Hai, Changemakers!
Keindahan alam Papua rasanya tak perlu diragukan lagi. Gunung dan lautnya sangat memukau. Bukan hanya keindahan alamnya, kekayaan kuliner di Papua juga menjadi alasan mengapa negara yang berada di Timur Indonesia itu layak untuk menjadi destinasi wisata.
Perempuan Papua Rentan Menjadi Korban Kekerasan
Kendati memiliki keindahan alam dan kekayaan kuliner, ada fakta yang memilukan mengenai perempuan Papua. Dalam aspek gender, perempuan Papua masih menjadi subjek kekerasan dari dulu hingga sekarang. Fakta miris mengenai kekerasan kepada perempuan Papua dilaporkan oleh International NGO Forum on Indonesian Development.
Di artikelnya menjelaskan, semenjak Papua menjadi bagian dari Indonesia di tahun 1963 hingga sekarang, perempuan rentan menjadi korban kekerasan.
Kekerasan yang menimpa perempuan Papua disebabkan oleh konflik yang terjadi di sana. Selain itu, pasangan atau keluarga menjadi faktor penyebab kekerasan kepada perempuan di Papua.
Mengejutkannya lagi, perempuan Papua menjadi korban kekerasan karena dampak dari kebijakan aparat negara dan konflik lahan.
Pertanyaannya, mengapa perempuan Papua tak melakukan perlawanan? Champ menemukan jawaban dari media DW–Menurut Frida Tabita Klasin, aktivis Papua Women’s Group, perempuan terjebak pada sistem adat yang bersifat patriarki dan penyampaian pendapat di ruang publik mengalami pembatasan.
Sumber gambar: DewiKu
Kemelut Ekonomi Perempuan Papua
Dalam aspek ekonomi, perempuan Papua juga berada dalam kondisi yang kurang baik. Seperti yang dikatakan oleh Natalia Yewen dari Yayasan Pusaka Bentala Rakyat yang menjelaskan jika perempuan adat Papua menjadi korban dari sistem ekonomi modern. Itu terjadi karena hak perempuan atas tanah, hutan, dan kekayaan alam mengalami pengontrolan dengan serampangan.
Menurut laporan CEDAW Papua, perampasan alam yang dilakukan secara langsung maupun tak langsung, membuat perempuan Papua terjebak pada konflik. Padahal, mereka harus masuk dalam sistem ekonomi.
Problem tentang ekonomi perempuan Papua dipaparkan oleh penelitian dari AlChassanah dan Ekaria mengenai kemiskinan multidimensi perempuan Papua di 2020. Dari studi kuantitatifnya menemukan ada 70,3532 persen perempuan produktif Papua mengalami kemiskinan multidimensi. Artinya, banyak perempuan produktif di Papua yang kesejahteraan hidupnya masih belum mapan.
Kontradiksi yang Terjadi
Benang kusut ekonomi yang menimpa perempuan Papua menggambarkan kontradiksi. Soalnya Papua memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan sebagai nilai ekonomi. Contoh kecilnya adalah kopi Wamena yang memiliki cita rasa unik dan berkualitas.
Apalagi menurut berita dari RRI, UMKM di Papua terus mengalami peningkatan. Rata-rata peningkatannya, sekitar 200 UMKM per tahunnya.
Tapi kenapa ekonomi perempuan Papua masih belum baik?
Kalau menurut riset dari AlChassanah dan Ekaria. perempuan di Papua masih banyak yang mengenyam pendidikan formal kurang dari sembilan tahun.
Minimnya pemberdayaan pada perempuan juga menjadi faktor lain. Seperti artikel dari SeputarPapua, pemberdayaan pada perempuan masih rendah.
Pendidikan dan pemberdayaan menjadi aspek penting bagi kehidupan. Dari dua komponen itu, manusia bisa berkembang menjadi baik dan bisa beradaptasi dengan dinamika zaman.
Kabar baiknya, Kopernik dan Campaign akan menyelenggarakan pemberdayaan kepada UMKM perempuan Papua, khususnya Sentani. Akan seperti apa? Pantengin terus, ya!
Referensi:
https://www.aman.or.id/news/read/Suara%20Perempuan%20Adat%20Papua:%20Kami%20Masih%20Mengalami%20Kekerasan%20dan%20Diskriminasi
https://seputarpapua.com/view/rendahnya-pemberdayaan-perempuan-dan-anak-di-papua-mrp-faktor-ekonomi-dan-pendidikan.html
https://infid.org/perempuan-papua-melawan-kekerasan-yang-dilanggengkan-negara/
https://arsip.jubi.id/perempuan-papua-akses-terhadap-sda-dan-ekonomi/
https://www.dw.com/id/dinamika-persoalan-papua-perempuan-anak-muda-dan-otsus/a-57418861
https://www.rri.co.id/daerah/190180/jumlah-umkm-di-papua-meningkat-signifikan-tiap-tahun
AlChasanah, F.Z.,Ekaria. 2022.Determinan Kemiskinan Multidimensi Perempuan Berusia Produktif di Pulau Papua Tahun 2020 (Determinants of Multidimensional Poverty of Women of Productive Age in Papua Island in 2020). Seminar Nasional Official Statistics 2022.