#ForABetterWorldID

Dari Kekerasan Anak di Daycare Depok, Orang Tua Bisa Belajar Memilih Lembaga dan Pengasuh

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers!

Anak menjadi “malaikat” bagi orang tua yang kehadirannya dinanti-nanti. Orang tua akan merawat anaknya dengan penuh kasih, cinta, dan sayang. Tapi, bagaimana jika anak yang selalu ditimang-timang oleh orang tuanya, harus menjadi korban kekerasan? Hati orang tua mana yang nggak remuk melihatnya…

Tapi entah mengapa, kasus kekerasan pada anak di Indonesia terus terjadi. Kali ini, mencuat kasus kekerasan anak terjadi di daycare depok, tepatnya di Wensen School Indonesia.

Bagaimana Kasus Bisa Terungkap?

Peristiwa kekerasan pada anak di Wensen School Indonesia, terungkap ketika salah satu orang tua anak yang menjadi korban menaruh curiga pada lebam di tubuh anaknya. Waktu mengetahui ada lebam di tubuh anaknya, orang tua langsung menelepon pengelola Wensen School Indonesia. Pengelola mengatakan jika nggak terjadi apa-apa di tempat penitipan.

Mendengar jawaban dari pengelola, orang tua korban berpikiran positif, jika lebam di tubuh anaknya akibat sakit yang dialaminya. Tapi, saat di bawa ke dokter, di sana baru diketahui kalau lebam yang ada, bukan efek dari sakit yang dialami anaknya. Melainkan terjadi pecahnya pembuluh darah.

Setelah mengetahui apa yang terjadi, orang tua korban langsung membuat laporan ke Polres Metro Depok untuk mengusut peristiwa yang terjadi. Orang tua korban juga mendatangi KPAI untuk meminta perlindungan hukum.

Setelah diusut, pelaku adalah pemilik daycare sendiri, yakni Meita Irianty. Kasus kekerasan sudah terjadi pada 10 Juni 2024. Meita Irianty berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian pada 31 Juli 2024 di rumahnya pada pukul 22.00 WIB.


image

Sumber gambar: Disway

Setelah ditangkap, Meita Irianty menjelaskan alasannya melakukan kekerasan. Ia merasa kesal pada korban yang dianggapnya rewel. Mirisnya, kekerasan yang dilakukan oleh Meita Irianty, terbilang brutal karena menyeret, mencubit, menendang, dan memukul anak.

Fakta-fakta yang Mengiris Hati

Dalam kasus ini, ditemukan dua anak yang menjadi korban kekerasan. Ada yang berumur 2 tahun dan 9 bulan. .

Duh… miris banget. Gimana bisa seorang anak yang masih butuh kasih sayang, justru mendapatkan kekerasan fisik oleh orang dewasa. Dampaknya bukan main-main karena bisa menyebabkan trauma. Salah satu korban, selalu menjerit ketakutan ketika bertemu dengan pelaku. Ketika pelaku membuka pintu saja, korban langsung menangis. Bahkan, menolak jika ingin disentuh oleh pelaku.

Selain itu, yang bikin miris lagi, Meita Irianty adalah seorang influencer yang aktif memberikan edukasi di media sosial perihal ilmu parenting. Bahkan, ia juga aktif menyuarakan perihal kasus kekerasan pada anak. Tapi, apa yang dilakukannya selama ini, justru berbanding terbalik setelah kasusnya tersingkap.

Terlepas dari ironisnya kekerasan yang dilakukan oleh Meita Irianty, ada hal lain yang membuat hati teriris. Semenjak viralnya kasus ini di media sosial, netizen banyak yang menanggapi dengan berbagai komentar. Sedihnya, ada netizen yang justru menyudutkan perempuan. Narasi yang dibuat, seolah-olah ibu patut disalahkan karena lebih memilih bekerja dan menitipkan anaknya di lembaga.

Budhis Utami, selaku Direktur Institut KAPAL Perempuan, menilai pandangan semacam itu menjadi bukti masih mengakarnya budaya patriarki di Indonesia. Masyarakat masih menilai jika tugas merawat anak adalah tugas utama perempuan.

Lebih lanjut, Budhis menilai, masak perempuan nggak boleh ngapa-ngapain, hanya di rumah aja? Seharusnya kantor pemerintahan dan swasta, memberikan tempat penitipan anak.

Champ nggak habis pikir, kenapa masih ada narasi yang menyudutkan perempuan di tengah musibah yang dihadapinya. Justru, kita harus saling menguatkan. Sebenarnya yang salah bukan tentang laki-laki atau perempuan, yang salah adalah tentang manajemen lembaganya.

Jangan Gegabah Memilih Daycare dan Pengasuh Anak


image

Buat orang tua yang ingin menitipkan anaknya ke daycare, berikut ini ada kiat-kiat yang bisa diperhatikan:

1. Rasio pengasuh dan anak yang seimbang. Tujuannya agar anak bisa diawasi dan dijaga oleh pengasuh dengan baik. Untuk anak 1 sampai 3 tahun, idealnya satu pengasuh menjadi 3 sampai 4 anak.

2. Pahami kompetensi yang dimiliki pengasuh dan tim. Kunci utamanya, perhatikan apakah orang-orang di dalamnya memiliki pengalaman di bidang pendidikan atau nggak. Atau, apakah orang-orang di dalamnya pernah mendapatkan pelatihan tentang merawat dan mendidik anak.

3. Bertanya pada orang tua yang pernah menitipkan anaknya di daycare yang sama dengan yang kamu tuju. Tujuannya untuk mengetahui testimoninya, apakah layak atau nggak.

4. Pilih daycare yang punya izin resmi dari pemerintah.

5. Memiliki standar kebersihan yang jelas dan baik.

Selain selektif memilih daycare untuk anak, orang tua juga harus selektif saat memilih pengasuh anak. Ini penting, lantaran pengasuh mempunyai kedekatan yang intens dalam merawat anak nantinya. Berikut ini cara memilih pengasuh anak agar nggak salah memilih.

1. Menyukai anak kecil. Pengasuh yang suka dengan anak kecil, memiliki kepribadian yang nggak mudah kesal dengan tingkah anak. Sehingga, pengasuh bisa lebih mengontrol emosinya.

2. Memiliki pengalaman sebagai pengasuh anak. Pengasuh yang memiliki banyak pengalaman, akan terampil untuk merawat anak.

3. Menghindari pengasuh yang suka merokok dan minum alkohol. Hal ini untuk menghindari dampak buruk untuk kesehatan anak. Kemudian, menghindari dari tindakan nggak terkontrol dari pengasuh.

4. Memiliki komunikasi yang baik dengan anak. Komunikasi pengasuh penting diperhatikan karena akan berkaitan dengan cara menyampaikan pesan pada anak.

Seorang anak udah seharusnya mendapatkan perhatian yang ekstra dari orang tua. Anak juga harus mendapatkan pendidikan yang baik. Karena usia anak-anak adalah gerbang emas untuk masa depannya yang baik. Orang tua juga harus mengajarkan anak pada nilai dan norma yang baik, salah satunya toleransi. Dengan mengenalkan toleransi sejak dini, anak-anak bisa menghargai perbedaan.

Kabar baiknya, buat kamu yang ingin menyebarkan pendidikan toleransi beragama untuk anak-anak, bisa ikut dan selesaikan Challenge Bantu AdikAdik di Medan Belajar Isu Kebebasan Beragama dari Komunitas Camar. Challenge yang selesai akan membuka donasi sebesar Rp40 ribu yang didanai oleh A Better World Foundation. Donasi digunakan untuk edukasi kebebasan beragama dan keyakinan dengan target utamanya anak-anak usia 8 sampai 12 tahun di Medan. Yuk, bantu perkuat pendidikan toleransi sejak dini untuk anak Indonesia!



Referensi:

https://www.humas.polri.go.id/2024/08/04/gerak-cepat-polres-metro-depok-berhasil-tangkap-terduga-pelaku-kekerasan-pada-anak-5/#:~:text=MI%20ditangkap%20di%20rumahnya%20di,31%2F7%2F24).

https://www.tvonenews.com/berita/nasional/233411-pelaku-penganiayaan-balita-di-daycare-depok-mengaku-kesal-karena-korban-nakal-dan-rewel-hingga-akhirnya-lakukan-kekerasan?page=2

https://metro.tempo.co/read/1898476/kronologi-terungkapnya-penganiayaan-balita-di-daycare-depok-oleh-influencer-meita-irianty

https://news.detik.com/berita/d-7467687/polisi-ungkap-korban-lain-penganiayaan-di-daycare-depok-bayi-7-bulan

https://megapolitan.kompas.com/read/2024/08/01/09530241/trauma-balita-korban-penganiayaan-pemilik-daycare-di-depok-selalu

https://metro.tempo.co/read/1898444/profil-meita-irianty-influencer-parenting-pemilik-wensen-school-daycare-depok-yang-tega-aniaya-balita

https://www.bbc.com/indonesia/articles/cd1e13dg763o

https://magdalene.co/story/kekerasan-anak-daycare-depok/#google_vignette

https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/9-kiat-memilih-day-care-untuk-anak

https://www.ibudanbalita.com/artikel/penting-inilah-8-tips-memilih-baby-sitter-untuk-anak



heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone