Hai, Changemakers!
Kita masih sering mendengar, bahwa keadilan hanya menjadi “kata-kata kosong yang nggak bermakna”. Bukannya tanpa sebab, bisa jadi omong kosong keadilan terjadi karena hukum selalu berpihak pada yang berkuasa dan berduit. Keadilan menjadi hambar akibat minoritas selalu dipandang sebelah mata. Keadilan menjadi nir arti akibat rakyat kecil selalu dikibuli dan bersuara untuk menyampaikan keadilan, dianggap subversif!
Lantas, di mana keadilan itu berada? Padahal, setiap batin manusia membutuhkan yang namanya “KEADILAN”. Dengan keadilan, manusia akan merasa aman. Bersama keadilan, manusia bisa merasakan welas asih.
Kita lihat sekarang, para keluarga aktivis 98, selalu meringkuk dalam kesedihan. Mereka nggak lelah mencari keadilan untuk mengetahui siapa pelaku yang telah merenggut keluarganya. Karena para pelakunya, masih jadi misteri hingga sekarang. Di Hari Keadilan Internasional, coba kita gali lagi makna keadilan itu sendiri.
Memperingati Hari Keadilan Internasional
Menurut KBBI keadilan adalah perbuatan yang adil. Itu sebabnya, sudah sepantasnya, kita merayakan dan menyuarakan Hari Keadilan Internasional yang bertepatan pada hari ini (17 Juli). Secara histori, Hari Keadilan Internasional berawal dari adanya pengangkatan Undang-Undang Roma pada 17 Juli tahun 1998.
Secara garis besar, Hari Keadilan Internasional diciptakan untuk membawa rasa adil terhadap korban kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, dan genosida.
Bicara tentang genosida, menjadi kejahatan yang luar biasa. Genosida bertujuan untuk membasmi keberadaan sebuah kelompok. Kata genosida sendiri dicetuskan dari adanya tindakan nggak manusiawi yang dilakukan oleh Nazi.
Dengan tujuan pembasmian terhadap kelompok, udah seharusnya genosida menjadi kejahatan besar yang nggak boleh dilupakan. Tapi, meski dampaknya mengerikan, catatan-catatan tentang genosida di beberapa negara, terlupakan begitu saja.
Untuk menyuarakan keadilan , mari buka mata untuk menilik kasus-kasus genosida yang udah terlupakan.
1. Genosida terhadap suku Indian di Amerika
Sumber gambar: KASKUS
Bicara tentang Amerika, kita hanya mengingat gemerlap dan modernisasi negaranya. Atau kemajuan film Hollywood-nya. Tapi, apakah ada yang mengingat Amerika dengan pembantaian suka Indiannya?
Pembantaian dilakukan secara sistematis oleh pendatang Eropa. Para pendatang Eropa melakukan pembasmian dan perampasan hak politik, ekonomi, dan budaya suku Indian.
Perlakuan “keji” kepada suku Indian dilakukan dengan membunuh kepala suku dan penduduk sipil, bahkan melakukan diskriminasi melalui supremasi kulit putih. Mirisnya lagi, suku Indian diusir dari tanah leluhurnya melalui perjanjian tak adil yang bernama Indian Removal Act. Melalui perjanjian itu, para suku Indian harus rela meninggalkan tanahnya.
2. Genosida Bengali
Sumber gambar: UAB Institute for Human Rights Blog
Genosida Bengali adalah kejahatan yang terjadi di Pakistan Timur (saat ini dikenal dengan Bangladesh). Antara Pakistan Timur dengan Pakistan Barat (sekarang Pakistan) terjadi gesekan politik agama. Dulu, di Pakistan Timur dihuni banyak masyarakat beragama Hindu. Sedangkan Pakistan Barat, mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Pakistan Barat memandang rendah Pakistan Timur. Di sisi lain, masyarakat Bengali menyerukan kemerdekaan dari Pakistan.
Pada tahun 1971, terjadi operasi yang menewaskan 5 ribu sampai 10 ribu masyarakat Bengali. Tujuan operasi untuk memberi rasa takut pada kelompok nasionalis. Operasi itu menargetkan laki-laki. Sedangkan perempuan, banyak yang menjadi korban pemerkosaan.
3. Genosida Isaaq
Sumber gambar: Lemkin Institute
Pembantaian terhadap suku Isaaq terjadi di negara Republik Demokratik Somalia di bawah rezim diktator Siad Barre. Pembantaian terjadi antara tahun 1987 dan 1989.
Dalam pembantaian yang terjadi, ada 200 ribu suka Isaaq yang terbunuh. Apa yang mendasari pembantaian keji itu? Bersumber dari web Lemkin Institute, suka Isaaq dicurigai oleh Siad Barre mempunyai afiliasi dengan SNM (Gerakan Nasional Somalia), sebuah kelompok anti rezim yang terbentuk tahun 1981.
4. Pembantaian Parsley
Sumber gambar: SindoNews.com
Pembantaian Parsley merupakan tindakan keji yang dilakukan terhadap penduduk Haiti, utamanya yang berbatasan dengan barat laut Republik Dominika. Pembantaian Parsley dilakukan di bawah kepemimpinan Rafael Leonidas Trujillo.
Alasan di balik pembantaian Parsley masih menjadi misteri. Ada yang mengatakan, pembantaian didasari agar Republik Dominika seutuhnya diisi oleh penduduk kulit putih.
5. Pembantaian di Haiti
Sumber gambar: Wikipedia
Pada awalnya, revolusi Haiti menjadi titik kemenangan para budak Afrika. Mereka berhasil menyingkirkan orang Prancis dan Eropa. Tapi, keadaan menjadi mengerikan, setelah pemimpin perang, Toussaint l'Ouverture diculik dan dibunuh. Saat itu, pemimpin digantikan oleh Jean Jacques Dessalines.
Di sana awal mula genosida terjadi. Jean Jacques Dessalines memerintahkan untuk membunuh para kulit putih. Peristiwa pembantaian terjadi 18 Februari sampai 22 April 1804. Korban jiwa diperkirakan berjumlah 3 ribu sampai 5 ribu.
Jika melihat penyebab utama kejahatan genosida, semua berawal dari ketidakmampuan untuk menerima perbedaan. Bukankah perbedaan adalah bagian dari keindahan hidup? Mengapa hanya karena berbeda, harus berakhir dengan darah dan air mata?
Harus berapa banyak lagi air mata dan darah berjatuhan hanya karena berbeda? Jangan terus dibiarkan! Ayo saling menghargai perbedaan yang ada. Dengan membangun kesadaran arti menghargai perbedaan dengan ikut Challenge Kenalan Sama Penghayat Yuk. Challenge yang mengajak kalian untuk belajar toleransi agama.
Referensi:
https://encyclopedia.ushmm.org/content/id/article/what-is-genocide
https://international.sindonews.com/read/1091811/45/5-fakta-pembantaian-suku-indian-besar-besaran-di-amerika-serikat-1683533156/17
https://sites.uab.edu/humanrights/2017/04/21/bangladesh-forgotten-genocide/
https://pulitzercenter.org/stories/valley-death-somalilands-forgotten-genocide
https://www.lemkininstitute.com/statements-new-page/statement-on-the-isaaq-genocide-committed-between-1987-and-1989-by-the-somali-government
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Jean-Jacques_Dessalines
https://international.sindonews.com/berita/1264743/45/kasus-genosida-yang-terlupakan-sejarah-mengerikan