Ditulis oleh: Aliansi Sumut Bersatu
“…… Apakah cinta masih sama jika kau tahu ujungnya?”
Memetik penggalan lirik lagu dari Donne Maula seakan mengingatkan kita pada pandangan dan kekhawatiran akan sesuatu, sampai mana kita mampu untuk menerima dan senantiasa teguh mencintai keadaan sesuai maupun diluar ekspektasi kita. Jika ditarik ke perbedaan, latar belakang seseorang sangat penting untuk sebagian orang, terutama ketika hendak melamar pujaan hati ke jenjang yang lebih serius. Eits, tapi bukan itu yang sedang kita bicarakan.
Latar Belakang dengan perbedaan pandangan, acapkali menjadi jurang yang sewaktu-waktu dapat meledak bagaikan merapi. Polarisasi akan keberadaan membentuk kubu dan homogen di antara masyarakat kita, terutama dalam hal “Agama”. Di Sumatera Utara, aksi-aksi intoleransi dan diskriminasi masih kental terjadi dimana mengakui kelompoknya lebih “Mayoritas” dibanding yang lain, ajaran dan kebenaran seringkali menjadi boomerang untuk menjalin komunikasi melalui forum-forum public.
ASB-Doc.15/09/2024 | Kunjungan ke rumah ibadah Sikh di Medan
Prasangka menjadi salah satu dampak negatif dari perbedaan, contohnya saja cerita teman-teman kita dari Sikh, alasan mereka memakai turban (Dastar) dipandang aneh dan tak jarang mendapat bully dari teman sebaya mereka. Pengetahuan akan keagamaan tidak hanya berpusat pada apa yang kita pelajari, hal ini baik ketika kita pula mengetahui ajaran dan bagaimana mereka menjalankan ibadahnya, karena dengan mengenal hal tersebut kita dapat memahami dan menghargai perbedaan dari kebiasaan agama yang kita anut.
ASB – Doc.07/09/2024 | Kunjungan Melekat edisi Parmalim
Ragam agama dan keyakinan harusnya bukan memutus jembatan, namun harus menjembatani pertemuan lintas iman di antara pemeluknya masing-masing. Selain itu, diskusi yang digelar harusnya menyediakan ruang aman dan nyaman yang setara bagi semua orang. Pada Challenge yang diambil oleh ASB melalui kolaborasi Campaign x Peacegen menghimpun praktik baik dari pemuda lintas iman yang mempererat persahabatan dan kekeluargaan di tengah keberagaman. Aksi yang menunjukkan keakraban dan pandangan baik terhadap keberagaman adalah sesuatu yang wajib dibagikan dan dibudayakan.
Untuk alasan itu orang muda menjadi sasaran penting dalam tiap kegiatan kunjungan MELEKAT, terutama dalam mengkampanyekan “tidak ada salahnya menjadi berbeda” dalam keberagaman agama di Sumatera Utara. Agama adalah pondasi kita menjadi manusia dan berperilaku sesuai ajaran yang kita percayai, karena kami berharap orang muda peka akan toleransi dan merawat keberagaman, namun sebagaimana kepercayaan itu dapat berbuah, kami tetap memastikan nutrisi dalam hal ini pengetahuan menjadi momok utama untuk menjalin diskusi maupun dialog lintas iman, serta mengingatkan alasan untuk kita mengisi amunisi adalah karena semuanya berhak diterima dan bahagia terlepas dari latar belakang agama yang dipeluk. Melalui kolaborasi Campaign x Peacegen bersama Aliansi Sumut Bersatu (ASB) mendukung 25 orang muda dalam mengenal keberagaman agama untuk Indonesia lebih Inklusi.