Hai, Changemakers!
Dunia entertainment sepertinya nggak pernah sepi dari gelombang isu. Terbaru, hadir dari Onad. Kemarin, Onad banyak dinyinyir netizen di Twitter (X), sampai menjadi trending topik. Nggak tanggung-tanggung, Onad dicap patriarki oleh netizen.
Aduh… seram amat, sampai dicap patriarki oleh netizen. Emang gimana ya, awal mulanya?
Awal Mula Onad Mendapat Cap Patriarki
Sumber gambar: VOI
Tapi, labelling patriarki pada Onad bukan tanpa alasan mendasar. Ini semua bermulai saat Onad menjadi bintang tamu di acara podcast di channel Youtube Deddy Corbuzier. Pada salah satu segmen, Onad mengatakan bahwa tugas mengantar anak adalah tugas seorang ibu.
Ketika mengatakan itu, Onad langsung mendapat sindiran dari orang-orang yang berada di ruang podcast. Salah satunya datang dari istri Deddy Corbuzier, “Kata siapa? Hayo, lo…” ucapnya dengan nada ketus.
Nggak ketinggalan, sindiran juga datang dari Deddy Corbuzier, “Benar, benar. Onad benar. Ngantar anak adalah tugas ibu. Kalau anaknya cuman mau sayang sama ibunya.”
Setelah mendapat sindiran, Onad mengajukan argumen pembelaan. Menurutnya, dia enggan untuk mengantar anak karena sudah merasa bekerja, bahkan sampai pagi. Dengan bekerja sampai pagi, dia merasa nggak punya waktu untuk mengantarkan anak. Onad juga menilai, perannya sudah dilakukan dengan mencari uang untuk membiayai sekolah anaknya.
Gelombang Nyinyiran dari Netizen
Dari sana, netizen berbondong-bondong mengatakan Onad sebagai laki-laki patriarki dalam keluarga. Sebab, bagi netizen, tugas mengantar anak bukan hanya dibebankan pada ibu. Ayah juga punya peran untuk mengantarkan anaknya ke sekolah. Nggak semua kebahagiaan anak berasal dari pemenuhan materi. Justru, anak juga butuh kasih sayang dari ayah agar nggak merasakan kesepian.
Sumber gambar: tangkapan layar X
Netizen yang lain ada yang menilai jika sudut pandang Onad bisa dilakukan di masa dulu. Sedangkan kalau sekarang, sudut pandang Onad sudah nggak relevan.
Sumber gambar: tangkapan layar X
Emang benar, sih. Sekarang, kampanye perihal isu gender udah lebih terbuka. Rasa-rasanya kalau masih menganggap mengantar anak hanya tugas ibu, kok seperti jadi menimbulkan huru-hara, ya.
Komentar netizen bukan hanya mengkritik Onad. Juga ada netizen yang memberikan komentar dengan memberi edukasi. Menurutnya, ketika ayah mengantar anak ke sekolah, bisa menjadi teman saat anak lagi sedih, teman bercerita, dan penyemangat anak jika ada masalah.
Sumber gambar: tangkapan layar X
Dengan ramainya kritikan yang ditujukan pada Onad, membuat dia meminta maaf melalui Instagram pribadinya. Onad menulis, "Besok aku janji antar jemput sekolah. Maafkan ya,"
Sebenarnya pada realitas yang lebih luas, keengganan ayah terlibat pada kegiatan sekolah anak, bukan hanya dilakukan oleh Onad. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aisyah, dkk., di RA Nurhalim, yang dipublikasikan di Jurnal Wahana Karay Ilmiah_Pascasarjana (S2) PAI Unsika, terdapat temuan data jika ada anak-anak yang ayahnya enggan terlibat kegiatan sekolah anaknya, seperti nggak mau menunggu di sekolah.
Memahami Besarnya Peran Ayah untuk Pendidikan Anak
Tapi, sebenarnya seberapa besar peran ayah terhadap pendidikan anak?
Ternyata manfaat ketika ayah mengantar anak, bisa membangun kedekatan emosional dengan anaknya. Kedekatan emosional antara ayah dan anak terbentuk karena saat di perjalanan, ayah dan anak, bisa saling mengobrol. Juga bisa menceritakan banyak hal yang terjadi pada kehidupannya. Alhasil, ayah maupun anak, bisa saling memahami permasalahan hidupnya.
Sebagaimana yang digambarkan Tere Liye pada novel Bumi. Di novel Bumi, Raib (tokoh utama) dan ayahnya, mempunyai kedekatan emosional. Terlihat saat Raib khawatir ketika ayahnya tidak segera pulang. Raib juga khawatir dengan musibah yang menimpa ayahnya. Rasa khawatir yang menimpa Raib, terjadi bukan simsalabim. Melainkan karena ayah Raib sering mengantarkan anaknya ke sekolah. Saat di perjalanan, keduanya saling bercerita.
Paul Armato, guru besar Sosiologi dan Kriminologi di Pennsylvania State University, mengatakan ayah yang terlibat pada tumbuh kembang anak, bisa berdampak pada kemampuan anak mengontrol diri. Ini terjadi karena ayah bisa membangun empati bagi anaknya. Kemapanan empati pada anak, berdampak baik dalam membangun relasi dengan orang lain.
Bukan hanya berdampak baik terhadap emosional anak. Ayah yang aktif berperan terhadap pendidikan anak, juga berdampak terhadap peningkatan kognitif.
Mengutip dari The Guardian, sebuah penelitian yang dipimpin Dr. Halen Norman, memperlihatkan jika anak yang memiliki kedekatan dengan ayahnya, berdampak baik pada perkembangan kognitifnya. Penelitian yang meneliti lima ribu rumah tangga di Inggris, mendapat kesimpulan anak yang mempunyai prestasi, berasal dari anak yang memiliki kedekatan dengan ayahnya.
Berdasarkan dampak positif yang ditemukan, hasil penelitiannya merekomendasikan agar ayah sebisa mungkin untuk menyempatkan waktunya, meski sebentar untuk kegiatan yang berkaitan dengan proses pendidikan anak.
Di sisi lain, kehadiran ayah pada kegiatan anak di sekolah, juga bisa menambah semangatnya untuk belajar. Sebab, anak merasa kedua orang tuanya, sama-sama memberikan perhatian padanya. Sehingga, bisa memperkuat rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi di kelas, maupun di rumah.
Dengan melihat besarnya dampak kehadiran ayah terhadap pendidikan anak, masihkah para ayah acuh untuk menemaninya pada kegiatan dan proses pendidikannya? Tingkat kesetaraan dalam keluarga akan tercipta jika ayah dan ibu bisa saling berkolaborasi menjalankan tanggung jawabnya. Bukan saling tumpang tindih.
Ngomongin kolaborasi ayah dan ibu terhadap tanggung jawabnya pada anak, jangan lupa untuk menjaga kesehatan mata anak. Mata anak merupakan “emas” di masa depan. Biar kalian makin tahu betapa pentingnya kesehatan mata anak, yuk ikutan Challenge Ayo Jaga Kesehatan Mata Anak dari Sejam. Dengan ikutan Challenge dari Sejam, bisa sadar betapa berharganya kesehatan mata anak. Yuk, ikut dan selesaikan Challengenya sekarang!
Referensi:
https://www-theguardian-com.translate.goog/society/2023/sep/20/fathers-have-unique-effect-on-childrens-educational-outcomes-study-finds?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=wapp
https://yoursay.suara.com/lifestyle/2023/08/01/151201/keren-ini-6-alasan-di-balik-pentingnya-ayah-harus-mengantar-anak-ke-sekolah
https://parentalk.id/alasan-ayah-perlu-sempatkan-diri-mengantar-anak-ke-sekolah/
https://www.fimela.com/parenting/read/5444040/inilah-3-sifat-ayah-yang-dapat-memengaruhi-kecerdasan-anak?page=3
https://celebrity.okezone.com/read/2024/07/15/33/3034761/onadio-leonardo-minta-maaf-usai-sebut-antar-jemput-anak-sekolah-merupakan-tugas-ibu?page=all
Aisyah, D.A, Riana, N., Putri, F.E. 2019. PERAN AYAH (FATHERING) DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI (Studi Kasus pada Anak Usia 5-6 tahun di RA NURHALIM Tahun Pelajaran 2018. Jurnal Wahana Karay Ilmiah_Pascasarjana (S2) PAI Unsika . Volume 3. Nomor 1