#ForABetterWorldID

Najwa Shihab Mengalami Intimidasi dan Pelecehan Oleh Netizen

profile

campaign

Update

​Hai, Changemakers!

Najwa Shihab, bukan orang asing bagi masyarakat Indonesia. Jurnalis senior yang mendirikan Narasi ini sering menjadi sorotan netizen. Bukan karena aksi kontroversial yang membuat Najwa Shihab menjadi sorotan, melainkan sikap kritisnya kepada penguasa.

Bersumber dari Tempo, Najwa Shihab pernah mendapatkan serangan dari masyarakat akibat melakukan aksi “peringatan darurat”. Dari artikel Universitas Muhammadiyah Jakarta,

poster peringatan darurat pertama kali disebar di media sosial melalui akun @narasitv, @matanajwa, dan @najwashihab. FYI, peringatan darurat menjadi solidaritas masyarakat sipil menentang kepentingan penguasa. Saat itu, terjadi krisis politik dan hukum di Indonesia.

Semenjak membangun solidaritas masyarakat sipil dengan poster peringatan darurat, Najwa Shihab mendapatkan serangan bertubi-tubi. Mirisnya lagi terjadi aksi pembakaran buku Najwa Shihab.

Tak berselang lama dari aksi peringatan darurat, kali ini Najwa Shihab menjadi trending topic di media sosial X yang udah muncul sejak Senin hingga Rabu pagi tadi.

Mengapa Najwa Shihab Diserang di Media Sosial?

Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa netizen menghantamnya?

Dari berita Tempo dan Sindo yang Champ baca, netizen “merujak” Najwa Shihab akibat celetukannya pada saat membawakan acara Narasi pada 20 Oktober 2024. Pada saat itu bertepatan dengan pelantikan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden baru Indonesia.

Di tengah-tengah acara, Najwa Shihab mengatakan, "Gak jadi komersil, sekarang nebeng TNI AU.” Karena pada saat pelantikan Prabowo-Gibran, juga menjadi momen kembalinya Joko Widodo dan istrinya ke Kota Solo dengan pesawat komersial. Tapi akhirnya Jokowi dan istrinya, menggunakan pesawat kenegaraan, Pesawat Boeing 737-800 Next Gen.

Dari celetukan itu, Najwa Shihab mendapatkan kritikan dari berbagai netizen. Pas Champ lihat di X, banyak banget komentar negatif yang sifatnya mengintimidasi.

Akun St***** mengatakan untuk memboikot Najwa Shihab karena dianggap sebagai provokator.


image

Sumber gambar: tangkapan layar x

Komentar Pelecehan Ikut Dilontarkan

Bahkan ada komentar netizen yang menyerang identitas Najwa Shihab. Seperti halnya yang disampaikan oleh UL***** yang meminta Najwa diusir dari Indonesia dan dipulangkan ke Yaman. Atau komentar Se**** yang berujar kalau Najwa banyak ngomong.


image

Sumber gambar: tangkapan layar x

Aneh dan mirisnya lagi, ada komentar yang mengarah pada pelecehan. Sebagaimana komentar CI***** yang menulis: chekin yuk. Kemudian dibalas oleh Ke******, “Udah keriput jir.” Balasan lain ditulis oleh se*****, “Iya ya kayaknya enak.”


image

Sumber gambar: tangkapan layar X

Meski banyak komentar negatif pada Najwa Shihab bertebaran, tak sedikit juga yang memberikan komentar dukungan kepadanya.

Dukungan kepada Najwa Shihab

Co****** menulis kalau Najwa bilang “nebeng” banyak buzzer yang menyerang, tapi saat putra Mulyono yang mengatakan, adem ayem.

Dew***** memberikan tanggapan terhadap apa yang terjadi kepada Najwa Shihab dengan rasa khawatir. Ia khawatir dengan kondisi jurnal saat ini, mengingat wartawan Bocor Alus Tempo pernah mendapatkan teror.

Bahkan, ada yang memperingatkan tentang kondisi lima tahun ke depan akan jauh lebih parah.

Aksi menyudutkan Najwa Shihab mendapat respons darai Komite Keselamatan Jurnalis (KJJ) memberikan. KJJ melihat apa yang dialami oleh Najwa Shihab sebagai ancaman terhadap kebebasan pers.

Erick Tanjung, Koordinator KJJ menduga tindakan penyerangan kepada Najwa Shihab dilakukan oleh buzzer. Erick menilai kebebasan pers pada masa Jokowi memburuk dan masih terus berlangsung di masa awal pemerintahan Prabowo.

Menurutnya jurnalis tak perlu mengalami intimidasi. Jika ada yang kurang puas terhadap produknya, bisa dilakukan dengan cara sesuai dengan peraturan pers, yakni melalui hak jawab.



Jurnalis Perempuan yang Direndahkan

Ancaman terhadap jurnalis Indonesia harus menjadi sorotan publik saat ini. Laporan dari Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) pada Mei 2020 sampai Mei 2021, ada 90 kasus kekerasan pada jurnalis. Angka itu lebih tinggi daripada tahun sebelumnya. Di tahun yang sama, AJI juga mencatat ada 14 teror digital pada jurnalis.

Nani Afrida selaku Ketua AJI menyebut jika kebebasan pers di Indonesia menurun. Sesuai dengan data Reporters Without Borders (RSF) pada 2024, bahwa kebebasan pers Indonesia ada di peringkat 111 dari 180 negara.

Terlepas dari persoalan masalah jurnalis di Indonesia, apa yang terjadi pada Najwa Shihab semakin memperlihatkan jika jurnalis perempuan rawan menjadi korban perundungan digital.

Penelitian UNESCO/ICFJ pada 2022 yang mewawancarai 900 jurnalis dari 125 negara, hampir tiga perempat jurnalis perempuan mengatakan pernah mengalami kekerasan atau pelecehan secara online.

Serangan daring yang dihadapi berupa penghinaan, komentar seksis dan seksual, ancaman fisik, dan ancaman pembunuhan. Serangan lain yang dihadapi berupa peretasan dan pemblokiran akun.

Kalau mau dispesifikkan di Indonesia, riset AJI bersama Pemantau Regulasi dan Regulator Media dan didukung International Media Support di bulan September sampai Oktober 2022 menunjukkan 82,6 persen jurnalis perempuan di Indonesia mengalami kekerasan seksual.

Riset yang dilakukan kepada 852 jurnalis perempuan di 34 provinsi itu juga memperlihatkan kalau kekerasan seksual kepada jurnalis perempuan, 37 persen dilakukan melalui daring.

Sedih banget deh, Champ. Soalnya beberapa netizen menulis komentar merendahkan hingga mematikan karakter seseorang.. Terlihat, kritik yang mereka lontarkan, nggak mengkritik argumen dari Najwa Shihab, justru menyerang sisi personal yang tak ada kaitannya.

Jangan sampai, perempuan dan jurnalis perempuan terus-menerus hidup dalam ketidaknyamanan. Yukubah pola pikir masyarakat tentang perempuan dengan pendidikan yang baik. Dari pendidikan, pemikiran yang berkualitas bisa tercipta.

Agar anak-anak bisa belajar dengan baik, perlu tempat belajar yang baik. Champ mau ajak kamu ikut Challenge Bantu PAUD Melati 4 Jakarta Pusat untuk Renovasi Gedung yang Rusak. Jangan lupa diselesaikan untuk membuka donasi Rp25 ribu yang didanai Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi nantinya digunakan untuk memperbaiki bangunan yang rusak. Yuk, buat kebaikan untuk pendidikan Indonesia!



Referensi:

https://www.voaindonesia.com/a/jurnalis-perempuan-kerap-menjadi-sasaran-utama-perundungan-daring/7578714.html

https://www.voaindonesia.com/a/kekerasan-terhadap-jurnalis-masih-jadi-ancaman-kebebasan-pers-di-indonesia/5875983.html

https://www.suaraindo.id/2024/09/aktivis-menilik-kebebasan-pers-di-ujung-pemerintahan-jokowi/

https://seleb.tempo.co/read/1934012/diserang-netizen-tiktok-karena-sentil-jokowi-buku-buku-najwa-shihab-dibakar

https://nasional.sindonews.com/read/1479781/15/duduk-perkara-najwa-shihab-dirujak-netizen-gegara-nyeletuk-jokowi-nebeng-pesawat-tni-au-1730106609/10

https://www.suara.com/news/2024/10/29/164817/najwa-shihab-dirundung-di-medsos-akibat-sebut-jokowi-nebeng-pesawat-au-kkj-kita-melihat-serangan-buzzer

https://aji.or.id/informasi/riset-aji-pr2media-826-persen-jurnalis-perempuan-indonesia-mengalami-kekerasan-seksual

https://www.instagram.com/p/DBsiz7PSgh3/?igsh=MWRxZjlwNzVnNTFweA%3D%3D&img_index=4



heart

Hearts

heart

Komentar

Komentar

Done
Download aplikasi Campaign #ForABetterWorld untuk dunia yang lebih baik
Tingkatkan dampak sosialmu dan mari mengubah dunia bersama.
img-android
img-playstore
img-barcode
img-phone
img-phone