Ditulis oleh: Srikandi Pakuan
Bicara terkait keberagaman gender di Indonesia rasanya masih jauh dari kata toleransi atau setara di Sebagian orang. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia masih terdapat stigma dan diskriminasi yang dialami oleh komunitas ragam gender. Stigma dan diskriminasi terhadap komunitas ragam gender adalah masalah global yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan komunitas ragam gender, beberapa Tindakan menunjukan dampak negative yang signifikan dari stigma dan diskriminasi ini, baik dalam kontek sosial, ekonomi, maupun Kesehatan.
Komunitas ragam gender terutama komunitas transpuan mengalami Tingkat stress dalam Kesehatan mental dan fisik, Tingkat kecemasan dan bahkan depresi yang tinggi yang di alami komunitas ragam gender menurut studi dari American Psychological Association, sekitar 40% transpuan melaporkan memiliki ganguan kecemasan.
Sedangkan Diskriminasi juga berdampak pada Kesehatan fisik. Sebuah laporan oleh National Center for Transgender Equality menunjukan bahwa 28% transgender melaporkan memiliki masalah Kesehatan yang tidak diobati karena ketidakmampuan untuk mendapatkan perawatan Kesehatan yang sesuai atau tidak mau mengakses layanan Kesehatan karena takut mendapatkan diskriminas
Dukungan Keluarga sangat penting untuk penerimaan bagi komunitas Ragam gender.
Dari permaslahan yang terjadi yang dialami komunitas ragam gender, Srikandi Pakuan melakukan pertemuan kepada para orang tua/ keluarga yang sudah menerima anaknya bagian dari komunitas ragam gender. Tujuan srikandi pakuan melakukan kegiatan ini adalah Menciptakan ruang aman bagi komunitas ragam gender dalam keluarga, langkah penting untuk memastikan setiap anggota merasa diterima dan dihargai. Kegiatan ini juga membahas beberapa poin diantaranya.
Pendidikan dan kesadaran : melakukan edukasi dan kesadaran bagi keluarga tentang isu ragam gender dan pentingnya inklusivitas, kegiatan ini bisa dilakukan melalui, Sosial Media, atau diskusi terbuka, gunakan sumberdaya seperti workshop, atau konseling untuk meningkatkan dan sensitivitas isu gender.
Melakukan komunikasi terbuka: melakukan dialog dan mendorong komunikasi terbuka tentang identitas gender, pastikan semua anggota keluarga merasa nyaman untuk berbicara tentang pengalaman dan kebutuhan mereka, selain itu juga menjadi pendengar setia bagi komunitas ragam gender, praktekkan m,endengarkan secara aktif dan tanpa menghakimi, serta tunjukkan empati dan dukungan.
Menggunakan Bahasa yang inklusif: gunakan Bahasa yang inklusif dan hindari asumsi berbasis gender dalam komunikasi sehari-hari, penyebutan nama dan pronoun ini, dan hormati serta gunakan nama serta pronoun yang di inginkan oleh anggota keluarga.
Menghargai identitas dan perubahan: pahami bahwa identitas gender dapat berubah seiring waktu dan dukung setiap perubahan dengan penuh perhatian dan hormat, serta rayakan pencapaian dan identitas setiap anggota keluarga dengan cara yang sesuai dan inklusif.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, srikandi pakuan yakin bahwa keluarga dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi semua anggotanya, terutama bagi mereka yang berada dalam spektrum ragam gender.