#StopKekerasanSeksual

Hal-hal Kecil yang Dapat Kamu Lakukan Untuk Memutus Rantai Kekerasan

profile

firdaainun__

Update

Salah satu poin penting dalam upaya penghapusan kekerasan seksual adalah mewujudkan lingkungan yang menolak berbagai bentuk kekerasan seksual. Selama ini mewujudkan lingkungan tanpa kekerasan seksual, selalu diekspektasikan dilakukan oleh lembaga, dinas, atau organisasi lainnya, padahal yang paling penting dari semua aktor ini adalah diri kita sendiri. Mengupayakan anti kekerasan, sesungguhnya paling sulit dilakukan oleh diri sendiri yang sudah sekian abad hidup dan tinggal di dunia yang menganggap bahwa kekerasan  hanya upaya menegur, mendidik, bahkan dianggap normal.
image

    Banyak tindakan-tindakan yang tanpa sadar memperpanjang rantai kekerasan, seperti cat calling, obrolan tongkrongan yang mentertawankan candaan yang seksis, memanipulasi, merayu berlebihan terhadap anak dibawah umur, dll. Berangkat dari situasi ini, penting bagi kita untuk menginternalisasi sadar gender hingga pada perubahan perilaku. Walaupun sudah banyak disekitar kita perempuan bisa sekolah, perempuan bisa kerja, namun masih banyak diskriminasi yang dialami oleh perempuan berdasarkan gendernya. 

Kita sangat mungkin untuk turut serta aktif mengupayakan nilai-nilai yang setara di sekitar kita. Misalnya dari institusi terkecil yaitu keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang ditemui dan diketahui oleh anak-anak. Sehingga kedudukan keluarga dalam tumbuh kembang anak sangat dominan, baik perkembangan secara fisik maupun psikologis. Keluarga juga merupakan subsistem utama dari masyarakat yang memiliki struktur sosial dan sistem sendiri. Sebagai subsistem dari masyarakat, keluarga pun memiliki fungsi strategis dalam menanamkan nilai-nilai yang saling mengasihi, saling membantu, dan saling berbagi. Dengan peran ini, keluarga bisa menjadi pintu utama untuk menanamkan nilai-nilai adil gender pada anak-anak.

image

      Hal itulah yang mempengaruhi pola asuh orang tua yang seringkali masih berusaha memenuhi ekspektasi sosial hingga dengan mudah memberikan label pada seorang anak yang sedang tumbuh. Misalnya, ketika anak perempuan bermain bola atau bermain layang-layang dan anak laki-laki bermain lompat tali atau masak-masakan, seringkali direspons dengan raut heran dan mengecewakan. Sebab anak perempuan tampak maskulin dan anak laki-laki tampak feminin. Padahal, permainan anak tidak memiliki gender. 

     Menjadi orang tua adalah pelajaran seumur hidup, mencoba untuk memberikan ruang kebebasan untuk anak berkekspresi, menemukan minatnya, mengemukakan pendapatnya. Hal ini diupayakan sembari orang tua mengenali hak-hak anak. Yuk bekali diri untuk menjadi orang tua yang dapat menjadi teladan bagi terwujudnya kesetaraan gender di lingkup keluarga.

image

Oleh karena itu yuk, temen-temen bisa ikutan aksi untuk membantu mewujudkan lingkungan yang setara✨
heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone