#ForABetterWorldID

Mengenal Sang Penolong Kelahiran Generasi Penerus

profile

campaign

Update

Hai, Changemakers!


Selamat memperingati Hari Bidan Nasional. 💙 Bidan adalah profesi yang cukup dekat dengan kehidupan kita. Selain membantu perempuan bersalin, bidan juga bisa menangani penyakit-penyakit yang tergolong ringan. 


Nah, dalam rangka merayakan hari bersejarah yang jatuh pada 24 Juni kemarin, Champ berkesempatan untuk ngobrol bareng Bidan Ika, nih. Kali ini, kita ngobrolin soal profesi bidan lebih jauh lagi, termasuk anggapan masyarakat soal profesi ini. Udah penasaran sama ceritanya Ibu Ika? Yuk, kepoin artikel berikut ini!


Lebih Dekat dengan Sosok Ibu Ika Fitriyanti Soleha

image

Ibu bidan yang satu ini memiliki nama lengkap Ika Fitriyanti Soleha. Ibu Ika lulus dari kebidanan Cipto Mangunkusumo atau sekarang lebih dikenal dengan nama Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan profesi dan S1 Psikologi.


“Jadi, kebetulan saya mengambil dua major. Kemudian, saya lulus itu kan bertahap ya kalau untuk kebidanan di Indonesia. Pertama D III dulu, S1, kemudian profesi. Mungkin kalau D III aja di tahun 2014, kalau S1-nya itu di 2023, sama S1 Psikologi di 2023 juga,” ujar Ibu Ika.


“Kurang lebih mungkin hampir sembilan tahun ya sudah menjadi bidan dan saat ini saya aktif menjadi bidan pelaksana, maksudnya di sini adalah saya praktik juga di Rumah Tumbuh Bekasi. Lalu, jadi bidan edukator juga di sana, dan menjadi bagian dari bidannya Bumil Pamil,” imbuhnya.


Kenapa Akhirnya Memilih Jadi Bidan?


image

Seperti kebanyakan anak Sekolah Menengah Atas (SMA) lainnya yang diarahkan oleh orang tua dalam memilih jurusan kuliah, Ibu Ika juga mengalami hal tersebut. Dia bahkan belum tahu seluk beluk dunia kebidanan pas dulu masih SMA. 


“Cuma memang dari awal itu punya ketertarikan di bidang kesehatan. Karena kan, dulu waktu SMA jurusannya IPA, ya. Terus diarahkanlah sama orang tua untuk masuk ke jurusan kebidanan,” ujar Ibu Ika.


Perjalanan Panjang Bu Ika dalam Meraih Cita-Cita


image

Setelah mengenyam program pendidikan kebidanan, Ibu Ika bekerja di banyak tempat. Buat tenaga kesehatan, seperti dokter, bidan, atau perawat pasti kenal dengan istilah “ngamen”. Jadi, kalau kata Ibu Ika  menjadi seorang bidan harus bisa kerja di beberapa tempat. Nah, dari lulus kuliah ini, dia merasa masih banyak hal yang harus dipelajari. 


“Jadi, saya nambah lagi nih mbak, untuk komplementernya. Komplementer kebidanan di sini, saya ngambil di spesialisasi hypnobirthing. Kemudian, prenatal yoga. Makanya saat ini saya aktif sebagai edukator di bidang hypnobirthing dan juga prenatal yoga,” kata Ibu Ika.


“Lalu, merambah lagi ke dunia psikologi. Karena ternyata kalau ngomongin soal ibu hamil kan objeknya manusia, ya. Ternyata kita juga perlu lebih mendalami lagi bagaimana dinamika psikologinya ibu hamil. Dan ternyata banyak sekali beberapa permasalahan yang sebenarnya bisa ke-detect dari kehamilan, biar nggak terakumulasi pada saat di masa postpartum-nya. Jadi, saya ngambil juga untuk jurusan psikologinyadan sampai sekarang masih berkecimpung di dunia itu sih,” tambahnya.


Sukses Jadi Founder @rumahtumbuh_id


image

Selain aktif menjadi bidan, Ibu Ika juga mendirikan usaha bernama @rumahtumbuh_id. Hmm…kira-kira Ibu Ika terinspirasi dari mana, ya? Jadi, dia terinspirasi dari klinik-klinik luar negeri yang di mana mereka itu mempersiapkan kehamilan, memberikan tempat kehamilan, dan persalinan layaknya rumah.


“Nah, di sini saya berpikir untuk kenapa kita nggak ciptakan tempat bersalin dan tempat bertumbuh para ayah dan ibu. Dan, tempat bertumbuh keluarga ya. Jadi, ibu hamil dan pasangannya merasa nyaman untuk bisa konsultasi tentang kehamilannya. Kemudian, lahiran dengan nyaman layaknya di rumah. Setelahnya bisa konsultasi kayak di rumah teman setelah lahiran,” kata Ibu Ika.


@rumahtumbuh_id tetap menjalin hubungan yang baik dengan banyak pasiennya selepas persalinan. Jadi, nggak dilepas begitu aja, ya. Mereka menyediakan layanan kebidanan pada umumnya. Ada pemeriksaan kehamilan, konseling kehamilan, layanan persalinan, layanan nifas atau postpartum, rawat inap untuk breastfeeding, imunisasi, deteksi tumbuh kembang, prenatal yoga, kelas hypnobirthing, perawatan bayi baru lahir atau newborn care, dan nggak lupa kelas persiapan menyusui atau kelas breastfeeding


Momen Paling Berkesan atau Inspiratif Selama Jadi Bidan


image

Sebelum membuka tempat praktik, Ibu Ika pernah bekerja di salah satu instansi pemerintah yang lahirannya banyak banget. Katanya sih sehari bisa sampai lima atau delapan. Biasanya yang jaga per shift itu dua orang. Pada saat itu, Ibu Ika dan rekannya harus menangani lima bed persalinan, tapi hanya dengan dua bidan. Suatu ketika, dia dan rekannya menangani pasien yang lahirannya tenang banget. Hal inilah yang menginspirasi Ibu Ika.


“Tapi, kenapa ibu ini tenang sekali ya? Dan kita nanya nih ke ibunya. Bu emang nggak ngerasain sakit ya? Ngerasain, sih. Tapi ya, memang saya tahunya lahiran itu seperti ini. Dan karena ibunya tenang, ini proses persalinannya itu benar-benar smooth banget. Ibunya itu minim teriakan. Pada saat lahiran, bayinya sehat. Ibunya oke banget kondisinya. Dan suaminya juga sangat suportif,” ucap Ibu Ika.


“Jadi, dari situ saya melihat bahwa lahiran ini nggak cuman ngomongin tentang physically aja. Ibu sehat, bayi sehat, nggak. Tapi, ternyata ibu ini sebelumnya sudah punya believe yang cukup kuat tentang persalinan. Dan dia sudah acceptance banget dengan bagaimana rasa lahiran, proses lahiran. Dan kerjasama dengan support system dan itu suami itu sangat membantu sekali,” ucapnya.


Suka Duka Jadi Bidan


image

Ibu Ika cerita kalau dia merasa sedih saat melihat para ibu sangat terbatas untuk memilih keputusan tentang dirinya. Misalkan ingin melahirkan di mana, melahirkan dengan cara apa, atau setelah hamil ingin pakai kontrasepsi apa. Jadi ternyata hak ibu di sini masih sangat berbaur dengan suami. Walaupun memang budaya Indonesia kan berdasarkan kesepakatan.


“Patriarki yang cukup kuat itu memberikan kesan bahwa semua itu harus berdasarkan dari pendapat suami. Padahal organ reproduksi kita itu sepenuhnya hak kita. Jadi, seharusnya ibu bisa lebih berdaya akan dirinya. Mereka lebih tahu apa yang mereka inginkan. Kemudian baru mendiskusikannya dengan pasangan,” kata Ibu Ika.


Selain itu, jarang sekali ibu yang dipersiapkan sebelumnya untuk bisa menjadi ibu. Harusnya sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu biar nggak kaget pas hamil ternyata ada perubahan pada badannya, lingkungannya. Lalu, pas lahiran nggak kaget kalau ternyata begini rasanya dan setelahnya nggak kaget sama perubahan peran.


“Karena banyak banget yang bingung sama perubahan perannya. Makanya seringkali terjadi depresi postpartum, baby blues. Beberapa waktu lalu sempat viral tuh, yang ibu di kereta ya mau buang anaknya. Itu adalah salah satu depresi postpartum. Sampai ibunya pengen bunuh diri bareng anaknya. Berarti separah itu ibu nggak mempersiapkan dirinya dan bagaimana dengan support system-nya selama ini,” kata Ibu Ika.


Tanggapan Soal Sebagian Masyarakat yang Belum Sepenuhnya Percaya pada Bidan


Sebagian ibu hamil mungkin masih bingung dan belum memastikan apakah akan melahirkan dengan bantuan dokter kandungan atau bidan. Bahkan masih ada yang belum sepenuhnya percaya pada bidan. 


Menurut Ibu Ika, itu balik lagi ke pribadi masing-masing. Sebenarnya fungsi bidan seharusnya bisa lebih optimal karena bidan itu tugasnya nggak cuman pas lahiran aja, tapi mereka mendampingi bahkan dari sebelum masa prakonsepsi, terus mereka juga mendampingi pada saat kehamilan, lahiran, bahkan setelah lahiran. Bisa dibilang bidan itu mendampingi setiap fase kehidupan perempuan. Sayangnya, banyak yang beranggapan kalau bidan cuman buat lahiran aja.


“Dan sekarang makin kegeser, banyak yang lahirannya lebih banyak di rumah sakit ya. Jadinya lebih banyak yang di Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi (Sp.OG). Sebenarnya nggak salah mbak untuk lahiran di rumah sakit. Sebenarnya mau lahiran di bidan atau di rumah sakit sama aja. Karena kalau di bidan itu lahirannya harus normal. Berarti kan sebenarnya PR-nya untuk bisa menjaga kondisi ibu selama hamil biar sehat dan lahirannya pun normal,” ucap Ibu Ika.


“Pertama itu sebenarnya harus lihat dari daerahnya dulu. Kemudian seberapa oke bidannya atau penyebaran bidannya seberapa banyak di daerah tersebut. Masih banyak juga sih apa namanya yang lahiran sama bidan. Dan berarti sebenarnya kepercayaannya masih cukup baik ya. Karena trennya yang sudah mulai bergeser kembali ke persalinan yang normal,” imbuhnya.


Harapan di Hari Bidan Nasional


image

Ibu Ika berharap para bidan di Indonesia bisa mengembangkan sayapnya, mengoptimalkan fungsinya untuk bisa membantu para perempuan di Indonesia karena mereka membutuhkan sosok bidan yang memang bisa menjadi teman atau pendamping pada setiap fase kehidupannya. Caranya kembali lagi dengan lebih dioptimalkan fungsinya, perlu banyak belajar lagi. Lalu, bisa menghadirkan pelayanan yang inovatif untuk ibu-ibu di kota maupun desa. 


“Jadi, di mana pun, saya berharap para bidan bisa selalu siap sedia dan juga mengembangkan fungsinya lebih optimal untuk para perempuan di Indonesia,” ungkap Ibu Ika.


Dunia yang Lebih Baik Menurut Ibu Ika


Menurut Ibu Ika, dunia yang lebih baik dimulai dari keluarga yang baik. Suami dan istri punya peran yang setara, nggak ada yang lebih tinggi, nggak ada yang lebih rendah. Kemudian, bisa mendiskusikan apapun bersama, pengasuhan dilakukan bersama, sehingga nanti anak yang tumbuh itu adalah anak-anak yang berkualitas, punya tanggung jawab, dan pada saat dewasa dia akan mengikuti apa yang orang tuanya lakukan. 


Itu tadi hasil ngobrol-ngobrol Champ bareng Ibu Ika. Champ jadi makin paham soal profesi bidan, nih. Banyak banget insight-insight baru yang Changamakers dapetin juga, kan? Coba komen di bawah ya, gimana pandangan kamu tentang profesi ini.


Selain itu, Champ mau ajakin kamu buat ikutan Challenge Mata Sehat Tanpa Katarak dengan Lentera Mata Indah. Aksi yang kamu lakukan akan dikonversi sebesar Rp25 ribu dan  digunakan oleh Lentera Mata Indah untuk memperluas proyek-proyek pengobatan katarak di berbagai daerah di Indonesia. Yuk, selesaikan Challenge-nya!


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone