Hai, Changemakers!
Masyarakat menanti pelaksanaan program makan bergizi gratis di era pemerintahan Prabowo-Gibran. Penantian masyarakat merupakan kewajaran. Pasangan yang mengusung jargon “oke gas” itu, menggembar-gemborkan makan bergizi gratis sebagai janji politiknya.
Mendekati penutupan tahun 2024, program makan bergizi gratis mulai menemui titik terang. Itu terjadi setelah Prabowo mengumumkan mengenai anggaran program makan bergizi gratis pada 29 November, bersamaan keputusan kenaikan upah minimum nasional di Istana Kepresidenan.
Prabowo menyatakan kalau anggaran program makan bergizi gratis sebesar Rp10 ribu per porsi. Prabowo mengakui jika anggaran untuk program unggulannya mengalami penurunan.
Semula, pemerintah menetapkan anggaran sebesar Rp15 ribu. Tapi pada akhirnya, pemerintah menetapkan anggaran makan bergizi gratis menjadi Rp10 ribu. Alasannya, karena kondisi anggaran yang nggak memadai.
Mengutip CNBC Indonesia, Dadan Hindayana, Kepala Badan Gizi Nasional, menyebutkan bahwa penetapan anggaran Rp10 ribu berasal dari rata-rata hasil uji coba. Dia turut mengatakan pada kawasan tertentu, bisa lebih dari Rp10 ribu.
Sumber gambar: Merdeka
Penurunan anggaran menjadi Rp10 ribu, memunculkan pertanyaan besar di masyarakat: apakah cukup untuk memenuhi gizi?
Penilaian dari Pihak Pemerintah
Hasan Nasbi, selaku Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, harga Rp10 ribu dapat memenuhi 600 sampai 700 kalori. Apa yang disampaikan Hasan Nasbi, berdasarkan uji coba makan bergizi gratis di Jawa selama hampir satu tahun. Tanggapan serupa juga dilontarkan oleh Cak Imi selaku Menko Pemberdayaan Masyarakat.
Bersumber dari Tempo, Muhadjir Effendy ikut memberi respons. Pria yang menjabat sebagai Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu menilai anggaran Rp10 ribu untuk makan bergizi gratis dianggap layak. Menurut Muhadjir Effendy di kawasan tertentu, anggaran Rp7.500 di udah terbilang besar.
Bagaimana pemerintah mengefisiensikan anggaran Rp10 ribu untuk menghasilkan makanan bergizi?
Bersumber dari VOA Indonesia, Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden, Dedek Prayudi menjelaskan langkah yang akan dilakukan pemerintah. Efisiensi dilakukan dengan membeli langsung bahan baku untuk makan bergizi gratis dari produsen dengan jumlah besar, sehingga bisa menekan biaya.
Tanggapan Berbeda Mengenai Pemenuhan Gizi
Meski dari pihak pemerintah memberikan sikap optimis, berbeda halnya dengan respons akademisi dan pengamat.
Mengutip VOA Indonesia, Pakar Gizi Unair, Qonita Rachmah, menilai anggaran Rp10 ribu berpotensi memenuhi gizi dengan syarat: menggunakan bahan lokal, menekan biaya transportasi distribusi, dan menggunakan tenaga lokal. Kendati, Qonita Rachmah masih menilai cara-cara tersebut masih sulit menyediakan makanan yang bergizi.
Dari sisi ekonomi, Ekonom CORE Indonesia, Yusuf Hendry memberikan komentar. Dia menilai jika turunnya anggaran program makan bergizi gratis karena pemerintah harus membagi anggaran pelaksanaan dengan program lainnya.
Peneliti Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS), Muhammad Anwar mengatakan kepada Trito, kalau anggaran Rp10 ribu nggak logis untuk memenuhi gizi yang ideal. Apalagi harga bahan pangan terus meningkat.
Tirto turut mewawancarai Ketua Koperasi Warteg Nusantara, Mukroni. Mukroni khawatir terkait kualitas gizi yang akan diterima anak-anak dengan anggaran Rp10 ribu.
Sikap pesimis terkait gizi yang akan didapat dengan anggaran Rp10 ribu turut ditunjukkan aktor Fedi Nuril. Dia bertanya-tanya di akun X, dengan uang Rp10 ribu apakah cukup memenuhi makanan bergizi bagi anak dan ibu hamil?
Kritik dan Ucapan Makasih Netizen
Tanggapan Fedi Nuril, justru mendapat nyinyiran dari netizen.
Di media sosial, terbelah menjadi dua pandangan terkait kebijakan anggaran makan bergizi gratis. Ada yang mendukung dan mengkritik.
Netizen yang mendukung, menilai jika langkah pemerintah menjadi angin segar karena bisa membantu gizi anak-anak.
Salah satu komentar ditunjukkan oleh put*** “Gpp,, pak alhamdullilah banget udh peduli sama gizi anak Indonesia,, semoga programnya berjalan lancar pak,,”
Sumber gambar: tangkapan layar Instagram
Netizen yang mengkritik, melihat anggaran Rp10 ribu, nggak bisa untuk memberikan kualitas gizi nantinya. “10k = soto + gorengan 1 + karak 1 + es teh tawar.. jan segir enakkkk,” tulis cic***
Sumber gambar: tangkapan layar Instagram
Menariknya, ada juga netizen yang menyangkut pautkan dengan tindakan korupsi. Ada yang menilai, menurunkan harga menjadi Rp10 ribu untuk menekan potensi dikorupsi. Meskipun ada juga yang masih was-was, anggaran Rp10 ribu masih rawan untuk dikorupsi.
Champ nggak bisa membayangkan kalau anggaran Rp10 ribu dikorupsi, nanti mereka akan mendapatkan apa? Pemerintah seharusnya udah menyiapkan sistem penyaluran dana dengan baik dan rapi untuk menghindari tindakan korupsi. Jangan lupa juga, pemerintah harus benar-benar memberikan makanan yang layak dan bergizi dengan anggaran Rp10 ribu per porsi. Agar masyarakat benar-benar bisa merasakan dampaknya.
Kamu juga bisa membantu anak-anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang nyaman, baik, dan berkualitas. Caranya, ikut dan selesaikan Challenge dari kampanye #BantuSekolahYuk2. Setiap menyelesaikan Challenge, akan membuka donasi Rp25 ribu yang didanai Yayasan Dunia Lebih Baik. Donasi akan digunakan masing-masing sekolah untuk proses pendidikan jadi lebih baik. Yuk, bersama membangun pendidikan yang baik!
Referensi:
https://www.suara.com/entertainment/2024/12/02/140702/fedi-nuril-heran-prabowo-kasih-rp10-ribu-untuk-makan-bergizi-gratis-ahli-gizi-dicolek-apa-mungkin https://tirto.id/mustahil-cegah-stunting-bila-dana-makan-bergizi-hanya-rp10-ribu-g6n5 https://www.detik.com/bali/berita/d-7666584/anggaran-makan-bergizi-gratis-tetap-rp-71-triliun-meski-jadi-rp-10-ribu-porsi
https://www.cnbcindonesia.com/news/20241202193420-4-592811/makan-bergizi-gratis-bisa-tak-mentok-di-rp-10-ribu-bisa-lebih
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20241202174818-20-1172987/menko-muhaimin-yakin-anggaran-makan-bergizi-gratis-rp10-ribu-cukup
https://www.cnbcindonesia.com/news/20241202193420-4-592811/makan-bergizi-gratis-bisa-tak-mentok-di-rp-10-ribu-bisa-lebih