineral, serta inisiatif peningkatan kesejahteraan keluarga
βLoh, tapi dengan adanya edukasi soal cara- cara penurunan stunting, kenapa angka stunting di Indonesia masih tinggi, ya?β
Setiap misi pasti punya tantangan tersendiri. Nah, kalau menurut Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, ada beberapa kendala dalam percepatan pencegahan stunting, antara lain:Β
Belum efektifnya program-program pencegahan stunting
Belum optimalnya koordinasi penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif di semua tingkatan terkait dengan perencanaan dan penganggaran, penyelenggaraan, dan pemantauan dan evaluasi
Belum efektif dan efisiennya pengalokasian dan pemanfaatan sumber daya dan sumber dana
Keterbatasan kapasitas dan kualitas penyelenggaraan program
Masih minimnya advokasi, kampanye, dan diseminasi terkait stunting, dan berbagai upaya pencegahannya
Ternyata memang nggak cukup hanya dengan ceramah atau sosialisasi ya, tapi juga harus dimulai dari kesadaran diri masing-masing!
Gizi Cukup, Bye Stunting!Β
Bayangkan kalau anak tumbuh jadi mini karena kurang makan sayur dan buah, kayak superhero yang kehabisan kekuatan!Β
Pemberian gizi yang baik dan seimbang merupakan salah satu faktor penurunan stunting paling penting, loh. Mulai dari masa kehamilan, masa bayi, pemberian ASI, sampai ke pendampingan di masa balita, semuanya butuh asupan gizi yang cukup. Sebenarnya, untuk memenuhi gizi seimbang pada masa kehamilan dan balita, orang tua bisa memanfaatkan makanan-makanan lokal yang tersedia di pasar, loh.Β

Tempe dan tahu
Tempe dan tahu adalah sumber protein nabati yang berbahan dasar dari kedelai. Setiap 100 gramnya, tempe mengandung protein sebanyak 14 gram, sedangkan tahu sebesar 10,9 gram protein. Selain itu, kedua makanan ini juga mengandung zat besi yang memiliki berbagai manfaat untuk tubuh anak. Mulai dari meningkatkan energi tubuh, meningkatkan sistem imun, dan menjaga kesehatan tulang.Β Β
Kacang-kacangan
Kacang-kacangan adalah makanan alternatif yang baik untuk memenuhi kebutuhan protein pada balita. Kacang hijau contohnya, satu porsi atau setara 100 gram mengandung 8,7 gram protein. Kacang hijau juga biasanya diberikan sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada balita di posyandu. Selain kacang hijau, kacang tanah pun juga kaya nutrisi. Kacang tanah mengandung magnesium, folat, vitamin E, tembaga, dan arginin.
Telur
Siapa yang kalau bosen pasti masak telur dengan aneka ragamnya? Mau dijadiin mata sapi, didadar, diorak-arik, semua bisa dan enak! Telur ternyata mengandung asam amino yang baik untuk tubuh ibu dan bayi. Telur juga mengandung selusin vitamin dan mineral termasuk kolin yang bagus untuk perkembangan otak bayi.Β
Ikan
Pecinta sashimi mana suaranya! Ikan udah nggak diragukan lagi punya segudang manfaat buat kesehatan. Ikan kaya akan sumber vitamin B2, B3, B6, B12, dan vitamin D. Nah, Champ ada salah satu rekomendasi ikan nih buat dikonsumsi anak dan ibu hamil, yaitu ikan kembung. Ikan kembung ini bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan jantung, mencegah penyakit otak, dan menguatkan tulang.
Sayuran
Sayuran mengandung berbagai vitamin dan mineral penting seperti vitamin A, C, K, dan B, serta mineral seperti kalium, magnesium, dan folat. Nutrisi ini mendukung fungsi tubuh yang optimal, termasuk kesehatan mata, kulit, tulang, dan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, serat dalam sayuran bisa membantu mencegah sembelit, menjaga kesehatan usus, dan dapat mengurangi risiko penyakit pencernaan.
Nah, dengan harapan angka stunting di Indonesia ini bisa terus menurun dan kualitas gizi bayi dan balita bisa tercukupi, kamu bisa loh menunjukkan kepedulian kamu dengan ikutan ChallengeΒ Bersama Menurunkan Angka Stunting di Indonesia yang diluncurkan oleh @banungfransiska-1714116156783. Melalui Challenge ini, donasi yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk pemberian PMT berupa bubur kacang hijau di 3 titik posyandu Desa Galang untuk menurunkan dan mencegah bertambahnya jumlah anak gizi kurang.Β
Sekarang jadi makin paham deh, bahaya stunting dan pentingnya gizi bagi anak? Tinggal ikutan Challenge nya dan bagikan kepedulian kamu ke sesama demi masa depan generasi Indonesia yang lebih sehat!