Hai, Changemakers!
Jakarta ulang tahun ke-497? Kok rasanya kayak baru kemarin ya, kita terjebak macet di Sudirman sambil nyanyi lagu 'Kemacetan Itu Indah'. Tahun ini, peringatan HUT ke-497 Jakarta mengusung tema 'Jakarta Kota Global Berjuta Pesona', yang menandakan peralihan status ibu kota negara menuju arah pembangunan baru menjadi kota global.
Tapi, dibalik hiruk-pikuknya di usianya yang hampir lima abad ini, Jakarta pastinya tetep punya pesona unik. Mau jalan-jalan ke TMII, ati-ati nyasar masuk rumah adat! Dari Ancol yang siap bikin kamu keliling Dunia Fantasi sampai ke Ragunan, tempat di mana kamu bisa ngasih makan jerapah sambil curhat tentang macetnya Thamrin.
Nah, udah siap seru-seruan di Jakarta? Cusss, kita jalan-jalan!
Monumen Nasional
Warga Jakarta kalau ditanya turis domestik atau luar negeri apa destinasi wajib di Jakarta, pasti jawabnya Monas!

Monas atau Monumen Nasional adalah salah satu tempat wisata bersejarah gratis yang berlokasi di Jakarta Pusat. Pada awalnya, tujuan pembangunan tugu Monas adalah untuk mengenang dan mengabadikan kebesaran perjuangan Bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi 17 Agustus 1945, dan juga sebagai wahana untuk membangkitkan semangat patriotisme generasi mendatang. Fun fact, di atas tugu Monas ini terdapat api menyala yang seakan nggak akan kunjung padam, melambangkan keteladanan semangat bangsa Indonesia yang nggak pernah surut berjuang sepanjang masa. Keren, ya, filosofinya!
Lokasinya sendiri tepat di depan Istana Merdeka, tapi kamu bisa memasuki wilayah ini dengan berjalan kaki selama 10 menit. Buat masuk ke wilayah Monas, kamu nggak dipungut biaya sepeserpun. Bagi yang ingin naik ke puncak Monas, kamu juga bisa mengeluarkan biaya sebesar Rp15.000 untuk dewasa, Rp8.000 untuk mahasiswa, dan Rp4.000 untuk anak-anak.
Menarik banget, kan? Jangan ngaku warga Jakarta deh kalau nggak pernah main ke Monas!
Kota Tua Jakarta

Dari pusat ke Barat perbatasan Jakarta Utara
Asal mula Kota Tua, yang juga dikenal sebagai Oud Batavia atau Batavia Lama, dapat ditelusuri sejak tahun 1526. Pada saat itu, Kerajaan Demak mengirim panglima bernama Fatahillah untuk menaklukkan Pelabuhan Sunda Kelapa, yang kemudian berhasil direbut oleh Fatahillah, dan mengubah nama wilayah tersebut menjadi Jayakarta.
Jayakarta kemudian dikenal sebagai Batavia, kota yang menjadi pusat administrasi dan perdagangan penting bagi VOC. Pada masa jayanya, Batavia juga dijuluki "Ratu dari Timur" dan menjadi kota pelabuhan yang kaya dengan aktivitas perdagangan rempah-rempah. Dari peninggalan kota inilah, nama "Kota Tua" mulai populer digunakan setelah era kemerdekaan Indonesia, menggambarkan area dengan bangunan-bangunan tua yang mempertahankan pesona zaman kolonial.
Memangnya di Kota Tua ada apa aja? Banyak! Mulai dari Museum Fatahillah, Museum Bank Indonesia, Museum Wayang, alun-alun, sampai Cafe Batavia. Bukan cuma kaya akan edukasi dan budaya aja, hiburannya pun juga dalam satu paket lengkap. Seru banget!
Gedung Kesenian Jakarta

Penasaran banget nggak sih, sama tempat yang dulunya pernah jadi markas tentara Jepang dan teater di zaman Belanda?
Gedung Kesenian Jakarta dibangun pada masa pendudukan Inggris di atas tanah dekat Pasar Baru, Jakarta pada 27 Oktober 1814. Saat itu diberi nama Municipel Theatre, Schouwburg. Nah, gedung ini dulunya berfungsi sebagai teater kota dan lebih dikenal dengan sebutan Gedung Komedi. Desain gedung yang pada masa pendudukan Inggris sangat sederhana, diperbaharui dan dibangun kembali di lokasi yang sama dengan gaya empire.
Barulah ketika pemerintah Jepang berkuasa, mereka mengambil alih pengelolaan Gedung Kesenian Jakarta dan mengganti nama dengan Kiritsu Gekitzyoo serta dialihkan fungsinya sebagai markas.
Sampai sekarang, Gedung Kesenian Jakarta masih banyak digunakan untuk keperluan seni dan sejarah, loh! Biasanya, pameran film, festival seni, pertunjukan teater, sampai tari. Kalau ngaku anak seni harus kudu wajib ke sini!
Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Champ yakin mayoritas di sini pasti ada yang sekolahnya pernah ngajak field trip ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang berlokasi di Jakarta Timur ini.

TMII adalah salah satu destinasi wisata yang pada awalnya merupakan gagasan dari Ibu Siti Hartinah atau yang lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto. Gagasan tersebut terinspirasi dari pidato Presiden Soeharto mengenai keseimbangan pembangunan umum pada tahun 1971.
Ada salah satu elemen penting dalam TMII adalah Danau Archipelago yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengah-tengah taman. Di sekeliling danau ini, ada anjungan daerah yang mewakili 26 provinsi yang ada di Indonesia pada tahun 1975. Setiap anjungan daerah juga memiliki rumah adat, benda-benda budaya, pakaian tradisional, tarian, dan tradisi daerah masing-masing. Khas banget, ya! Cocok juga nih buat destinasi keluarga akhir pekan.
Gimana, Changemakers? Jadi makin kagum sama sejarah-sejarah di Jakarta dari setiap tempat wisatanya, kan?
Jangan lupa buat merayakan ulang tahun kota tercinta ini dengan lebih sadar budaya, menyelami kedalaman sejarah, dan keindahan tradisi yang membentuk identitas Jakarta, ya! Kamu juga bisa ikut mewarisi keragaman budaya Jakarta lewat membantu orang sekitar yang membutuhkan, loh! Dengan ikutan Challenge Mata Sehat Tanpa Katarak dengan Lentera Mata Indah, aksi yang kamu lakukan akan dikonversi sebesar Rp25 ribu dan digunakan oleh Lentera Mata Indah untuk memperluas proyek-proyek pengobatan katarak di berbagai daerah di Indonesia. Jaga mata supaya bisa merayakan identitas kita sebagai warga Jakarta juga, ya!
Pokoknya, happy birthday Jakarta, semoga tambah gokil dan wisata kita tambah epik!