#ForABetterWorldID

Donor Darah Sebagai Wujud Kepedulian Terhadap Sesama

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers!


“Donor darah, yuk!” rasa-rasanya frasa ini sering banget kitadengar dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu diajak oleh teman ataupun keluarga, atau saat berkegiatan saat car free day Tapi, pernah nggak sih, kamu melakukannya? Di antara kita pasti sudah ada yang donor darah sebagai bentuk kepedulian terhadap orang lain. Tapi juganggak sedikit orang yang “belum berani” mendonorkan darahnya. Alasannya macam-macam, bisa jadi karena takut atau faktor kesehatan. 


Bagi kita yang memang memenuhi kualifikasi untuk melakukan donor darah, artinya kita diberikan kesempatan untuk berbagi kebaikan kepada sesama. Kesempatan inilah yang diambil oleh Pak Eric Hermanto, founder Komunitas Sahabat Donor Darah (KSDD). Psstt…padahal awalnya dia nggak berniat untuk mendirikan komunitas tersebut, loh. Penasaran dengan pembahasannya? Yuk, langsung aja kepoin hasil obrolan Champ bareng Pak Eric di bawah ini!


Berkenalan dengan Pak Eric, Sosok Pejuang Kemanusiaan Melalui Donor Darah

image

Udah Champ spill sedikit ya di awal kalau Pak Eric ini adalah sosok di balik KSDD. Semua berawal dari kecintaannya terhadap donor darah dan keinginannya untuk menolong orang lain yang sedang membutuhkan darah. Mmm…kenapa harus donor darah?


“Memang kalau namanya kegiatan sosial sebenarnya banyak, ya. Setiap orang ingin menjadi pahlawan lah. Cuman memang senang aja sih. Jadi kalau aku donor darah itu yang aku ingat selalu satu kantong darah kita itu bisa nyelamatin tiga orang,” ujar Pak Eric.


Lalu, donor darah sendiri sifatnya panjang, nggak lekang dimakan waktu. Selama masih ada manusia, maka donor darah juga akan terus diperlukan. “Belum ada substitusinya. Jadi, kamu mau pakai darah hewan, darah apa, nggak bisa menggantikan substitusi darah manusia. Teknologi yang bisa menggantikan darah manusia itu belum ada. Jadi ini yang membuat aku interest dengan donor darah. Menarik sekali karena sifatnya yang kontinu, nggak boleh putus selama manusia masih ada, selama itu pula darah pasti akan selalu dibutuhkan,” ucapnya.


Aktif Sebagai Koordinator Donor Darah


image

Pak Eric aktif sebagai koordinator donor darah baik di vihara maupun gereja sejak 2004. Dia dan teman-temannya rutin mengadakan kegiatan donor darah setiap 3-4 bulan sekali. Semenjak 2004 hingga 2020, stok darah masih memadai, kalaupun menipis juga hanya pada waktu-waktu tertentu, seperti lebaran, long weekend, nataru, dan lain sebagainya. Tiba-tiba, COVID-19 merebak di Indonesia pada awal Maret 2020. Hal tersebut berdampak juga pada stok darah yang akhirnya menurun drastis, sedangkan permintaan masih tetap ada dan nggak berkurang. 


Kita selalu short setiap lebaran sama nataru, natal dan tahun baru selalu short. Nah ini satu challenge juga nih. Ini masih belum solve sampai sekarang. Masalah ini udah berpuluh-puluh tahun, tapi nggak solve juga. Terlebih kemarin pandemi itu benar-benar suatu kondisi yang luar biasa,” kata Pak Eric.


Awalnya Single Fighter, Tapi Akhirnya Jadi Komunitas


image

For Your Information (FYI), Pak Eric sebenarnya nggak berniat membentuk sebuah komunitas, loh. Dia hanya ingin membantu orang lain aja. Tapi, atas dukungan istri serta teman-temannya yang lain, KSDD pun terbentuk. Selain itu, titik balik pembentukan KSDD adalah saat teman dari Pak Eric meminta bantuan kepadanya untuk dicarikan golongan darah O. Semua ini demi anak dari teman Pak Eric yang menderita Thalasemia, kelainan darah karena kurangnya hemoglobin (Hb) yang normal pada sel darah merah.


