#ForABetterWorldID

Mencintai Lingkungan Dimulai dari Mana?

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers!

Kamu pasti setuju pagi-pagi sebelum menjalani rutinitas, paling enak jalan kaki sambil menghirup udara segar dan menikmati hamparan hijau.

Eh, tapi lupa. Kalau hutan di Indonesia udah mulai berkurang, ya. Deforestasi hutan di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 257 ribu hektare. Waduh… kalau gitu gimana kita bisa menikmati udara segar dan pemandangan yang menyegarkan mata coba?

Dengan rusaknya hutan di Indonesia, itu sebabnya ada 140 kolaborator yang mendeklarasikan setiap 7 Agustus sebagai Hari Hutan Indonesia. Tujuannya agar masyarakat peka dan sadar tentang pentingnya hutan bagi kehidupan. Jika ditarik benang merahnya, peringatan Hari Hutan Indonesia, punya tujuan yang mirip dengan Hari Konservasi Alam Sedunia yang diperingati setiap 28 Juli.

Spesial memperingati Hari Hutan Indonesia dan Hari Konservasi Alam Sedunia, Champ bakal ngobrol banyak hal tentang lingkungan bersama Kak Aristya Tri Rahayu. Kak Aristya merupakan Sundaland Communications and Outreach Coordinator di Konservasi Indonesia. Kak Aristya memiliki tugas memproduksi materi-materi komunikasi untuk menyuarakan upaya konservasi.

Konservasi Indonesia sendiri mempunyai program kerja yang berfokus untuk melindungi dan mengelola bentang darat dan bentang laut di Indonesia. Dalam kerjanya, Konservasi Indonesia melibatkan pemerintah dan masyarakat lokal sebagai garda terdepan dalam melakukan konservasi. 

Menyelamatkan Hewan dan Hutan

Ngomongin masalah lingkungan, Kak Aristya melihat keadaan alam indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa. Indonesia memiliki kekayaan dari segi hutan maupun laut.

“Sayangnya, kekayaan alam Indonesia masih dihadapi oleh berbagai tantangan, mulai dari kawasan hutan yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan, kawasan laut, dan pesisir yang digenangi sampah, hingga lahan gambut yang sengaja dibakar. Kondisi ini tentu membutuhkan perhatian serius dan tindakan kolaboratif dari berbagai stakeholder untuk memastikan keberlanjutan alam bagi generasi mendatang,” tegasnya.

Apa yang disampaikan oleh Kak Aristya, sesuai dengan realitas yang ada. Seperti apa yang ditulis oleh VOA Indonesia, bahwa hutan Papua banyak beralih fungsinya menjadi perkebunan sawit.

Menyedihkannya lagi, hutan-hutan dibabat untuk pembangunan infrastruktur. Seperti halnya proyek tol dan tanggul laut di Semarang yang menghilangkan hutan mangrove.

Memang, pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, punya tujuan dalam aspek ekonomi.


image

Sumber gambar: BBC

Tapi, menurut Kak Aristya, seharusnya ada keseimbangan ekonomi dan ekologi. Lebih lanjut, Kak Aristya menjelaskan, “Kunci agar keduanya dapat berjalan beriringan adalah melalui kebijakan yang berpihak pada lingkungan.” Karena kebijakan lingkungan bertujuan untuk mengurangi dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan dan mendorong praktik yang berkelanjutan.

Udah seharusnya kebijakan yang berpihak pada lingkungan diterapkan. Karena dengan hutan yang gundul, dampaknya bukan hanya pada manusia. Hewan-hewan yang menghuni di dalamnya, juga ikutan terdampak. Data dari IUCN, ada 1.233 spesies hewan Indonesia yang terancam punah.

Menyelamatkan hewan Indonesia yang banyak terancam punah, menjadi hal penting dan urgent. Tapi, bagaimana caranya?

Bagi Kak Aristya, cara yang dapat dilakukan adalah berusaha memahami peran dan status masing-masing satwa. Dengan memahami peran dan status satwa, kita bisa mengenali fungsi ekologis, serta kondisi konservasi setiap spesies dalam ekosistem.

Sehingga, bisa menjaga keseimbangan ekosistem dan melindungi keanekaragaman hayati. Misalnya, ada satwa yang berperan sebagai predator puncak dan berstatus critically endangered, misalnya harimau, kita harus protect karena mereka menjaga keseimbangan rantai makanan di dalam hutan.



image

Sumber gambar: Kompas

Mencegah Krisis Lingkungan dari Mindfulness

Ngeri banget ya dengan apa yang terjadi pada alam kita. Sebagai manusia, udah saatnya kita mulai mencegah krisis lingkungan. Ada dua poin yang disampaikan oleh Kak Aristya untuk melakukannya.

Pertama, “Mencintai nggak harus memiliki”. Kalimat tersebut perlu kita tanamkan ketika terbesit pikiran untuk memiliki satwa langka. Kita harus menyadari bahwa satwa memang selayaknya berada di alam, di habitat aslinya, bukan di kandang atau rumah.

Kedua, being mindful. Dengan mengaitkan lingkungan dan mindfulness, kita dapat membangun hubungan yang lebih dalam dan bermakna dengan alam, meningkatkan kesadaran terhadap dampak tindakan kita, dan mengambil langkah-langkah yang lebih berkelanjutan untuk melindungi planet kita. Mindfulness, yang melibatkan praktik rasa syukur, dapat diperluas untuk mencakup rasa syukur terhadap alam. Ketika kita bersyukur atas udara segar, air bersih, dan keindahan alam, kita otomatis akan berusaha untuk menjaga, melindungi dan mencintai alam.

Ada satu pesan lagi yang bisa “menampar” manusia. Kak Aristya melihat dunia yang lebih baik ketika menyadari bahwa alam nggak membutuhkan manusia. Melainkan manusia yang butuh alam. Karenanya, kita harus berbagi ruang dan sumber daya antara manusia, hewan, dan tumbuhan.

Intinya, sebagai manusia, kita nggak boleh egois. Semua di bumi ini sama. Nggak ada yang lebih hebat dan superior. Hewan, tumbuhan, dan manusia, harus hidup berdampingan.

Termasuk juga, sesama manusianya, harus hidup berdampingan, tanpa memandang gender. Tapi, sering kali, ada gesekan karena perbedaan gender. Ayo, mulai belajar saling terbuka, tanpa saling menghakimi. Caranya ikut dan selesaikan Challenge Kita Semua Berhak Merasa Aman: Dukungan Bagi Komunitas Ragam Gender dari Srikandi Pakuan.

Challenge yang selesai akan dikonversi menjadi donasi sebesar Rp40 ribu yang didanai oleh A Better World Foundation. Donasi yang terkumpul, akan digunakan pelatihan gratis pada 50 anggota Srikandi Pakuan tentang keamanan fisik digital dan psikososial. Yuk, ambil dan selesaikan Challenge dari Srikandi Pakuan sekarang juga!



Referensi

https://dataindonesia.id/varia/detail/hewan-terancam-punah-paling-banyak-di-indonesia

https://www.ekuatorial.com/2024/05/proyek-tol-dan-tanggul-laut-semarang-demak-lahap-ribuan-hektare-hutan-mangrove/

https://www.voaindonesia.com/a/alih-fungsi-hutan-papua-untuk-sawit-ancam-sumber-pangan-masyarakat-adat-/6218497.html 

https://betahita.id/news/detail/10044/hari-hutan-sedunia-deforestasi-indonesia-2023-capai-257-ribu-ha.html?v=1711142623

https://www.detik.com/jogja/berita/d-7476189/tanggal-7-agustus-2024-memperingati-apa-ada-hari-hutan-indonesia


heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone