Isu "fatherless" atau ketiadaan peran ayah dalam kehidupan anak menjadi perhatian yang serius di Indonesia. Menurut beberapa sumber, Indonesia ini menempati peringkat ketigadunia sebagai "fatherless country". Fenomena ini bukan hanyaterjadi karena kematian ayah, tetapi juga akibat ketidakadaan keterlibatan ayah dalam kehidupan sehari-hari anak, baik secara fisik maupun psikologis.
Padahal dampak dari ketiadaan peran ayah sangat signifikan bagi perkembangan anak, seperti:

Karena krusialnya isu ini, akhirnya kampanye "Fathers Date" ini hadir sebagai gerakan dalam meminimalisir isu fatherless di Indonesia, dengan aksi kolaborasi ini diharapkan mampu menggaungkan cara yang menarik dalam membina hubungan antara ayah dan anak. Kampanye ini nantinya akan melibatkan 15-20 pasang Ayah dan Anak dengan meluangkan waktu yang berkualitas melalui berbagai aktivitas bersama, serta menyisipkan isu keberagaman dan toleransi pada anak sejak dini.
Kebersamaan antara ayah dan anak sangat penting untuk perkembangan emosional dan sosial anak. Kelekatan yang kuat antara anak dan orang tua, termasuk ayah, memberikan rasa aman, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan rasa percaya diri pada anak kedepannya.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk mempererat hubungan ini, seperti bermain bersama, berolahraga, bercerita, dan terlibat dalam kegiatan sehari-hari anak. Misalnya, ayah bisa meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita anak tentang hari-hari mereka atau mengajaknya berlibur pada akhir pekan.

Dalam kegiatan nanti, kita akan berkolaborasi dengan Little Moon Bandung sebagai fasilitator pada program ini, Dimana nantinya akan mengembangkan 6 segmen menarik dalam mengeksplor mototik halus serta motorik kasar pada anak. Melalui kolaborasi ini, setelah donasi terkumpul akan digunakan untuk 15-20 pasang Ayah dan Anak untukmengikuti kegiatan #FathersDate ini yang diharapkan menjadi pendorong bagi Ayah untuk terus memberikan waktu dan juga perhatiannya untuk anak.
Program-program seperti ini diharapkan bisa menjadi sebuah kegiatan jangka panjang dalam membantu memperlihatkan bahwa peran ayah bukan hanya sebagai pencari nafkah tetapi juga sebagai pendamping yang terlibat dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Dengan cara ini, anak-anak merasa lebih diperhatikan dan dicintai, yang berdampak positif pada kesehatan mental dan fisik mereka.
Kampanye ini juga mendorong perubahan kebijakan, seperti memberikan cuti ayah yang lebih panjang, untuk mendukung keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak sejak dini. Dengan adanya dukungan ini, diharapkan fenomena fatherless dapat berkurang dan kualitas kehidupan keluarga dapat meningkat.