“Mau bantu doang kan, intinya. Bagaimana nih mau menghubungkan antara si pasien yang butuh darah sama si pendonor. Nah bagaimana mempertemukan mereka gitu loh, kan butuh platform-nya. Di sini kita mempertemukan mereka. Waktu itu aku diskusi sama istriku berdua, terus kita kita brainstorming terus tuh tiap hari. Ini gimana ya solusinya,” ucap Pak Eric.


“Jadi asal titiknya itu adalah dari temanku. Jadi saya ada temenan sama satu orang udah 16 tahun, tapi saya nggak tahu anaknya ternyata menderita thalasemia. Nah pada saat pandemi tiba-tiba dia minta darah. Awalnya aku masih bisa bantuin karena aku pribadi memegang data sekitar 600 pendonor. Setelah berbagai macam upaya, akhirnya bisa terkumpul juga pendonor untuk anaknya temanku,” tambahnya.


Eits, teman Pak Eric tersebut minta tolong lagi untuk dicarikan golongan darah guna membantu anak-anak thalasemia lainnya. Pak Eric masih menyanggupi permintaan tersebut, tapi lama kelamaan semenjak April 2020 sampai Juli 2020 yang minta semakin banyak. Hal ini membuatnya kewalahan.


“Nah terus akhirnya kita ketemu satu ide yaudah kita bikin grup Whatsapp (WA) golongan darah (goldar) per goldar karena goldar kan ada empat ya Ada A, B, AB, sama O. Saya rasa manusia pada dasarnya sebagai makhluk sosial pasti senang berada di satu golongan darah yang sama dengan dirinya. Lalu, kita share dan waktu itu viral banget, yang respons banyak banget luar biasa. Ketika kita ada pasien yang butuh darah, mereka responsnya cepat sekali sampai aku kewalahan. Sampai di satu titik waktu itu aku masih single fighter ngurusin darah sampai ketiduran di kantor,” kata Pak Eric.


Dua Kegiatan Utama di KSDD


image

Seiring dengan permintaan darah yang melonjak, dalam sehari mereka bisa menerima tiga sampai 22 permintaan darah dan setiap permintaan darah bervariasi antara tiga sampai 10 kantong darah. Banyak teman-teman relawan yang akhirnya mundur karena sangat stress mengurus permintaan darah yang begitu banyak. Berangkat dari masalah ini, Pak Eric pun mulai merenung bahwa hanya dengan menangani permintaan donor darah langsung nggak menyelesaikan akar permasalahannya, harus ada penyeimbangnya.


Jadi komunitas donor darah itu kan banyak, ya. Biasanya cuman dominan salah satu doang, ada Permintaan Donor Langsung (PDL) doang atau Aksi Nyata Donor Darah (ANDD) doang. Nah, di KSDD kita punya kelebihan ini, kita bisa di dua-duanya. Jadi, saya selalu menganggap bahwa si PDL sama si ANDD ini ibarat seperti jungkat-jungkit, jungkat-jungkit yang saling melengkapi.


“Kita harapkan orang-orang itu mau rutin donor darah. Mereka nggak harus donor darah di KSDD. Tapi, intinya adalah kita menyadarkan, manusia itu kan gampang lupa, ya. Jadi kita ingatkan mereka untuk tetap donor darah terus. Kalau cowok kan boleh donor darah dua bulan sekali, kalau cewek 75 hari sekali,” imbuh Pak Eric. 


Tingkat Kesadaran Masyarakat untuk Donor Darah


image

Pendonor darah masih didominasi oleh orang yang berusia 30 tahun ke atas. Hal ini yang kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi KSDD untuk mengomunikasikan donor darah ke milenial dan Gen Z. 


“Ini sosialisasi yang terus-menerus kita sounding gitu loh ya, kan sampai mereka senang sama donor darah gitu. Tentunya pasti banyak kendala, nggak gampang juga. Memang yang kita perlukan adalah konsistensi dan pendekatan-pendekatan baru ke Gen Z yang unik. Kalau yang umur 30 tahun ke atas itu jauh lebih mudah dipersuasif untuk donor darah karena awareness-nya mulai ada ya, tapi kalau masih muda kan masih agak sulit untuk diajak donor darah karena mereka mikirnya beda, lah. Mikirnya masih gue nggak perlu donor darah juga sehat, ngapain donor darah,” kata Pak Eric.


Tips Donor Darah untuk Pemula


image

Selain memang faktor kesehatan yang nggak memungkinkan seseorang buat donor darah, biasanya para pemula ini takut sama jarum suntik. 😩 Kalau udah kayak gini KSDD suka plesetin lebih sakit sakit gigi daripada sakit disuntik hehe.


Nah, tapi emang kalau tips-tipsnya yang penting pertama sih sehat, lah. Terus yang sebelum sehat mindset-nya dulu sih. Mindset-nya itu untuk menolong orang lain dulu. Menurutku kalau kita mikirnya aduh nanti sakit nggak ya disuntik jarum, atau nanti pusing nggak ya, nanti gimana-gimana nggak ya, kalo mikirnya udah begitu ya nggak jadi lah. Tapi, kalau kita mikirnya oh ya donor darah buat bantu orang lain, oh kita bisa nyelamatin orang lain, satu kantong darah bisa nyelamatin tiga orang. Sel darah merah kita kan nggak bakal hilang. Sel darah merah kita itu bisa mereproduksi lagi. Jadi ibaratnya kita dapat darah baru lagi. Nah, ini pentingnya komunitas sebagai wadah kebersamaan,” ujar Pak Eric.


Harapan di Hari Donor Darah Sedunia


image

Pak Eric berharap antara supply dan demand bisa seimbang. Maksudnya, antara kebutuhan darah sama supply darah ini harus seimbang terus. Jadi nggak boleh ada orang meninggal karena nggak ada stok darah.


Sekalipun nanti aku udah meninggal pun ini harus tetap ada, ya. Jadi teman-teman udah pada jalan semua gitu. Selama masih ada manusia, pasti butuh komunitas. Pasti orang  akan tetap diingatkan terus gitu, loh. Kadang-kadang kita sibuk kerja bla bla bla eh lupa udah dua bulan ya (nggak donor darah). Udah mesti donor lagi nih. Eh udah tiga bulan ya mesti donor lagi nih,” kata Pak Eric.


Dunia yang Lebih Baik Menurut Pak Eric


Menurut Pak Eric, dunia yang lebih baik adalah saat pemerintah, masyarakat, dan komunitas bisa duduk bareng merundingkan supaya pasien itu nggak harus wara-wiri cari darah. Pada saat mereka butuh barangnya ada, pada saat mereka butuh darah ada.


“Aku paling kesal kalau orang itu, pasien itu butuh darah dan disuruh cari sendiri. Sistem di Indonesia ini, sistem pemerintahan ya, ini sesuatu yang kita nggak bisa campurin sih, agak susah ya, ini juga salah satu goals aku yang belum tercapai ya. Aku udah komplain ke komisi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga masih nol nih hasilnya. Jadi kita Indonesia sendiri pun ada problem pemerintahan kita antara RS, antara RS sama PMI nih, masih nggak sinkron, masih nggak sejalan gitu, ini satu problem sih, yang terimbas adalah pasiennya, keluarga pasiennya masih sibuk wara-wiri cari darah. Jadi, aku berharap ada sistem atau birokrasi yang bisa memudahkan pasien. Jangan sampai pasien tuh butuh darah disuruh cari sendiri, itu kasihan sih,” ucapnya.


Nah, itulah beberapa hal yang Champ obrolin bareng Pak Eric. Gimana, Changemakers? Udah semakin aware belum, sama pentingnya donor darah? Ketika kamu memutuskan untuk donor darah, akan ada banyak orang yang terbantu. Omong-omong soal donor darah, Champ jadi penasaran deh, sama pengalaman pertama kamu saat donor darah. Coba ceritakan di kolom komentar, ya!


Kamu juga bisa ikut andil dalam upaya menyuarakan isu kesehatan mata di Indonesia, loh. Caranya gampang banget! Dengan mengikuti dan menyelesaikanChallenge Mata Sehat Tanpa Katarak dengan Lentera Mata Indah kamu bisa berdonasi sebesar Rp25 ribu. Donasi yang akan disalurkan oleh Yayasan Dunia Lebih Baik (YDLB), Ishk Tolaram, dan A New Vision setelah kamu melakukan 3 aksi dalam Challenge ini akan digunakan oleh Lentera Mata Indah untuk memperluas proyek-proyek pengobatan katarak di berbagai daerah di Indonesia. Yuk, selesaikan Challenge-nya!


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone