Nah, perjalan kemarin untuk mencapai Muaragembong, dimulai dari stasiun Bekasi sebagai meeting poin. Kami berkumpul dari jam 7 pagi, sarapan dan menunggu teman-teman yang lain. Setelah itu, kita berangkat dengan total sebanyak 4 mobil menuju kantor kecamatan Muaragembong. 

Menghabiskan 2 jam perjalanan dari stasiun Bekasi ke kantor kecamatan Muaragembong, Champ sendiri kaget banget ternyata Bekasi seluas ini dan baru pertama kali Champ ke daerah Muaragembong.

Di kantor kecamatan kami briefing sebentar sembari menunggu perahu. Iya perahu! FYI, kami harus menaiki perahu untuk bisa sampai di Desa Pantai Bahagia, Muaragembong karena harus menyusuri anak sungai citarum.

Nggak kaleng-kaleng kan, petualagan kali ini. Selama 45 menit Champ dan teman-teman lain di kapal hingga akhirnya sampai di Desa Pantai Bahagia untuk bertemu perwakilan masyarakat di sana. 

Seneng banget, Champ sesampainya di rumah salah satu warga kami disuguhkan berbagai aneka olahan makanan yang berbahan dasar mangrove! Dari kripik, dodol hingga minuman mangrove, dan semuanya enak! Kamu juga baru tahu kan, kalau mangrove bisa diolah menjadi makanan seenak ini??

Setelah beristirahat dan sambutan dari perwakilan warga, Mangrove Jakarta dan sponsor Bayu Buana juga Yayasan Dunia Lebih Baik akhirnya kami ke tempat peresmian toilet. 

Ternyata menurut Kak Bayu Pamungkas selaku co-founder Mangrove Jakarta, warga di Desa Pantai Bahagia kesulitan air bersih karena dampak dari abrasi pantai dan juga banjir rob. Jadi, mereka harus mengebor tanah hingga 100 meter untuk mendapatkan air bersih yang biasanya kita mendapatkan air bersih di kedalaman minimal 20 meter.

Nah, salah satu solusi agar air di sana bersih adalah dengan menanam mangrove. Karena mangrove bisa menyerap semua kotoran yang berasal dari sampah manusia juga kapal yang berlayar di lautan. Hutan mangrove merupakan agen bioremediasi alami yang menyerap kandungan logam berat di alam sepert Fe, Mn, Cr, Cu, Co, Ni, Pb, Zn, dan Cd. Jadi intinya mangrove memiliki kemampuan biofilter alami untuk mengurangi pencemaran air. 

Setelah peresmian toilet, Champ dan teman-teman langsung menanam mangrove! Wuihh, ternyata menanam mangrove nggak segampang yang dilihat, loh. Saat itu ketinggian air hampir seperut orang dewasa, kalau Champ bisa-bisa tenggelam. Mangrove yang sudah ditanam jangan lupa untuk diikat ya, agar bisa berdiri tegak dan tumbuh dengan baik. 

Nggak terasa hari menunjukan pukul 4 sore, saatnya kita pulang! Karena kalau malam di sini air di sekitar sungai akan semakin tinggi akibat air pasang dari laut, jadi kami bergegas kembali pulang dengan perahu untuk kembali ke kantor kecamatan Muaragembong, Bekasi. 

Duh, bener-bener pengalaman yang bakal nggak terlupakan! Dampak baik ini juga berkat usaha kamu yang sudah menyelesaikan Challenge:

Kamu tetap bisa kok, melakukan aksi baik kapan pun di mana pun, apalagi sekarang di aplikasi Campaign #ForABetterWorld banyak Challenge baru yang bisa kamu ikuti salah satunya yaitu:

Siap jadi bagian perubahan selanjutnya? 💙