Hai, Changemakers!
Jepang setelah luluh lantah akibat Nagasaki dan Hiroshima kejatuhan bom atom, Kaisar Hirohito, langsung bertanya tentang berapa jumlah guru yang tersisa. Apa yang dilakukan oleh Kaisar Hirohito, nggak berlebihan. Untuk membangun peradaban dan memajukan negara, pendidikan punya pengaruh besar.
Pendidikan bisa mengasah otak, hati, dan perasaan. Ketika otak, hati, dan perasaan diasah dengan baik, maka akan menghasilkan individu-individu yang cerdas dan berempati.
Besarnya manfaat sebuah pendidikan, juga diterapkan oleh Indonesian Youth Education and Social (IYES) untuk menyelesaikan permasalahan intoleransi di tengah keberagaman. Mau tau kisah kece dari IYES? Sini… baca obrolan Champ sama Kak Restu Yonanda Alfiantia.
Q: Halo, Kak. Sebelum ngobrol banyak hal, bisa perkenalkan diri dulu.
A: Hai, namaku Restu Yonanda Alfianita, mahasiswi Universitas Riau, jurusan Ilmu Komunikasi. Di IYES, aku menjadi Vice Direktur.
Q: Salam kenal, Kak. Apa program yang dijalankan oleh IYES?
A: Selain melaksanakan project “Rangkai Keberagaman di Balik Serunya Perbedaan Antar Masyarakat Sumatera”, dalam waktu dekat, IYES akan mengadakan program utama bernama “Youth Voluntary Camp”. Sesuai dengan namanya, program ini akan menyasar seluruh pemuda di Indonesia. Program Youth Voluntary Camp bertujuan untuk meningkatkan kapasitas diri seorang relawan atau youth activist dengan kegiatan-kegiatan serta metode yang telah dipersiapkan, seperti meet the leader, sharing session, working group, dan youth speak.
Q: Semoga project yang akan dijalankan berjalan dengan baik. Saat ini, IYES juga menjalankan program BDW #Friendship4Peace. Apa alasannya tertarik mengikutinya?
A: Karena ada kesesuaian visi, misi, dan salah satu fokus yang dimiliki IYES. Yakni, mendukung isu perdamaian dan toleransi dengan program bernama SCOPE (School Of Peacebuilding) yang dirancang karena melihat adanya ketimpangan dan nggak meratanya implementasi dari program-program pemerintah di wilayah luar pulau Jawa, khususnya Sumatera terkait isu ini. Sehingga, IYES memiliki ketertarikan untuk mengikuti program BDW #Friendship4Peace, sebagai salah satu wujud nyata untuk pengaplikasian aksi dalam menjalankan program SCOPE.
Q: Apa harapan terhadap Challenge yang dibuat di aplikasi Campaign #ForABetterWorld?
A: IYES sebagai wadah kepemudaan yang bergerak di bidang sosial dan edukasi, mencetuskan program dengan tema “PeaceBuilding”. Harapannya bisa menjadi sebuah langkah yang membawa perubahan positif terkait fenomena perdamaian dan keberagaman. Sehingga, setelah terlaksananya Challenge yang telah dibuat di aplikasi Campaign #ForABetterWorld dapat membentuk rasa toleransi yang tinggi.
Dengan menghilangkan dan meminimalkan munculnya perbedaan pendapat atau nilai yang disebabkan oleh asumsi dari persepsi belaka yang terjadi karena adanya stigma yang masih beredar di masyarakat. Khususnya pada konteks perbedaan/keberagaman; pandangan, agama, suku, budaya, dan prinsip terhadap golongan-golongan tertentu yang kemudian menimbulkan dan meningkatkan rasa etnosentrisme dalam diri masyarakat, terutama bagi mereka yang termasuk kedalam golongan mayoritas.
Q: Mari saling bersinergi untuk membangun toleransi. Bagaimana kamu dan IYES memandang perbedaan antar umat beragama?
A:Inklusif tanpa membedakan latar belakang dengan tetap menyediakan ruang untuk berkolaborasi dan bersinergi.
Q: Kalau begitu nilai toleransi seperti apa yang diterapkan di IYES?
A: Menghormati dengan menghargai perbedaan melalui partisipasi yang setara dan aksesibilitas, serta kerja sama tiap anggota yang memiliki latar belakang beragam.
Q: Bagaimana kondisi toleransi dan perdamaian di lingkungan IYES?
A: IYES dalam menyikapi toleransi dan perdamain, dengan memiliki komitmen yang kuat. Sehingga terbentuk lingkungan yang inklusif dan harmonis yang mendukung kerja sama dan pemahaman dengan sesama. Dengan begitu, bisa tercipta suasana yang kondusif bagi perdamaian dan produktivitas.
Contohnya, memberikan perlakuan dan kesempatan yang sama dalam berinteraksi maupun memimpin sebuah program tanpa membedakan latar belakang, meskipun setiap anggota memiliki latar belakang yang beragam mulai dari perbedaan agama, suku, daerah dan gender. IYES juga menerapkan gender equality, perlakuan terhadap sesama anggota baik yang perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama dan setara.
Q: Benar. Dalam kehidupan ini, kita gak boleh membeda-bedakan identitas. Champ mau nanya tentang kegiatan atau program toleransi yang dilakukan IYES paling berkesan?
A: SCOPE atau School of Peacebuilding. SCOPE merupakan program yang berfokus pada isu keberagaman dan perdamaian. Pelaksanaannya melalui bentuk seminar tentang pembelajaran mengenai pendidikan karakter untuk memupuk rasa toleransi dalam masyarakat.
Memilih masyarakat dengan rentang usia 17-24 tahun sebagai target. Soalnya, kami melihat bahwa penanaman pendidikan karakter terhadap masyarakat dengan kisaran usia tersebut adalah suatu langkah yang besar dan baik untuk generasi selanjutnya. Dengan kata lain, program ini bertujuan untuk memupuk "tunas muda" agar tumbuh dengan semangat toleransi yang kuat. Hal ini terbukti dari pelaksanaan seminar SCOPE pada tanggal 23 juni 2023 dengan 37 peserta yang terdampak dengan latar belakang mahasiswa yang berbeda. Kemudian, melakukan FGD dan menghasilkan 5 inisiasi program baru terkait dengan isu perdamaian.
Dari apa yang dilakukan oleh IYES, kita bisa melihat bahwa pendidikan punya peran penting membangun sikap toleransi. Yuk, kita saling bergandeng tangan menciptakan toleransi melalui pendidikan. Caranya, ambil Challenge Wujudkan Seminar Toleransi untuk Masyarakat Sumatera. Jangan lupa untuk diselesaikan! Karena Challenge kamu yang selesai, akan membuka donasi sebesar Rp40 ribu yang didanai oleh A Better World Foundation. Donasi dipakai untuk penyelenggaraan seminar tentang toleransi keberagaman di Kota Pekanbaru dan Padang.
Location
