#ForABetterWorldID

Yura, Curhat di Medsos Bikin Nyaman Sekaligus Membahayakan

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers!

Udah menyampaikan luapan emosionalnya ke Mbak Yura? Itu loh, yang lagi viral tiap Champ buka Instagram dan X (Twitter) pasti ketemu konten curhatan netizen yang diiringi lagu Risalah Hati yang dinyanyikan sama Yura Yunita.

Kebanyakan isi curhatannya, menceritakan tentang kisah asmaranya yang kandas karena adanya perbedaan kelas sosial. Atau kandas karena kekasihnya masih menyimpan rasa dengan masa lalunya.


image

Sumber gambar: tangkapan layar X

Sedih lihatnya, Yura. Kenapa hidup yang hanya sekali ini, kelas sosial dan mantan menjadi pintu penghalang untuk menyatukan hati pada orang yang udah membuat kita nyaman.

Tapi Yura, selain banyak netizen yang mencurahkan hatinya karena patah hati, juga ada kok, masyarakat yang bercerita tentang manisnya kisah asmara. Bahkan, politikus seperti Anies Baswedan dan Sandiaga Uno juga ikut bercerita tentang manisnya cinta mereka.

 “Ternyata bisa Yura, atas izin Allah aku bisa membuat Mama Nur jatuh cinta dan kami memiliki anak-anak yang baik, alhamdulillah,” tulis Sandiaga Uno.



image

Sumber gambar: tangkapan layar X

Di videonya yang berdurasi 51 detik dengan backsound Risalah Hati yang dibawakan Yura, Sandiaga Uno cerita jika dia dan istrinya udah pacaran sejak SMP. Awal mulanya, Sandiaga Uno main ke rumah teman. Ternyata temannya, punya adik perempuan dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Nggak jauh beda sama Anies Baswedan. Mantan Gubernur DKI ini memosting foto berdua dengan istrinya. Ia menuliskan, “Alhamdulillah, bisa, Yura. #HariFerySedunia”. Maksud postingan Anies Baswedan untuk merayakan hari ulang tahun istrinya.



image

Sumber gambar: tangkapan layar X

Kalau gini Yura, Champ terharu lihatnya. Bisa melihat perjuangan dua insan manusia bisa membangun istana cintanya.

Mengapa Orang Senang Curhat di Media Sosial?

Oh ya, Yura. Dipikir-pikir, kenapa ya kita suka curhat di media sosial, ya? Apalagi melalui konten viral seperti ini. Apa cerita melalui buku diari atau deep talk sama sahabat udah nggak tren lagi?

Ternyata ada banyak alasan yang membuat seseorang curhat di media sosial.

1. Keinginan untuk didengar

Fenomena orang lebih memilih curhat di media sosial karena kebutuhan untuk didengar. Mungkin bagi sebagian orang, bercerita pada orang lain bukan hal yang sulit. Tapi ada sebagian orang yang punya kepribadian sulit bercerita pada orang lain. Itu sebabnya, orang-orang yang merasa sulit untuk mengungkapkan uneg-uneg dan isi hatinya ke orang lain, memilih untuk lari ke media sosial.

Kesulitan seseorang untuk bercerita pada orang lain, bukan sekadar disebabkan oleh faktor kepribadian. Di era modern, individu-individu udah banyak yang apatis dan enggan berinteraksi dengan orang lain. Di sana, peranan media sosial hadir untuk menutupi jurang sosial yang menganga lebar.

2. Membangun kebahagiaan

Berdasarkan perspektif neurologi, media sosial mampu memengaruhi otak. Semakin banyak respons curhatan yang disampaikan dari media sosial, ada letupan emosi kebahagiaan di diri seseorang.

Kenapa? Karena memunculkan perasaan di dalam diri, jika apa yang kita ceritakan pada orang lain mendapatkan sebuah dukungan. Soalnya, apa yang kita resahkan, sebenarnya juga menjadi keresahan dari banyak orang.

Maksudnya begini. Misalkan kita bercerita tentang patah hati akibat diduakan kekasih. Setelah bercerita, ada orang lain yang memberikan like atau komentar memberikan semangat, hingga bercerita tentang kisah yang sama. Maka dari sana terbangun emosional kebersamaan.

3. Membangun opini

Nggak selalu curhatan seseorang di media sosial hanya untuk meluapkan emosi di dalam dirinya. Ada juga yang berbagi ceritanya untuk “melawan” kemapanan narasi yang banyak beredar.

Contoh sederhananya, curhatan tentang kisah manis hubungan LDR yang berujung menikah. Selama ini, kita sering mendengar jika hubungan LDR pahit dan getir. Apakah iya? Nah, di sana keberadaan narasi kisah manis dari sebuah LDR bisa meruntuhkan narasi-narasi kepahitan dan kegetiran hubungan LDR.

4. Wujud Ekspresi

Di dalam diri seseorang bersemayam hasrat untuk menyampaikan bentuk perasaannya. Ada banyak medium untuk meluapkan ekspresi seseorang. Mulai berpuisi, bernyanyi, menggambar, termasuk menyampaikan uneg-uneg di media sosial.

Dengan masifnya pembuatan konten di media sosial, kita bisa mudah menemukan konten-konten yang isinya menyampaikan sebuah kritik. Kehadiran kritik di media sosial, sebenarnya berdampak baik karena bisa menjadi alat pengontrol sosial.

Hal yang Harus Diperhatikan jika Curhat di Media Sosial

Meski memiliki nilai positif, tapi kita juga harus berhati-hati. Jangan sampai berlebihan untuk curhat di media sosial. Bukannya apa-apa. Jika berlebihan, bisa terperosok ke jurang nilai viral. Sehingga, setiap sisi kehidupan kita diceritakan di media sosial. Padahal, ada kalanya sisi kehidupan kita, disimpan dan nggak semua orang boleh tau.

Terutama jangan sampai berbagi cerita yang berkaitan dengan identitas kehidupan, ya. Seperti berbagi nama orang tua atau membagikan posisi rumah. Ingat! Kejahatan yang berawal dari cyber udah makin masif. Terlebih lagi, apa yang sudah kita sampaikan di media sosial, punya rekam jejak yang sulit untuk dihapus secara total.

Selain membahayakan secara keamanan, berlebihan membagikan sisi kehidupan di media sosial, bisa membangun penilaian buruk dari orang lain. Kalau kamu mendapat respons negatif, yang ada bukan memberi rasa bahagia. Menurut Analisa Widyaningrum, psikolog, mengatakan, kalau respons negatif justru membawa dampak buruk untuk kejiwaan.

Jadi buat kita-kita yang mau curhat di media sosial, juga harus bisa mengontrol emosi. Agar nggak meluap-luap dan bisa mengendalikan diri. Atau jika memang butuh pelayanan tenaga ahli, kamu bisa datang ke psikolog. Karena kesehatan mental menjadi fundamental untuk kehidupan.

Yuk,kita mulai peduli pada kesehatan mental dengan ikut Challenge Bersama Wujudkan Kesehatan Mental StressGoAway. Ada 4 aksi yang bisa membangun kesadaran betapa pentingnya menjaga kesehatan mental dan lebih peduli mencintai diri sendiri. Yuk, ambil Challenge-nya sekarang juga!



 Referensi:

https://pijarpsikologi.org/blog/mengapa-kita-sering-curhat-di-media-sosial

https://avidian.com/social-media-and-psychology-why-do-people-share/

https://www.liputan6.com/health/read/4512056/kata-psikolog-soal-cara-menanggapi-orang-yang-sering-curhat-di-media-sosial?page=2

https://online.king.edu/news/psychology-of-social-media/



heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign For Good app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone