#ForABetterWorldID

Kolika Menjadi Wadah agar Anak-anak Tak Tawuran!

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers!

Tawuran menjadi masalah sosial yang meresahkan masyarakat karena punya banyak dampak buruk. Faktanya, menurut laporan Merdeka, tawuran di Jakarta mulai terjadi sejak 1960-an yang biasa dilakukan oleh anak-anak sekolah. Anak-anak di Jakarta melakukan tawuran, bermula dari sikap saling ejek dan klaim yang punya kuasa di salah satu wilayah.

Ini menjadi fenomena yang memilukan. Anak-anak yang menjadi pelaku tawuran, bukan tak mungkin akan mengalami kerugian fisik, hingga nyawa.

Cikal Bakal Terbentuknya Kolika

Tawuran anak-anak yang meresahkan di Jakarta, menjadi awal mula terbentuknya Kolika. Menurut David Daniel Nanulaitta, Ketua Koordinator Pelaksana Harian dan Pelatih Futsal Kolika, Kolika terbentuk pada Februari 2010 karena berawal dari keresahan banyaknya tawuran anak-anak di Jakarta.

Kolika kemudian mengakomodasi anak-anak yang tinggal di Rumah Susun Sindang. Kolika menyediakan fasilitas pendukung untuk belajar dan bermain futsal untuk menarik perhatian anak-anak, agar mereka nggak bermain di jalan dan tawuran.

Di tahun 2016, wilayah pengasuhan Kolika pindah ke area Rawa Badak utara yang menjadi wilayah rawan tawuran.


Tantangan yang Dihadapi Kolika

Saat ini, Kolika menjalankan program pelatihan futsal dengan memberikan pelajaran tema-tema sosial. Tema-tema sosial yang diajarkan berupa: pengambilan keputusan, melakukan komunikasi, dan menjalin hubungan.

Program yang baik untuk perkembangan anak ini, nggak selalu berjalan mulus. Ada permasalahan yang harus dihadapi oleh Kolika.

Masalah yang harus dihadapi, berupa pasang surut anak-anak yang datang untuk berlatih. Menghadapi permasalahan itu, membuat Kolika memutar otak mencari solusi. Biasanya melakukan uji coba tanding dan ikut turnamen.

Nggak berhenti di situ aja, infrastruktur, menjadi tantangan besar yang juga dihadapi. Tempat lapangan anak-anak bermain futsal mengalami kerusakan sejak 2019 dan kualitas udaranya nggak baik karena ada polusi udara dari bau sampah.



image

Dengan kondisi lapangan yang rusak sejak 2019, menjadi latar belakang Kolika mengikuti kampanye #DonasiJamMain dari KDM. Di kampanye itu, Kolika meluncurkan Challenge Bantu RPTRA Rawabadak Utara Perbaiki Lapangan Futsal dan Tiang Gawang yang Rusak.


“Bagaimana perasaan Kolika ikut kampanye sosial dari KDM?”

David Daniel Nanulaitta menuturkan, jika Kolika merasa senang dan terbantu. Sebab, donasi yang didapatkan, digunakan untuk membeli dua buah gawan portable, membeli dua buah jaring target, dan merapikan lapangan dengan semen.

Champ senang mendengarnya. Aksi dari para Changemakers memberi dampak besar untuk anak-anak di Kolika. Selanjutnya, Kolika akan membuat bank sampah yang akan dikelola oleh anak-anak di sana.

Ayo teruskan semangat untuk menciptakan ruang aman dan nyaman bagi anak-anak mengembangkan potensinya. Kamu bisa ikut dan menyelesaikan Challenge Bantu PAUD Melati 4 Jakarta Pusat untuk Renovasi Gedung yang Rusak. Kamu bisa membantu PAUD Melati renovasi gedung sekolah yang udah rusak karena dengan yang didanai Yayasan Dunia Lebih Baik. Yuk, bantu ciptakan pendidikan Indonesia yang berkualitas sekarang juga!



Referensi:

https://www.merdeka.com/jabar/riwayat-tawuran-pelajar-di-jakarta-yang-sudah-ada-sejak-1960-an-dulu-guru-juga-jadi-korban-89310-mvk.html?page=3



heart

Hearts

heart

Komentar

Comment

Done
Download the Campaign #ForABetterWorld app for a better world!
Skyrocket your social impact and let's change the world together.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone